02 || Identitas

56K 3.5K 2.3K
                                    

Disarankan untuk baca cerita ALZHEIGARA dulu, biar nggak bingung karena mungkin 2 part ini masih nyangkut masalah orang tuanya. But, masih bisa dipahami kok(semoga). Mungkin nanti ada beberapa part yang dipublish di tempat lain tentang Alzheigara dan Visya, nggak enak kalau mereka numpang di sini, karena ini bukan kawasan mereka lagi

Okyyyy. Setelah ini langsung vote biar nggak lupa.
_________________________________________

_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama manggil aku anaknya Aljeigala."

Untuk beberapa saat otak Alzheigara ngebug. Ia lupa cara berpikir.

Tepukan dari Yonio di bahunya langsung mengembalikan jiwa pada raganya.

"Coba ulangi lagi, Mama kamu manggil kamu apa?" tanya Alzhei mengulang pertanyaan. Ia berharap bahwa ia tidak salah dengar.

Anaknya Aljeigala? Aljeigala? Apa Alzheigara maksudnya? Pikirnya.

"Mama manggil aku anaknya Aljeigala, kata Mama ...."

"Kata Mama?" ulang Alzhei karena sudah mati penasaran.

"Kata Mama, nama Papa aku Aljeigala."

Terdiam seribu bahasa. Yonio yang tadinya acuh langsung ikut mendekat.

"Apa, Dek? Aljeigala nama Papa kamu?" tanya Yonio.

Anak kecil itu menggeleng, "Bukan!"

"Lah, terus? Tadi kamu bilangnya Aljeigala," balas Yonio.

"Aljeigala!"

"Alzheigara?" tanya Alzhei.

Anak kecil itu langsung mengangguk antusias.

Alzheigara tidak tau apa yang bisa ia katakan sekarang. Laki-laki itu terlalu shock.  Kakinya terasa lemas mendadak.

"Kata Mama, sebental lagi kami akan beltemu--"

"Astaga, Sayang, ternyata kamu di sini!" seru wanita yang baru saja keluar dari minimarket dengan wajah cemas.

"Oma khawatir banget. Lain kali jangan jauh-jauh dari Oma, ya, kamu belum kenal dengan daerah sini, Sayang," lanjut wanita itu, kemudian memeluk gadis kecil tersebut hingga genggaman tangan dengan Alzhei terlepas.

Alzheigara sontak merasa ada yang bilang, hatinya merasa ganjil ketika tangan anak itu terlepas dari tangannya.

"Oma lama, aku bosan," jawab gadis kecil itu mencebikkan bibirnya.

"Mirip banget," gumam Alzhei tanpa didengar siapapun.

"Hujannya udah reda, ayo pulang. Mama kamu sendirian nunggu di mobil, lagian ini hujan kenapa mendadak-HUJAN?!" tiba-tiba saja wanita itu berteriak. Alzhei, Yonio maupun gadis kecil tanpa nama itu terkejut.

"Kenapa, Oma, teliak-teliak?"

"Ini hujan, aduh Mama kamu, Sayang."

"Mama di mobil, ndak kehujanan. Mama ndak takut hujan kok, Mama suka hujan," ucap anak kecil itu.

 𝐔𝐌𝐁𝐑𝐄𝐋𝐋𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang