Maaf ya sering up lama belakangan ini, soalnya aku sibuk buat persiapan UAS.MAAF JUGA BUAT CHAPT INI, KARENA CUMA SEDIKIT
JANGAN BOSEN BOSEN NIMBRUNG DI LAPAK INI YA
YO MINNA HAPPY READING!
»»---->GEORA<----««
Eagle Motorcycle Gang
Anda,Alagra,Afan........Afan :
Instastory si Altha
Kenapa dah? Sad mulu dari
KemarenAltha :
Daripada lo, post foto cewek mulu,
Panesa mau lo kemanain fan?
Tobat fan, udah akhir zaman0831******** :
Tau tuh, kasian sohib gue
Arga. Makhluk itu hanya menyimak pembicaraan teman temannya, kini ia sedang terpaku dengan nomor yang tak di kenalinya, apakah itu nomor Raya?.
Arga belum meng-save-semua nomor para anggota geng motor EMG, di karenakan ia masih baru di grup chat itu.
"Gue gak bakal nyerah, sebelum gue tau lo itu siapa Araya!". Serunya dalam hati.
Sejak pulang sekolah, Arga hanya memikirkan perihal Notebook Raya yang ia rusak 3 hari lalu.
Bukannya Arga tak mau menggantikannya, melainkan Arga sedang mencari tahu siapa Raya yang sebenarnya, melihat wajah dan tutur katanya saja, Arga yakin, bahwa Rayalah yang selama ini ia cari. Maybe.
Notebook itulah yang mungkin nantinya akan berpengaruh,Sesuai perkataan teman temannya, Raya adalah orang yang jutek dan bodo amatan dengan lingkungan sekitarnya.
Dan jika Arga memberikan Notebook pada Raya, mungkin gadis itu tidak akan lagi lagi menghampirinya.
Entahlah, mengapa kini ia sangat memikirkannya. Belum tentu juga Raya adalah gadis yang ia cari selama ini.
"Arga, udah dulu main HP nya, kita makan bareng ya!".
Seruan itu berhasil membuat lamunan Arga buyar. Itu adalah suara Natasha Mamanya, yang berasal dari dapur rumah.
"Iya mah, sebentar".
Argapun langsung beranjak dari sofa. Dan langsung menuju ke dapur.
Sepulang sekolah tadi, Arga menyempatkan diri untuk menjenguk mamanya di rumah yang berbeda darinya, kenapa?, karena Natasha, mamanya dan Vano, papanya Arga sudah cerai dua tahun yang lalu.
Jadi hak asuh Arga dan Raga jatuh pada Vano, dan itulah alasan mengapa Arga di pindah sekolahkan di sekolah ternama, yaitu SMA GARUDA CENDIKIA.
"Kakak!". Teriak anak laki laki yang sedang berlari kecil ke arah Arga, ia hanya tersenyum saat anak laki laki itu berlari sambil membawa mainan pesawat terbang di tangan mungilnya.
"Udahan mainnya?".
"Iya, capek".
Seruan polos itu sangat hangat jika di dengar Arga.
Azka, adik kandungnya yang berusia Lima tahun itu terlihat lucu dan tampan, rambutnya yang berwarna coklat kehitaman, membuatnya semakin di sukai banyak mata yang melihatnya.
"Kakak, kakak tau gak cita cita Azka mau jadi apa?". Tanya Azka polos.
"Apa?".
"Azka mau jadi pilot kalo udah besar, kata bu guru, kalo jadi pilot itu bisa terbang lho ke awan, pasti asyik, nanti Azka bawain awan buat kakak, kak Raga sama mama!". Jelas Azka.
"Oh ya?, emang bisa?".
"Bisa dong, Azka gitu lho".
"Janji ya kalo Azka bakal bawain awan buat kakak, kak Raga dan Mama, tapi kalo papa jangan, dia jahat".
Azka hanya menganggukan kepalanya, ya walaupun di umurnya yang masih kecil, tapi Azka mengerti dengan arah pembicaraan Arga.
"Yaudah kita samperin mama ke dapur yuk". Ajak Arga pada Azka.
Arga mengacak rambut Azka yang halus,wajah Azka sangat tak beda jauh dari Arga, tapi mengapa Raga sangat beda dengan mereka.
Bulu matanya yang lentik,hidungnya yang mancung, kulitnya yang putih dan mata coklatnya yang menyala membuat Azka tak bosan untuk di pandang, Arga juga begitu, tapi minusnya ia selalu memasang wajah cuek dan datar. Tak ada ekspresi sama sekali.
Saat mereka berdua sudah sampai di dapur, Natasha sudah menunggu mereka di meja makan di temani handphone di tangannya.
"Oh iya kak, Raga gimana? Dia sehat kan? ". Tanya Natasha sambil menyuguhkan jus pada Arga.
"Sehat kok, cuma agak jail". Jawabnya.
"Kalian berdua baik baik ya sama papa kalian, jangan bikin dia marah, apalagi sampai ngebantah dia".
"Iya ma, nggak kok".
"Ya, bagus, intinya jangan coba coba ya"
"Tanpa mama kasih tau juga gue udah ngersain".
"Pipi kakak kenapa?kok merah?".
Tanya lagi Natasha, kini dengan nada khawatir."Oh, ini kena bola"
"Sakit?".
Cowok itu hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum sendu.
"Sebenernya...kakak gak baik baik aja,... Kenapa kakak harus ikut Papa, kenapa kenapa gak sama mama aja . Tinggal sama papa itu, gak ada hari tanpa kendala". Ujarnya dengan suara yang mengecil.
Natasha merasa bersalah atas anaknya ini. Ia mengusap ujung kepala Arga dengan lembut.
"Kakak...mama minta maaf ya, mama sama papa kamu juga sebenernya... pengen banget kumpul bareng lagi sama kalian, main sama sama, ngobrol, makan bareng, semua itu kita juga mau banget, tapi keadaan yang membuat kita terpaksa menjalani kehidupan saling berpisah seperti ini". Lirih Natasha sambil mengusap pucuk kepala anaknya.
Arga hanya menatap penuh luka ke arah Natasha, begitu pula Azka, anak itu kini hendak menangis, tapi ia sudah mengahapusnya dengan tangan mungilnya.
Di umurnya yang masih kecil, Azka sudah mengerti semuanya, tentang masalah keluarnganya yang tak baik baik saja sekarang, Azka hanya bisa melirih dan menyembunyikan kesedihannya dengan senyuman.
"Kakak tahu kan?,kalau semua takdir sudah ada di tangan tuhan?, kalau takdir yang tuhan kasih itu berat buat kakak, berarti tuhan yakin kalau kakak itu anak yanv hebat".
"Kakak gak nyalahin takdir kok ma, kakak cuma belum ikhlas aja sama keadaan ini". Ucap Arga.
"Yaudah, sekarang kakak harus bisa terbiasa sama semua ini, kakak harus ikhlas ya, maafin mama yang belum bisa jadi orang tua yang baik buat kamu sayang...".
Arga menunduk dalam. Rasanya begitu sulit untuk berdamai dengan keadaan. Di sisi lain Arga sangat bersyukur mempunya mama sebaik dan setulus Natasha, dan di sisi lain juga ia kecewa terhadap Natasha dan Vano.
Cowok itu pernah mendapati Mamanya yang sedang menangis di pojokan kamar saat ia sepulang sekolah. Arga masih mengingatnya dengan jelas.
Saat papanya menyatakan akan cerai dengan Natasha, di situ ia sangat terpukul. Natasha begitu hancur malam itu.
"Lo jahat pah..."
»»---->GEORA<----««
Hey broo whatsapp facebook instagram....
Minna sambung di next chapt yaa byeee
👋👋👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
GEORA [ Diam Adalah Caraku Untuk Mencintainya ]
Novela JuvenilDan pada akhirnya, cinta yang kamu dapat, sama dengan cinta yang kamu buat.