Prolog

325 27 8
                                    

Suasana kantin siang ini tidak se-ramai biasanya. Selain karena kelas 10 dan 11 sedang melaksanakan ujian, beberapa murid kelas 12 yang memang sudah dinyatakan lulus pun setelah menyelesaikan urusan administrasinya di sekolah lebih memilih langsung pulang daripada berdiam di kantin.

Namun berbeda dengan sekumpulan orang yang terlihat asyik bercengkarama tersebut. Sudah lebih dari 1 jam ke-tujuh orang itu duduk disana setelah selesai mengurus administrasi mereka.

"Jun, Ningning jadi dateng ngga sih? Ngga biasanya juga dia lelet kayak gini." Keluh salah satu perempuan kepada lelaki yang dia panggil "Jun" di depannya.

"Barusan dia bilang masih di jalan." Balas lelaki tersebut sembari melihat roomchatnya dengan kekasihnya beberapa saat lalu.

"Lagian tumben ngga dateng barengan gini. Biasanya nempel mulu kayak perangko kalian berdua." Sahut temannya yang lain.

"Dia bilang masih ada urusan tadi dan nyuruh aku berangkat duluan aja. Sebagai kekasih yang baik ya aku bakal nurut dong sama kemauan dia." Renjun menjawab sembari membanggakan dirinya yang seolah sudah berhasil menjadi kekasih yang penurut.

Sedangkan teman-temannya hanya bisa menghela napas malas mendengar ucapan bangga dari Renjun itu.

Tidak berselang lama, Karina salah satu dari beberapa orang yang berada disana terdengar memanggil nama seseorang dan melambaikan tangannya.

"NING! DISINI!" Teriakan tersebut sontak membuat ke-enam orang lainnya menoleh termasuk Renjun yang mendengar kedatangan kekasihnya itu.

Mendengar panggilan dari Karina membuat Ningning mengulas senyumnya sekilas kemudian berjalan menuju ke tempat kekasihnya dan teman-temannya itu berkumpul.

Sesaat setelah dirinya mendudukkan diri di samping Renjun, kekasihnya tersebut langsung mencuri kecupan singkat dipipinya. Perlakuan yang biasanya membuat dirinya salah tingkah, nyatanya kecupan tersebut hari ini membuat dadanya berdenyut nyeri.

Ningning berusaha bersikap biasa saja selama berada dalam obrolannya bersama teman-temannya tersebut walaupun jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam dia merasa sangat sedih hari ini.

Mengetahui kekasihnya seperti sedang tidak dalam mood yang baik, Renjun berinisiatif menanyakan keadaan Ningning yang tepat berada di sampingnya.

"Yi, kamu baik-baik aja kan?" Pertanyaan yang terdengar lirih bagi orang lain nyatanya masih mampu membuat Ningning menoleh kepada Renjun.

Mendengar pertanyaan Renjun membuat Ningning menjadi gugup. Dia bertekad bahwa hari ini semuanya harus selesai walaupun nyatanya dia tidak menginginkannya.

"Aku mau ngobrol berdua sama kamu." Jawab Ningning terus terang.

Renjun seakan menatap Ningning dengan pandangan bertanya-tanya. Karena tidak biasanya kekasihnya ini mengajak dia mengobrol berdua disaat sedang bersama yang lainnya.

"Guys, maaf ya aku sama Renjun pergi duluan. Kita ada urusan sebentar." Dengan nada yang kentara sekali merasa tidak enak, Ningning akhirnya memutuskan pamit terlebih dahulu kepada teman-temannya. Padahal bisa jadi hari ini mereka terakhir bertemu dan berbincang karena beberapa dari teman-temannya tersebut memutuskan untuk melanjutkan studinya di luar negeri.

Melihat Ningning yang terlihat terburu-buru membuat teman-temannya mengurungkan niat untuk bertanya lebih lanjut dan lebih memilih mengucapkan salam perpisahan kepada mereka berdua.

Sesampainya di taman belakang, Ningning mengajak Renjun duduk di bangku favorit mereka karena tempat ini merupakan tempat yang biasa mereka kunjungi di sekolah ini.

Baby Breath | Renjun × NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang