PERASAAN

6 4 1
                                    

Welcomebek minnaa

Seperti biasa, vote dan komen kalian semangatku

HAPPY READINGG ZEROVERSS...

»»---->GEORA<----««

"WOY!!".

Suara itu sangat menggelegar di seluruh kantin sekolah.

Arga dan Afan yang sedang berbincang, kini mengalihkan pandangannya ke arah sang suara.

Mereka berdua terkejut saat melihat objek yang mereka tuju, di sana terdapat Maudy dan anak OSIS lainnya, mereka semua berdecak pinggang sambil menatap ke arah perempuan yang tercebur ke dalam kolam ikan di taman dekat kantin.

"MAKSUD LO APA? DATANG DATANG DORONG GUE GITU AJA". Teriak gadis yang basah kuyup itu, yang ternyata adalah Raya.

"Ck, lo gak usah sok polos deh, lo kan yang ambil uang kas bendahara OSIS, ngaku lo". Tukas Maudy.

"Lo ngomong apa sih geblek, gue gak pernah ngambil barang yang bukan hak gue". Sarkas Raya dengan nada yang kini naik satu oktaf.

"Gak us___"

"Stop!!".

Tiba tiba saja, suara seorang laki laki membuat bungkam semua orang yang sedang melihat pertengkaran itu.

"Kalian kenapa teriak teriak?, gak liat apa tanda Keep Silent Please hah?". Bentak Alagra dengan amarah yang memuncak.

"Nih, lo liat orang ini, dia udah ngambil uang kas bendahara OSIS". Ujar Maudy sambil menunjuk ke arah Raya.

"Sumpah demi Al, gue gak pernah ngelakuin hal sekeji itu, kalau bener gue yang ambil, mana buktinya?, coba liatin". Ketus Raya.

Maudy dengan sigap langsung mengambil handphone dari saku bajunya.

"Nih, gue punya bukti dari CCTV di ruangan sekretaris". Tukas Maudy sambil memperlihatkan sebuah video dari handphone nya.

Semua mata tertuju pada satu benda yang sedang di pegang Maudy itu. Di video itu terpampang jelas sekali seorang siswi yang mengendap endap masuk ke ruangan, ia memakai hoodie berwarna biru dongker dan masker hidung di wajahnya.

Memang, perawakannya mirip seperti Raya, dan memangnya yang mempunyai hoodie berwarna biru dongker hanya Raya saja?, tidak masuk akal bukan?.

"Lo semua liat kan? Dia yang curi uang kas bendahara OSIS, seharusnya dia malu, kan dia juga OSIS!". Seru Maudy dengan suara lantangnya.

"Sumpah gak nyangka banget!"

"Eh padahal bokapnya orang kaya lho"

"Wah ternyata bermuka bunglon weh"

Suara cacian itu terlontar begitu saja dari mulut siswa dan siswi yang sedang melihat aksi Maudy, seakan akan mereka sedang menonton drama.

"Raya,...bener yang di omongin Maudy?". Tanya Alagra meyakinkan.

"Sumpah Al, gue gak pernah nyuri uang itu, lagian kemarin gue gak ke sekolah, gue di rumah!". Jelas Raya.

Ya, memang benar, setau Alagra, Raya tak ke sekolah kemarin, hanya ada ia, Maudy, Rena, dan Gendis.

"Terus video itu dari mana?". Tanya lagi Alagra pada Maudy. Maudy dan teman temannya hanya diam gak berkutik.

"Anu... ini, gue dapet rekaman dari CCTV di ruangan sekretaris kak, gue ambil video ini tadi pagi,Kalo bukan Raya, terus siapa? Gk mungkin anak OSIS juga kan kak?".

"Heh, jaga omongan lo__"

"Berapa uang yang ilang?..".

Perkataan Raya terpotong oleh sahutan seseorang yang tak jauh dari tempat Raya berdiri.

Ya, itu adalah Arga, semua orang langsung mengarahkan pandangan mereka pada cowok itu.

"Gue yang bayar!". Celetuk Arga.

Afan yang berdiri di sebelah Arga kini merinding entah kenapa, ia hanya tak menyangka apa yang baru saja Arga katakan.

"Ar...lo serius?". Tanya Afan masih tak percaya.

Arga tak menghiraukan pertanyaan Afan, kini ia berjalan menghampiri Maudy dan teman temannya.

"Tuh, ambil". Serunya, dengan enteng ia memberikan amplop berwarna coklat pada Maudy. Gadis itu hanya terdiam.

Begitu juga dengan Raya yang basah kuyup, ia masih terheran dengan tingkah laku cowok itu, dekat saja tidak, apa lagi kenal.

"Oke, thanks, lain kali kalo cewek itu bikin salah, lo yang tanggung ya, bye". Maudy dan teman temannya pun langsung pergi setelah mengatakan kata kata itu.

"Bubar, jangan ada yang di sini lagi". Sahut Alagra memerintah, semua orang yang tadi hanya melihat dan menonton itupun pergi dan berlalu lalang.

Saat Arga hendak pergi, tiba tiba saja ada seseorang yang memegang pundaknya dari arah belakang.

"Lo kira gue apaan?". Tanya seorang gadis yang tak lain adalah Raya.
Arga menoleh, lalu menghadap pada gadis itu

"Maksud lo?". Tanya Arga.

"Lo ngasih uang itu ke Maudy, dan secara nggak sengaja, lo ngerendahin diri gue di depannya, seakan akan gue itu rakyat jelata tau gak, keren lo begitu?!". Sarkas Raya.

"Gue cuma mau bantu, bukan merendahkan".

"Ya sama aja, gue gak butuh bantuan__".

"Mau gue cium lo?".

Deg!!

Jantung Raya seakan ingin lepas dari tempatnya, entah perasaan apa ini?, jarang sekali ia merasakan hal ini, apa lagi dari orang yang tak di kenalnya.
Wah, mungkin orang itu sudah tidak waras.

"Ganti baju lo".

Argapun pergi dengan serekan di matanya di sertai serekan dari mata tajamnya yang mengintimidasi.

"Gue sumpahin lo bakal tunduk sama gue, Arga!".

                   »»---->GEORA<----««
 

 

Hello minna....
Lanjut ke next chapt ya bye.....

Maap dikit

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GEORA [ Diam Adalah Caraku Untuk Mencintainya ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang