1

723 93 11
                                    

"Park Jimin." panggil Soyeon saat melihat Jimin melintas dihadapannya sambil memegang beberapa buku referensi untuk mata kuliahnya.

"Iya, Soyeon-ssi?" tanya Jimin dengan senyum cerahnya. Ahh Jimin memang laki-laki, tapi ia memiliki wajah begitu manis dan senyumnya begitu mempesona sampai Soyeon tersipu malu saat Jimin tersenyum kepadanya seperti itu.

"Nanti jam 2 siang ada rapat anggota. Kamu datang kan?" tanya Soyeon malu-malu dan memilin tali tasnya dengan jari telunjuknya.

Jimin langsung melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya dan memikirkan kira-kira jam 2 siang nanti ada mata kuliah atau tidak.

"Kayaknya aku gak ada kelas deh. Sampai ketemu nanti." Jimin melambaikan tangannya dan pergi berjalan menuju kelasnya dengan langkah terburu-buru karena kelasnya hampir saja dimulai.

Sedangkan Soyeon hanya tersenyum senang dan melambaikan tangannya walaupun Jimin tidak melihatnya.

Padahal setiap pengumuman maupun kegiatan organisasi selalu diumumkan di grup chat khusus. Tapi Soyeon tetap memberitahu Jimin secara langsung karena ia ingin menemui Jimin dan basi-basi saja karena Soyeon juga bingung bagaimana cara mendekati Jimin yang terlihat cukup dingin.

Dan untungnya Jimin tidak tahu soal rapat yang akan diadakan jam 2 siang nanti. Jimin terlalu sibuk dengan mata kuliahnya sampai tidak sempat membuka grup chat di ponselnya.

🐇🐇🐣🐣

Jimin berlari kecil sambil melirik jam tangannya. Jimin sudah terlambat sepuluh menit menghadiri rapat karena dosen yang sedang mengajar malah tidak keluar juga dari kelasnya. Alhasil Jimin terpaksa berlari menuju ruang rapat yang jaraknya cukup jauh dari fakultasnya.

Brakk

Semua pasang mata yang ada di dalam ruangan itu kompak menoleh ke arah Jimin yang membuka pintu hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

Jimin yang sadar menjadi pusat perhatian langsung tersipu malu karena ia sadar sudah membuat keributan.

"Maaf semuanya. Saya terlambat." Jimin menunduk sopan pada ketua organisasi yaitu Kim Namjoon.

"Silahkan duduk." ujar Namjoon dengan senyum teduhnya.

Jimin tentu saja mengambil kursi kosong yang berada di paling pojok dan membalas senyuman Lee Wonho, sekretaris organisasi yang tengah berdiri di depan ruangan bergabung dengan senior yang lainnya.

Jimin menyimak setiap ucapan Namjoon dan sesekali mencatatnya di buku kecilnya.  Tanpa Jimin sadari bahwa Wonho terus menatap kearahnya.

Sejak pertama kali Jimin datang dan mendaftarkan diri untuk mengikuti organisasi, Wonho sudah mulai tertarik dengan sosok Jimin yang begitu manis. Dan sepertinya perhatian Wonho tidak bertepuk sebelah tangan karena Jimin ternyata menyambutnya dengan sangat baik. Pelan tapi pasti mereka akhirnya mulai dekat.

Bahkan sesekali mereka menghabiskan waktu berdua di luar kampus walaupun hanya sekedar makan siang bersama, menonton film dan mengunjungi tempat-tempat romantis.

Setelah selesai rapat. Jimin keluar bersamaan dengan anggota lainnya sedangkan para pengurus masih berada di dalam ruangan untuk mendiskusikan acara yang akan mereka gelar dekat-dekat ini.

"Jiminie." panggil Wonho yang menyelinap keluar dari ruangan menyusul Jimin. Sebagai sekretaris, Wonho harusnya tetap berada di ruangan karena mereka yang memiliki  beberapa hal yang akan mereka bahas sebagai penanggung jawab.

Married By Accident {PDF} {45K}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang