❛❛Boleh menangis, tapi dilarang menyerah!"
˚*・༓☾ᴜᴍʙʀᴇʟʟᴀ ᴘᴜɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ🚩
Sederhana, ini cerita anaknya Alzheigara yang berarti cucunya Agraven. Penasaran bagaimana kisahnya? Langsung baca aja.
Tidak suka? Tinggalkan‼️
Jangan baca cerita ini jika kar...
"Tidak ada gunanya menyesali apapun yang telah terjadi. Tidak dapat diubah, tidak dapat dibatalkan, bahkan terkadang tidak dapat dilupakan. Anggap itu sebagai pelajaran, kenangan dan tetap lanjutkan hidup."
✧◝12 K E N T A N G◜✧
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"APA?!"
"Heh, kenapa teriak? Nanti yang lain kebangun." Alzhei menegur putri sulungnya yang berteriak dengan keras di jam sebelas malam setelah mendapat jawaban darinya.
"Masa Papa nggak ingat besok itu hari apa?" Alsya cemberut, bibirnya langsung melengkung ke bawah sebab kecewa dengan jawaban yang sangat tidak ia harapkan dari sang Papa. Gadis itu kemudian membuang muka seraya melipatkan tangannya di depan dada.
Alzhei yang tadinya berdiri kini duduk di samping putrinya. "Papa ingat besok itu hari apa," jawab Alzhei tersenyum.
Bibir Alsya yang tadinya cemberut sekarang mulai tersenyum penuh harap.
"Beneran, Papa, ingat?"
Alzhei mengangguk. Pria itu mengkode anaknya agar berbaring, dengan patuh Alsya menurut. Alzhei pun dengan segera menyelimutinya.
"Besok itu hari Senin. Sekarang anaknya Alzhei harus tidur cepat, besok kamu harus berangkat pagi, karena kamu masih dalam masa orientasi sekolah. Nanti kalau sampai telat, jangan rewel ke Mama kalau seandainya dihukum," jawab Alzhei memperingati.
Bibir Alsya kembali cemberut. Ia kesal. Tidak mau mendengar apa pun yang dikatakan oleh Alzhei lagi, ia pun segera membungkus tubuhnya dengan selimut hingga menenggelamkan seluruh tubuh mungilnya.
Melihat itu Alzhei terkekeh.
"Aca sayang," panggil Alzhei dengan lembut. "Jangan ngambek, dong, Papa mau ngomong sesuatu sama kamu," lanjut Alzhei.
"Tadi katanya suruh Aca tidur." Alsya menyahut dari balik selimut.
"Sebentar aja," pinta Alzhei.
Akhirnya Alsya mengalah. Ia menyingkirkan selimut yang tadi menyembunyikan wajahnya hingga Alzhei melihat ekspresi garang menggemaskan sang putri.
"Anaknya Alzhei umurnya udah berapa?"
Mendapat pertanyaan semacam itu membuat Alsya mengulum senyum. Itu tandanya sang papa tidak melupakan besok adalah hari penting untuknya.
"Besok udah 14 tahun, Pa," jawab Alsya berbinar. "Berarti Papa ingat besok Aca ulang tahun?" lanjutnya begitu antusias.
"Masa iya Papa lupa," jawab Alzhei sambil terkekeh.
Alsya segera memeluk Alzhei dengan erat. Alzhei pun membalas pelukan sang anak dengan sayang.
"Papa terbaik!" seru Alsya.
"Anaknya Alzhei udah besar sekarang. Harus pinter jaga diri mulai dari sekarang, ya," pesan Alzhei.
"Kan ada, Papa, yang selalu jagain Aca. Nyamuk aja nggak berani dekat ke Aca, apalagi bahaya," balas Alsya. Kepala gadis itu sekarang bersandar pada bahu pelindungnya tersebut.