Duhai Sayang

262 22 40
                                    

Kali ini lagunya adalah Duhai sayang lagu dari Yura Yunita

Duhai sayang ....
Denganmu tenang...
Hanya kau yang mampu buat penuh hatiku 🎵🎶🎵🎶

"yayang ....kamu kapan pulangnya mereka nangis terus aku capek "

Sepenggal kalimat sherina di seberang sana membuat sadam lebih cepat memacu kendaraannya lebih cepat agar segera sampai rumah. Tinggal di jakarta dengan tanpa orang tua dan keluarga serta dua anak bayi adalah hal cukup melelahkan bagi Sherina dan Sadam memahami itu.

...............

Sherina sedang menangis dua bayi kecil itu tak mau berhenti menangis di tengah berisiknya kota jakarta malam itu. Sejak pagi Sherina sudah sibuk membereskan rumah lalu mengurusi kedua bayi kembar itu. Namun saat menjelang tidur seperti sekarang sudah pukul 10 malam bayi-bayi itu malah menangis

"Sayang...aku pulang " katanya ketika tiba di rumah dan hanya mendengar tangisan bayi. Namun tak ada sautan.
Hatinya mencelos ketika ia menyaksikan Sherina terduduk di bawah ranjang dan menangis dengan rambut semerawut

Masih dengan kemeja dan dasi yang sudah kusut Sadam mengambil salah satu dari bayi nya dan menenangkan mereka bergantian. Ternyata mereka sedang haus. Ketika kedua bayi itu tertidur Sadam melihat kesayangannya masih menangis, kemudian ikut duduk di samping Sherina dan memeluknya erat.

"Maafin aku sayang aku beberapa hari ini sibuk "Lirih sadam sambil memeluk kesayangannya itu. Sadam memang menyayangi bayinya dan menginginkan yang terbaik di bulan -bulan awal kelahiran mereka tapi tetap saja ia akan hancur ketika melihat sherina nya hancur.

"Malam ini tidur di kamar ya Sher sama aku " pinta Sadam lembut sambil membantu Sherina bangun dari duduknya, namun sherina masih diam dan menangis.

Sampai di kamar utama Sherina masih diam dan menangis terduduk di ranjang tidurnya bersama sadam.

Sadam meninggalkan Sherina sejenak ke dalam kamar mandi menyiapkan air hangat di bathub dan menambahkan wewangian serta lilin aroma terapi favorit istrinya itu.
Selepas dari kamar mandi ia menemukan sherina sudah lebih tenang tak menangis lagi.

Sadam menghampiri Sherina yang masih duduk diatas ranjang itu tanpa kata Sadam mengambil ikat rambut serta sisir di atas nakas. Sudah tersisir dan terikat rapi lalu sadam membalik tubuh sherina menghadap dirinya, lalu pelan sadam melucuti daster yang sherina kenakan dan hanya menyisakan pakaian dalam yang berwarna senada. Oh ya lupa ku beri tahu kini sadam pun sudah telanjang dada karena tadi sempat melepas pakaiannya di kamar mandi.

Lalu dengan lembut sadam melepaskan seluruh yang melekat pada tubuh Sherina lalu cepat menggendongnya menuju kamar mandi .

Selama berendam dalam bathub tak ada percakapan Sadam hanya diam saja membiarkan sherina menikmati aroma mawar dari sabun dan lilin remang yang menyala.

Sherina merasa cukup tenang sekarang dan "Nura sama Lily belum minum susu " katanya tiba-tiba.

"Udah mereka lagi tidur sher "ucap sadam berbisik

Lelaki dua puluh delapan tahun itu diam setelahnya dan kembali mengelus bahu mulus istrinya.

"Yah.."

"Kalo lagi berdua gini bisa panggil sayang aja nggak sihh ayahmu pak Darmawan bukan aku "

"Iya makasih yaaa selalu di samping aku "

"Aku kan suami kamu sayang ya harus di sampingmu"

"Maaf tadi biarin Nura sama Lily nangis"

"Its ok mereka juga harus menangis biar pernafasannya lancar "

"Kok gitu sihh sama anaknya?"

"Ya wajar dong sayang mereka itu bayi ya harus menangis biar kita bisa tau mereka laper atau apa"

"Iya juga sihh tapi menurutmu tadi aku keterlaluan gak?"

"Kamu ibunya kamu pasti sayang sama mereka. Kamu begitu tadi karena kamu capek aja bukan niat keterlaluan ya kan ?"

Sherina hanya mengangguk saja dan memeluk suaminya . Ya sadam adalah tempat pulangnya. Sejak kecil lelaki ini selalu sama manisnya.

"Sayang kamu dam "

"Aku juga sayang kamu sher "

...............

Lima bulan setelah kejadian menangis itu Sherina sudah lebih baik. Sadam menemaninya konsultasi ke psikolog lalu membawanya liburan ke pulau dewata berdua saja ya Honeymoon kata Sadam karena mereka tak sempat melakukannya sebab sherina dinyatakan mengandung tiga minggu setelah mereka menikah.

"Seneng ?"

"Tentu sama kamu aku akan selalu tenang dan senang "

"Syukurlah kalo kamu senang aku juga senang "

"Eh...yang tapi Nura sama Lily "

"Besok siang kita pulang lagian teh Kirana sama Aa Andi gak keberatan di titipin "

"Tapi.."

"Soal Uwa kokom? Udah biarin aja jangan di dengar sayang "

Sherina mengangguk paham.

Ya Uwa kokom adalah kakak dari ibunda sadam yang paling menentang hubungan sadam dan sherina katanya sherina wanita kota si anak manja

"Duhhh ini kan apa uwa bilang dia anak manja masa ngurus bayi aja mesti stress sampe ke dokter jiwa dari dulu juga uwa sudah bilang lebih baik kamu nikah sama Mita anaknya pak Tisna itu"

"Hmm perempuan itu harusnya bisa masak ini gimana sihh tumis kangkung aja keasinan gini gimana mau ngurus suami kamu?"

"Hehh jangan gitu atuh gendong na nanti anaknya sawan kalo begitu pamali "

Itulah sederet kalimat yang sherina dapat ketika pulang ke bandung untuk menitipkan Nura dan Lily pada kakak iparnya. Namun beruntung Sadam selalu bersamanya . Ya apapun bentuk gonggongan mulut durjana yang jelas sadam selalu ada di dekatnya

"Aku nggak mau janji tentang apapun kecuali satu hal bahwa kamu akan selalu tersenyum bahagia" kalimat yang membuat sherina merelakan semua mimpi dan memutuskan untuk menikah dan melepas karirnya dan ia tak menyesal untuk itu. Bekerja online dari rumah dan menulis semua buku bukunya bahkan membaca novel sebelum tidur Sadam pun tetap mengizinkan hanya saja Nura dan Lily adalah dunianya sekarang jangan lupakan juga terkadang ia bisa melupakan sadam karena Nura dan Lily.

Selesai

LIANA

Lombok timur 6 Desember 2023

Irama Rasa [SUDAH TERBIT ]Where stories live. Discover now