CB - Cerita Beka

1.9K 106 14
                                    

Judul: Cerita Beka

Genre: Romance / Tragedy


---------------


" ... let's see, lusa, ya? Kayaknya bisa, tapi gue bakal telat. Hm, jam 7 gue cabut, jadi sampe sana sekitar jam 8. I'll try to leave early. Okay, no problem. Yuk, bye!"

Beka melemparkan ponselnya ke atas meja konter dan kembali fokus pada rebusan spaghetti di hadapannya. Dengan capitan dia mengambil sehelai untuk dipastikan apakah sudah sesuai dengan tingkat kematangan yang dibutuhkan. Begitu mengonfirmasi spaghetti-nya sudah al dente, pria itu meniriskan di wadah terpisah.

Tanpa membuang waktunya, Beka memindahkan panci bekas rebusan ke wastafel lalu meletakan frying pan di atas kompor dan menuangkan sedikit olive oil. Sambil memutar frying pan agar minyak tersebar ke seluruh permukaan, Beka meraih telenan yang terisi penuh dengan bahan-bahan. Bawang putih cincang, cabai merah iris, dan tomat.

Hanya bawang putih dan cabai merah yang ditumisnya sampai menguarkan aroma dan berubah kekuningan, lalu dia menambahkan udang yang sudah dibersihkan. Selama 2-3 menit dia menggoyangkan frying pan, diselingi dengan membuang air bekas rebusan lalu membersihkan pancinya. Begitu udang berubah warna dan mulai melengkung, Beka memasukan tomat yang dipotong dadu.

"Diner's almost ready," katanya mengingatkan sambil terus menggoyang frying pan dan dengan aktif menambahkan bumbu seperti garam dan merica.

"Makan duluan saja, saya mau selesaikan satu file ini."

Beka menggedikan bahunya. Tidak mau membantah dan melanjutkan menyiapkan piring dan garnish.

Spaghetti masak cabai udang telah siap disajikan.

"Lusa aku harus jaga. Temanku berhalangan dan barusan dia ngabarin untuk tukar jaga." Beka sudah meletakan dua piring makanan di meja makan dan sedang berusaha membuka tutup red wine. "Mau ketemu sepulang aku jaga?"

"Nggak perlu. Saya besok ke Banjarmasin dan baru kembali ke Jakarta hari Jumat sore."

Beka menuangkan wine ke gelas di hadapannya lalu mencicipinya sebelum mengangguk. "Kalo Tante maunya aku main sama teman, apa boleh buat? Uang jajanku tetap dikasih, 'kan?"

Ratna, wanita yang tengah duduk di ruang tengah sambil memangku laptop, mendengkus. Tangannya meraih ponsel di atas meja. Dari pantulan cahaya di kacamatanya, terlihat ada sebuah aplikasi yang dibuka. Jemarinya menari di atas layar lalu selang beberapa detik, ponsel Beka di atas meja konter menyala.

"Cukup untuk seminggu, 'kan?"

Senyum Beka merekah melihat bukti transfer yang diterimanya. Dengan nominal sebanyak itu, jangankan seminggu, sebulan pun masih tersisa. Dia tidak akan segera menghabiskan uang sebanyak itu dalam sekali duduk. Paling-paling habis untuk uang bensin, uang makan, dan kalau dia sedang bosan akan dipakai untuk nongkrong dengan teman-temannya.

"You're the love of my life, Babe," puji Beka sebelum mematikan ponselnya lalu menelungkupkan di atas meja.

Sambil membawa dua gelas berisi wine, pria itu berjalan ke ruang tengah. Dia duduk di samping wanita itu, memberikan gelas wine, lalu meletakan tangannya di punggung sofa.

Diperhatikannya layar laptop milik Ratna yang begitu penuh dan membingungkan. Dalam satu waktu ada beberapa jendela terbuka. Yang satu menampilkan aplikasi words dan sisanya menampilkan PDF berisi grafik warna warni.

"Mau ngapain ke Banjarmasin? Bukannya kemarin baru balik dari Palu?"

"Sekarang kamu tertarik untuk tau pekerjaan saya?"

Catatan Bahagia 2 [Male Edition]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang