01. Lobby

64 11 0
                                    

───✱*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

───✱*.。:。✱*.:。✧*.。✰ ───

- 10 November -

10.47 AM

Matahari terbit dari timur sebagaimana seharusnya. Begitu juga dengan manusia, menjalani kehidupan dengan normal sesuai dengan yang sudah ditentukan.

Takkan berbeda pada seorang lelaki berumur 20 tahun yang kini tengah melangkahkan kakinya menyusuri lorong salah satu universitas terbaik di negaranya.

Tak sedikit mahasiswa dan mahasiswi lain yang melambaikan tangan sembari mengucapkan selamat pagi pada lelaki bersurai ungu itu.

Netra yang berwarna sama seperti surainya melirik ke arah sekeliling, sesekali tak terlihat akibat kelopak mata yang menutup karena memberikan senyuman manis pada manusia lain yang menyapa si tampan.

"Good morning, Reo!"

Mikage Reo, anak lelaki tunggal yang terlahir di keluarga Mikage.

Terkenal dengan orang tuanya yang merupakan pendiri perusahaan Mikage yang sudah mempunyai nama dimana-mana membuat nama Mikage Reo sebagai pewaris tunggal juga ikut menyebar.

Parasnya yang tampan dengan otak yang cerdas, juga ikut bersarang ditubuh Mikage Reo. Siapa yang tidak kepincut dengan sosok sepertinya?







"Kak Reo! Aku habis buatin kakak kue, dicoba ya.."

Langkah Reo dihentikan oleh seorang gadis yang tampaknya berusia lebih muda, berdiri tepat di hadapannya. Alis kirinya meninggi lalu menampilkan senyuman tipis.

Tangan Reo tergerak meraih kotak ber-material plastik dari tangan gadis itu.
"Thanks, ya," ucapnya masih dengan senyuman tipis di wajah tampannya. Lalu, berjalan meninggalkan gadis yang kini menatapnya dengan penuh bahagia.

"Thankyou Kak Reo ganteng! Semoga suka!!" Gadis tadi berteriak lantang pada Reo, tak perduli lelaki itu sudah berjalan cukup jauh di depannya.

"Gua tau gua cakep."
























"Lama, lo."

"Ya sorry. Gua kan gabisa terbang, Sei." Reo terkekeh kecil pada lelaki seumuran di depannya.

"Udah dibilang panggil Nagi aja."

"Lebih enak dipanggil Sei. Bawel lo, kaya baru kenal dua hari aja."

Keduanya pun mulai berjalan meninggalkan lorong. Tujuan Reo menelusuri lorong lantai dua fakultas teknik adalah untuk menemui sahabat karibnya, Nagi Seishiro yang baru saja selesai melaksanakan kegiatan pembelajarannya.

Nagi dan Reo sudah berteman sejak berada di kelas dua tingkat SMA dan berlanjut hingga ke tahap kuliah.

Otak yang genius dan cerdas tak dapat membuat satupun universitas di negara itu menolak kehadiran Reo dan Nagi di universitas mereka.





𝗠𝗶 𝗞𝗲𝗶𝗹𝗮 || 𝐌𝐈𝐊𝐀𝐆𝐄 𝐑𝐄𝐎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang