Sang ayah yang tidak tega melihat putrinya yang terluka kini mulai menenangkannya dengan sebuah pelukan hangat dan lalu di susul pelukan dari sang bunda.
Sang Ayah sangat terpukul begitu pula dengan sang bunda seakan tidak percaya akan apa yang dihadapi oleh putri tercintanya saat ini
~Flash back to 14 year's ago~
"Ayah! Ayah!! Coba lihat" ucap gadis kecil yang menunjukkan gambaran corat-coretnya kepada sang ayah, ayah naya yang sedang bekerja di ruang tamu pada pun langsung menoleh dan meninggalkan pekerjaanya sebentar dan memberikan putri kecilnya perhatiannya, saat itu Naya masih berumur sekitar 5 tahun
Segara ia mengangkat putrinya dan meletakkannya di pangkuannya dan lalu ia melihat kertas gambaran serta menunjuk gambaran sang putri kesayangannya "jadi..?? Yang ini ayah, bunda dan.. siapa yaa anak kecil itu hmm..." Ucap sang ayah sambil menunjuk gambaran putri kecilnya, sang ayah bercanda dan pura-pura tidak mengenali siapa anak kecil yang berada di sana "siapa ya.."
"Hmmph.. ayaahh!! Itu Naya" ucap naya kecil dengan kesal, dia menggelembungkan salah satu pipinya dan menyilangkan lengannya di dadanya, sang ayah pun terkekeh karena melihat respon menggemaskan dari sang putri kesayangannya "iya sayang, itu Naya putri kecil kesayangan ayah" dengan lembut dia membelai rambut sang putri setelah beberapa saat hati naya pun luluh karena belaian sang ayah
"Jangan marah ya? Naya, ayah cuman bercanda mana mungkin ayah lupa dengan putri ayah" ucapnya lembut, jari-jari tangannya masih membelai rambut sang putri kecilnya "Tidak mau, naya masih marah sama ayah" ucap Naya dengan nada sedikit kesal
Setelah keisengan kecil itu Ayah pun masih berusaha untuk membujuk Naya kecil, "kalian ini kenapa lagi?" Ucap penasaran seorang wanita yang tidak lain ialah bunda dari Naya, dia baru saja keluar dari dapur dengan membawakan nampar berisikan kue kering dan juga 2 cangkir teh dan segelas susu coklat untuk Naya
"Bundaa.. ayah tadi..-" ucapan naya terpotong karena ayahnya menutupi mulutnya dengan tangannya "Mas, jangan gitu biarin Naya bicara dulu" ucap sang bunda yang segera menaruh nampan tersebut di meja lalu duduk di sofa di samping suaminya, setelah beberapa saat sang ayah pun hampir saja menjerit kesakitan karena dia tersadar bahwa telapak tangannya di gigit oleh putrinya "aduh.." sontak sang ayah melepaskan tangannya dari mulut sang putri
Sang bunda terheran dan menatap mereka berdua "kalian ini memang sama-sama jahil.." ucapnya sambil menggelengkan kepala perlahan "Naya ayo minta maaf dulu, kamu juga mas kalo jahil yang wajar-wajar aja" mereka berdua terdiam dan hannya saling bertatap-tatapan "ayo cepat jangan cuman saling tatap tatapan" ucap sang bunda setelah beberapa saat ayah pun berbicara "tidak mau ah, naya tadi nakal main gigit tangan ayah aja" sontak Naya pun membuat ekspresi kesal lagi dan membuang muka
Sang ayah pun langsung terkekeh dan mulai memeluk tubuh kecil Naya "ayah... Minta maaf yaaa Naya, maafin ayah" bisik sang ayah di telinga naya "Toh ya Ayah cuman bercanda" "Naya kesal sama ayah, naya mau sama bunda saja" sahut putri kecilnya "Naya berbaikan dulu sama ayah, tidak boleh seperti itu" sang putri pun langsung melihat bundanya dengan ekspresi memelas, bunda pun menghela nafas dan mencoba meyakinkan anaknya "berbaikan dulu, naya mau cookies kan?"
"Cookies... Naya mau nda.." sang bunda mengangguk perlahan "iya boleh, tapi berbaikan dulu sama ayah" karena ucapan bundanya itu Naya pun langsung memeluk kembali ayahnya "Ayaahh.. Maafin naya tadi tiba-tiba gigit ayah abisnya ayah bikin Naya kesel" sang ayah menghela nafas dan lalu mengangguk, naya pun langsung menoleh tanpa melepaskan pelukan itu "bundaa cookies nya mana??? Naya mau sekarang" sang bunda pun langsung memberikan sebuah cookies untuk naya "pelan-pelan makannya" naya mengangguk dan makan perlahan, dia menikmati cookies buatan bundanya
Sang bunda pun menatap ke arah ayah dengan sedikit kesal, dia tidak percaya dia melihatnya membungkam mulut putrinya begitu saja, perlahan dia bertanya "kamu tadi ngapain sih mas" ucap sang bunda sedikit kesal "nggak kok cuman bercanda saja" ucap sang ayah "tapi ini kelewatan mas, nanti kalau dia beneran marah terus ngga mau ketemu kamu gimana? Malah makin repot nanti kamu jangan gitu lagi" ucap sang bunda dengan lembut
"Mas, aku ngga mau kalau nanti hubungan kamu sama anak kita renggang karena kamu itu cinta pertama dia, anak kita perempuan mas" ucap sang istri. "iya.. sayang saya minta maaf, saya mungkin sudah kelewatan maaf" ucap sang ayah dengan wajah yang agak khawatir jika dia menyakiti perasaan putrinya dengan tidak di sengaja
Dengan polosnya naya menatap sang ayah dan tiba-tiba menyodorkan sepotong cookies tepat di samping bibir sang ayah "Naya udah kenyang, ayah tolong habiskan nanti bunda marah kalau tidak habis" sang ayah terkejut dan bingung lalu memakan cookies itu "mmmn..." Gumam sang ayah, bunda hannya bisa melihat dan terkekeh karena tingkah Naya, wajah Naya di penuhi dengan coklat yang menempel di kedua sisi pipinya
Bunda mengambil sebuah tisu dan langsung menyeka kedua sisi pipi putrinya dengan lembut "ya ampun.. kamu ini kalau makan bagaimana, kok sampai kotor semua" ucap sang bunda sambil menyeka pipi anaknya. Naya hannya terkikik saat pipinya di seka oleh sang bunda, tiba-tiba naya mendongak dan menatap wajah ayahnya, sang ayah pun terlihat bingung "kenapa?" Tanya sang ayah "Ayah.. Naya mau lihat ikan" ucapnya sambil menarik baju ayahnya
"Lihat ikan? Hm... Mau lihat di museum aquarium taman kota?" Tanya sang ayah "Mau.. mauuu" spontan Naya kegirangan dan langsung ingin pergi ke sana "ayahh mau kesana sekarang" ucap Naya sembari terus menarik baju ayahnya "Sayang, ayah hari ini tidak bisa tapi ayah janji besok kita pergi ke sana sama-sama, okey??" Awalnya Naya tidak mau tetapi karena dia sudah cukup umur untuk memahami situasi diapun mengangguk dan setuju untuk pergi ke esokan harinya
-Ke kesokan harinya-
Setibanya mereka di museum aquarium taman kota mereka masuk kedalam aquarium besar yang terdapat jalan seperti lorong di dasar laut, spontan naya pun terlihat sangat senang dan gembira mata naya tidak henti-hentinya menatap dan melihat sekelilingnya yang penuh dengan ikan-ikan di laut
"Ayah.. ayah.. naya mau jalan sendiri naya mau main sama ikan" ucap gadis polos itu, sang ayah pun menurunkan putrinya tetapi dia masih memegangi tangan putrinya "boleh, tapi naya harus tetep pengang tangan ayah oke sayang?" Mendengar ucapan sang ayah naya pun mengangguk dan mulai berjalan perlahan dan masih menggenggam erat salah satu jari ayahnya
Sang bunda yang menyaksikan moment tersebut segera mengambil ponselnya dan memotret mereka berdua mengabadikan momen tersebut kedalam foto, sang bunda pun berjalan mendekati mereka "hey tungguin bunda dong" spontan anak dan ayah tersebut berbalik dan berhenti berjalan dan menunggu sang bunda "Ayo, bunda ayo cepatt" ucap sang putri kecilnya sambil memperlihatkan senyum manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laut Membawa Tenang
Short StoryMenceritakan tentang perjuangan seorang gadis yang rapuh akan perasaan dan keegoisan orang lain