*Warning typo
°
°
°
°"Natha makan dulu Aa udah siap masak"
Natha yang masih sibuk duduk didepan laptop tidak menghiraukan ajakan bima yang kini sudah mengubah status lanang menjadi suaminya, pernikahan yang baru berjalan dua minggu masih terasa asing untuk natha.
Menikah dengan bima mungkin ada dalam rencana nya tapi semua itu hanya sekedar angan-angan, diri nya tidak benar-benar ingin menikah tapi melihat sang ayah yang begitu suka kepada Aa kasep satu ini membuat natha tidak berani menolak dan terpaksa menerima lamaran hingga sekarang mereka bisa berumah tangga.
"Cinta, makan dulu yuk nanti sakit perut nya" ajak bima sekali lagi dengan nada lembut.
Tidak bisa natha pungkiri meski terpaksa ternyata menikah dengan bima tidak seburuk yang dibayangkan, dimana setiap hari nya princess treatment selalu diberikan bima untuk natha, tidak perlu melakukan pekerjaan rumah cukup duduk dan bersantai semuanya selesai, bima juga tidak pernah menuntut natha dalam segi apa pun, hanya satu yang dipinta jangan pergi kelainan hati karena ternyata Aa kasep satu ini sudah terpesona dengan keelokan anak perawan pak Agus semenjak pertama kali dirinya pindah disana, natha bersama keindahan yang melekat cukup membuat bima jatuh hati pada pandangan pertama, ditambah ternyata natha belum terikat sama sekali membuat bima semakin gencar dengan membawa saudari dan sepupu jauh nya kerumah mendiskusikan untuk datang melamar dek geulis depan rumahnya.
Melihat natha yang benar-benar fokus akhirnya bima mengambil makanan untuk dirinya suapkan ke pujaan hati, dengan piring ditangan dan sesuap nasi diarahkan ke mulut natha.
"Buka mulut nya, Aa suapin," tegas bima yang kini duduk disebelah natha, dengan perasaan terkejut si jelita tetap membuka mulut meski sedikit menatap horor suaminya itu, hingga selesai pada suapan terakhir bima segera merapikan lalu keluar mencuci piring, tanpa Aa kasep itu sadari bahwa natha yang kini bersama jantung nya begitu lemah, hanya sang ayah lah dominan yang pernah menyuapi natha dan sekarang peran itu digantikan dengan dominan lain yang sudah berstatus suaminya, boleh kan natha begini terus setiap hari? Betapa senangnya diperlakukan bak tuan putri.
Hari menjelang sore natha masih sibuk dengan urusan perkantoran, sampai dimana waktu untuk bersih bersih tiba natha masih tetap bersimpuh didepan laptopnya.
"dek geulis mandi dulu atuh, ini udah sore"
"Iya, bentar lagi" Namun tidak terlihat tanda tanda natha akan bergerak dari tempat duduknya sehingga bima mengambil keputusan untuk mengangkat dek geulis nya itu kekamar mandi jika perlu dirinya join bersama agar cepat selesai, mana tau bonus berhadiah pikir bima.
"ngapain a'?!" Panik natha tanpa aba-aba diri nya dibawa menuju kamar mandi.
"Ngadon anak," jawabnya singkat yang seketika membuat natha panik, dirinya belum siap menjadi mama muda terlebih lagi dirinya yang kurang suka anak kecil.
"engk mau!! Aa lepasin!"
"Mau mandi sendiri atau Aa yang mandin?,"
"Mandi sendiri,"
Dengan segera natha menuju kamar mandi dan tak lupa mengunci pintu agar predator seperti suaminya itu tidak masuk.
"Ih serem..."
.
.
.
.
."Baik, nanti saya kesana," lalu bima menutup telfon diiring natha yang baru saja selesai dari mandinya.
Tanpa rasa penasaran natha tetap melanjutkan acara skincare rutin nya mulai dari wajah hingga tubuhnya semua dipoles dengan bahan bahan kecantikan, bima yang hendak izin keluar terhenti memandang elok rupa istri cantiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rindu Yang Melangit (Mileapo)
FanfictionTidak semudah yang diucap karena nyatanya masih berhenti disini... Berhenti untuk tidak merindu. "You light up my life and your love fuels me. Adhinatha Endang Prasetyo, My beloved" -Bima Senapati Garuda Bxb Bl Gay Mpreng Mileapo