『3』

362 56 24
                                    

[Warning: Mohon maaf jika alur dan dialog karakter tidak nyambung, karena itu merupakan ketidaksengajaan.]

Selamat membaca

"ANAK MUDA BERANINYA KE LANSIA!" Teriak Myungoh ke pemuda dengan surai abu-abu dan pemilik iris merah seperti Kim Namwoon

Kalau di perhatikan.. Mereka berdua mirip, tapi nampaknya Namwoon tidak senang dengan keberadaan pemuda dengan surai abu-abu itu.

"Ha~?" Pemuda itu menoleh ke arah Myungoh, "Bapak ini sedang mencari mati ya?" tanya nya sambil terkekeh ringan.

"Apa?" Myungoh kebingungan.

"Apa kepala anda perlu dibersihkan dahulu agar bisa mencerna situasi ini dengan cermat?" celetuknya.

Dasar anak jaman sekarang, tidak sopan.

"APA YANG KAU BICARAKAN?! DASAR TIDAK SOPAN!"

Eh... Apa ini hanya perasaan ku saja atau.. Kenapa kebanyakan penumpang menghadap ke jendela biru ya?

"Anda harus melihat lagi" Ucapnya sambil menunjuk ke arah jendela biru, "Itu."

"Pasukan tentara tidak akan menyelamatkan kita dan harus ada yang mati."

Cermat sekali, tapi harus ku perhatikan dulu pola pikirnya.

"A-apa maksudmu...?"

Pemuda itu- Kim Hyoomin sepupunya Kim Namwoon, aku mengetahuinya dari Skill ku yang bernama Omniscient hologram. Kehadiran ku membuat lumayan banyak perubahan.

"Kita.. Harus memilih orang untuk dibunuh." jawab nya.

Baiklah, dia hanya berpikir untuk membunuh manusia.

"Saya tahu apa yang sedang anda pikirkan pak."

"Membunuh sesama manusia untuk hidup? Itukan perbuatan yang tidak bisa di maafkan!"

"Ya, tapi apakah anda akan terus seperti itu apalagi dalam situasi sekarang?"

"Singkatnya, bertahan hidup lah dengan membunuh."

Oh... Cara berpikir yang unik, singkat, padat, jelas dan bang- ahem..

"Berpikir lah, dunia yang kalian kenal sudah berakhir dan tibalah dunia baru."

"Pastinya setiap di dunia terdapat peraturan kan?"

Setelah ia selesai berpidato, ia lanjut meninju orang yang ia tinju tadi, wah... Brutal sekali.

"Aku benci mengakui ini, tapi dia ada benarnya juga." Gumam Namwoon yang membuatku menatap tajam ke arahnya.

"Makhluk kan bukan hanya manusia." Terangku dengan cara berbisik dan membuat Namwoon terdiam.

"Kalian ingin menonton sampai kapan? Sampai mati kah?" Tanya pemuda dengan nama Kim Hyoomin.

Dan penumpang yang lain ikut-ikutan dibuatnya kecuali beberapa orang.

Aku melirik ke Gilyoung yang ada di belakangku, dia bergetar ketakutan, tapi Namwoon menepuk pelan kepalanya agar ia tenang.

"Dia bisa mati!" Teriak Sangah yang ingin menghentikan kematian orang yang dibantai tetapi di tahan oleh Dokja.

"Bahaya kalau bergerak sembarangan!" Seru Dokja untuk menghentikan Sangah.

"Aku tahu, tapi..!"

"Kau bisa mati kalau pergi kesana!"

Harusnya aku membawa popcorn tadi..

Setelah itu terlihat Dokja menyuruh Sangah untuk duduk dan diam, lalu ia menarik nafas dan membuangnya.

༻𓊈𒆜Change The Ending 𒆜𓊉༺ //ORV Fanfiction//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang