01 || Anak Aljeigala?

82.8K 4.2K 2K
                                    

[.] THIS STORY IS FICTIONAL
Nama, tempat dan waktu hanya fiktif belaka

___________________________________________

18 Desember 2028

"Dorr!!"

Seorang wanita muda dengan bunga krisan di tangannya langsung mengernyit heran. Ia baru saja mengagetkan anak kecil perempuan yang baru delapan hari lalu menginjak usia empat tahun. Namun, anak yang biasanya ceria itu kali ini nampak murung.

"Anaknya Alzhei kenapa, hm? Mama ada salah, kah?" Wanita itu meletakkan bunga krisan di tangannya ke atas meja. Kemudian ia duduk di depan sang anak yang lagi menumpukan wajah di atas meja bundar di antara mereka. Tubuh anak itu tidak terlihat, sebab meja tersebut lumayan tinggi untuk ukuran tubuhnya yang mungil.

"Hei, ada apa, Sayang? Kenapa cemberut?" tanya wanita itu lagi dengan lembut. Tangannya mencolek pipi sang anak yang lumayan gembul.

"Mama, Ozawa-chan ...."

Kening wanita yang sudah hidup di dunia selama 23 tahun itu mengernyit.

"Ozawa kenapa, Sayang?"

"Dia main sama Otou-san. Mau juga, Mama," jawabnya semakin cemberut.

Otou-san : Ayah

Wanita yang merupakan Mama dari anak yang kini tengah cemberut tersebut bernama lengkap Elaine Daisya Fandarez, tapi kerap dipanggil Visya. Ia menghela napas lelah.

"Anak cantiknya Mama punya papa kok, nggak cuma Ozawa yang punya papa. Tidak usah sebal sama Ozawa, ya," ucap Visya sedikit membujuk.

"Telus di mana papa?"

Bibir Visya langsung terkatup rapat ketika mendapat pertanyaan sedemikian.

"Eh, ada Onuma-san! Tumben datang ke sini?" Visya merasa bersyukur sebab wanita yang tidak jauh lebih tua darinya itu datang ke dalam toko bunganya tepat waktu.

"Hai, Sya, aku ingin membeli bunga mawar untuk adikku," jawab wanita berkulit putih dengan mata sipit tersebut. Ia duduk bergabung di samping Visya.

"Ah, baiklah. Akan aku siapkan," jawab Visya dengan senang. Wanita itu segera bangkit, tapi sebelum itu ia menitipkan anaknya pada teman sekaligus tetangga yang bernama Onuma tersebut.

"Sayang, Mama tinggal dulu, ya. Kamu sama Bibi dulu," pesan Visya dan diangguki sang anak.

"Cantik, kamu kenapa cemberut?" tanya Onuma setelah Visya beranjak. Wanita itu menggunakan bahasa Jepang, tapi anak kecil itu tetap mengerti apa yang dia katakan. Mendapat gelengan kepala membuat Onuma bingung, tidak biasanya anak kecil itu nampak murung.

Onuma memilih diam dan tidak akan menggangu anak kecil di depannya sekarang, sebab jika sampai anak itu menangis, ia tidak tau cara membujuknya. Kata Visya anaknya susah dibujuk jika sudah menangis. Hal itu membuat Onuma tidak berani. Lebih baik cari aman, pikirnya.

Tidak lama dari itu Visya selesai mengerjakan pekerjaannya. Bunga mawar yang diinginkan Onuma telah siap ia karang.

"Wah, Visya. Ini sangat cantik, sama sepertimu," ucap Onuma memuji. Visya hanya tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

"Visya, sebentar lagi libur musim semi, kamu ada rencana ke mana?"

Visya terdiam sejenak setelah mendapatkan pertanyaan sulit dari Onuma.

"Aku berharap bisa pulang ke Indonesia," jawab Visya tersenyum.

"Semoga harapanmu segera tercapai. Aku akan pulang sekarang, terima kasih bunganya. Sudah aku transfer, ya," ujar Onuma.

 𝐔𝐌𝐁𝐑𝐄𝐋𝐋𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang