Perasaan Altair

43 5 0
                                    

Sebagai Pangeran Gur'latan, aku tak punya dukungan. Tapi, mengapa kak Kira'na selalu berjaga-jaga dariku?. Aku tidak tertarik jadi raja, aku hanya ingin bahagia dan harmonis.

"Ayo, kamu harus berlatih pedang lagi. Supaya diakui putri,". Hanya itu lah tujuan satu - satuku.

Tapi, tidakkah guru pedang itu melihat. Bahwa lukaku ni dalam, dan aku baru istirahat!. Aku ingin tidur panjang saja

"Yang mulia pangeran cepat sekali untuk menyerah?," Aku menatap dia super dingin

"Cukup diam saja, dasar penganggu!,". Aku pergi untuk menyembuhkan luka - ku. Saat itulah, kabar aku benci kak Kira'na menyebar luas. Bahkan, aku hampir mati jika Amato tak segera masuk membawa laporan, sekarang aku menyesal bersyukur padanya dia juga tidak baik seperti yang orang lain kata.

Saat Ochobot dirusak oleh Alien yang sempat tanding dengan Reverse, Borara. Aku seperti menyaksikan kejadian itu untuk kedua kalinya, aku trauma. Apa kakak Kira'na bersedia memberikan bahu untuk sandaranku yang lelah saat ini?.

Aku tak boleh hanya diam, aku tidak ingin hanya menyaksikan saat itulah ketujuh kuasa berbeda ku pengaruhi emosiku tanpa kusadari. Kekuatan ini lebih hebat dan kuat, beruntung tidak melukai kawanku dan cikgu ku. Ah bukan, mereka semua milik Boboiboy iya hanya milik sosok dia.

"Sampai akhirpun, apapun yang kupe rbuat jika aku belum kembali ke wajah asalku. Sanjungan itu hanya untukmu Boy, setidaknya kau bahagia bukan?,". Tersadar akan lamunan, aku mengakali cendela ruangan ni. Se ruangan dengan cowok gila kaya Amato, Altair ngak mau ya.

Jenius dan nasib baik berada didiriku sekarang, Altair dengan secepat yang dia bisa pergi dari tempat terkutuk itu.

Setelah ini, Altair harus bersembunyi dari bapak Amato!. Jika masih ingin hidup tenang, jika terus - terusan menyalurkan kekuatan dia. Dia bakalan habis atau mati, engak mau!.

Karena nggak liat jalan, Altair menabrak Yaya. Eh kok?, dengan spontan Altair memegang bahu Yaya yang hampir jatuh.
"Eh, maaf Ya. Karena sudah menabrak mu dan memegangmu,". Altair langsung melepas pegangan saat Yaya sudah berdiri tegap lagi, jaraknya saja hampir satu penggaris besi. Yaya cuma meng gerjapkan mata, masih loading dia.

"Loh Boboiboy?, kau berlibur kat sini juga?,". Yaya tentu terkejut, Altair menatap sekitar. Air laut, iya Air laut. Apa sebegitu mengerikan dia kena tangkap Amato, membayangkan saja sudah tak sudi.

"Pantai?, ah tidak aku tidak sedang berlibur. Wanita itu sedang ikut aku, jadi selamat tinggal Yaya,". Altair menunjuk ke wanita menor berambut sebahu sedang seperti mencari seseorang, tidak diberi kesempatan bicara. Altair sudah menghampiri wanita itu, dan terus pergi tanpa per - cakapan. Samar - samar Yaya melihat tubuh wanita itu tegang, sebelum ber - lari mengejar dengan ketakutan.

'Segitunya dia seperti sudah punya pacar, aku aja di tinggal,'. Batin Yaya yang memasang raut kesal, Tiba-tiba bahunya kena pegang.

"Bengong ngapain Ya?,".
"Boboiboy punya pacar tante-tante,". Latah Yaya, natap super kesal ke Ying.

Ying sudah ketawa super kencang, semakin datarlah muka Yaya. Dan di tinggalkan gitu aja si Ying, yang sempat berhenti karena menemukan sebuah kalung. Dan langsung ngejar Yaya lagi untuk minta maaf.

Altair pov
Melihat kamu bahagia aja udah bikin gue seneng Ya, bahagia terus ya.
"Kau dari mana saja?,". Asisten tu mainin jari, menunduk ke bawah.

"Maaf tuan karena aku berkhianat, sebetulnya memang dari awal aku kasih tau. Namun, karena tuan Amato mengancam keluargaku aku tak bisa berkutik,".

"Macam tu?, kalau begitu apa yang benar-benar ada pada jadwal sekarang?,". Altair benar-benar muak dengan penipuan!.

"Hanya minum teh dengan tuan yang mulia Kuputeri tuan, tuan Amato benar - benar mengosongkan jadwal anda,". Altair hampir meledak amarah dia, terlihat dari ujung jari yang mengeluarkan percikan petir merah.

"Ehm Kuputeri?, dia meminta aku sebagai apa?. Di Windara kan aku sempat menangis karena teringat bundaku yang satu lagi, kau pasti tau tentangku bukan?,". Asisten itu meng angguk takut, dibaca lembaran lain.

"Yang mulia meminta anda datang sebagai Boboiboy tuan, dan ada juga nona Kira'na karena memenuhi undangan pesta kebebasan Windara,".
Altair mengangguk saja, Kira'na. Apakah kau tengok aku sebagai orang asing ataukah sebagai adik kau yang sama asingnya walaupun memiliki ikatan darah?.

Setelah bersiap, Altair menatap sang asisten.
"Apa hanya aku yang akan datang?, kawan - kawanku tak di ajak?,". Altair menatap heran.

"Mereka di undang juga, namun tuan nanti akan se-ruangan dengan 2 calon pemimpin kerajaan,". Altair tiba-tiba ketawa, ini bukan book harem!.

Kirana sebagai kakak perempuannya, Kuputeri juga sebagai sosok ibu angkat dia (yang ini si Altair main klaim aja). Si asisten berusaha nggak ikutan gila

"Apa kau punya informasi pasal pak Pato?,".
"Ya, dia sudah masuk penjara seminggu lalu,". Altair mengangguk aja, informasi yang bagus.

"Tuan pesawat pribadi dah siap, untuk pertemuan tuan memang sedikit lebih cepat,". Altair mengikut aja.

Yaya pov.
Setelah pergi dari tempat tadi, komander memberi tau kami semua. Bila kami di undang ke Windara, dan besar kemungkinan komander dan Laksamana akan menahan selama mungkin. Agar Boboiboy bisa ber - bincang dengan dia

Mendengar pesan singkat tu, kami segera pergi ke tempat penginapan dan mulai bersiap. Beruntungnya, tempat ni punya bilik air masing - masing satu.

Kamipun siap pergi, dan markas di jaga oleh Laksamana Amato yang menawarkan diri dan yang lainnya.

Bila sampai di depan gerbang, tulisan sambutan dan anak - anak berlari suka ria menjadi pemandangan utama.
Sambil berbincang, ada 1 lukisan besar sangat. Ada wanita sangat cantik berambut merah dan seperti Kuputeri, namun perempuan itu lebih cantik.

Lalu ada dua gadis kecil, Masing - masing mengapit seorang bocah lelaki dengan gaya rambut khas bangsawan yang tingginya sepinggang dua gadis kecil itu.

Ying langsung membisikku bila kalung yang dia temukan semacam dengan milik bocah kecil itu, tatapan juga kosong. Walaupun 2 gadis itu ter senyum sangat cerah,

"Tak mungkin, coba aku lihat,". Diam - diam Ying memberi aku lihat, aku tatap lamat - lamat. Uh, sangat mirip!.

Beruntung para prajurit yang menyuruh kami jalan tak tengok kalung tu, sebab Ying dah menyimpan nya. Aku ingat, kalung tu jatuh dari saku Boboiboy. Jadi Boboiboy siapa kau sebenarnya?

Bila sampai ke ruangan pesta, kami semua dikejutkan oleh Puteri Kirana dah mencekik Boboiboy yang sama berantakannya. Tuanku Kuputeri dah berdiri di tengah - tengah mereka

"Ini hanya salah paham Kirana, sudah jangan nak persoalkan. Kita bincang elok - elok pasal ni,".

"Kuputeri, kau tak tau. Dia yang di agungkan jadi pahlawan tu, sebenar - nya pembunuh. Darimana kau liat dia baik hah?," Kirana sudah mengatur nafas karena amarah.

"Jangan bela aku Kuputeri, siapa yang nak hidupmu diatur?. Hahaha, sebab siapa aku jadi macam ni?. Bila putri Kirana bersedia bertanding hidup mati, aku rasa aku boleh kabulkan. Asalkan jangan pernah sentuh bumi, dan mereka,". Raut Boboiboy berbeda, dia terlihat jauh sekarang.

Sepertinya bukan hanya aku yang terkejut atas perkataan akrab dan tak sopan Boboiboy, tim Tappops, Kapten Kaizo, Kuputeri, dan Kirana yang ber ubah jadi geram.
"Kau ingatlah, bila kau tak punya kuasa sebab jam kau masih di mereka,". Kirana menunjuk ke rombongan aku.

Truth Identitas (True Issue) (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang