WHTYAM - Additional Text I

1.1K 77 9
                                    

🔞🔞🔞

Warning:

Siapa rindu peringatan ini?
Untuk kalian muda-mudi di luar sana, be safe!

🔞🔞🔞



Vic terkesiap saat tangan Robyn mencengkeram bokongnya, memijatnya dengan gerakan agresif sementara pinggul pria itu bergerak maju, menekan secara paksa lapisan celananya yang menonjol pada perut Vic. Pria itu mendorong maju, menyudutkan Vic pada permukaan meja marmer di tengah ruangan, lalu mengangkat tubuh Vic untuk mendudukan di meja.

"Mmhh," desah Vic ketika permukaan dingin marmer menyentuh pahanya karena dress yang dipakainya tersingkap. Tas jinjing dan ponselnya sudah lebih dulu tergeletak di meja.

Mulutnya terbuka, ingin mengeluh, tetapi Robyn lebih dulu menelusupkan lidahnya masuk.

Walau matanya terpejam, Vic bisa tahu kekasihnya itu begitu lapar. Caranya mendominasi menjadi lebih frustrasi dari biasanya. Erangan halus dari tenggorokannya pun terdengar begitu liar—"wait, Byn. Kondom."

"What?"

"Pake kondom."

Alis Robyn terangkat.

Pria itu menatap heran pada Vic karena apa yang baru saja dikatakan.

Vic sama sekali tidak menghentikan niat Robyn untuk bercinta di meja makan di sebuah rumah kosong yang rencananya akan mereka huni setelah menikah nanti. Ya, Vic tidak menghentikannya karena mereka berada di tempat 'umum'.

Vic menghentikannya karena belum memakai kondom.

"Buat apa? Kan udah pake spiral."

Mulut Vic terkunci rapat saat dia menatap balik sepasang mata yang tengah dilanda bingung itu. Dia mengkeret lalu membuang muka untuk menghindari tatapan Robyn.

"You took it off," tandas Robyn setelah menghabiskan satu menit penuh untuk menyimpulkan kode yang Vic berikan. Pria itu terdiam. Ia menunggu sampai Vic mengangguk lalu ia mendesahkan napasnya keras-keras. "Sejak kapan?"

Vic menggigit bibirnya. Dirapihkannya kembali dress yang tersingkap lalu dia duduk tegak di atas meja. "Barengan waktu lo ketemu Abey di klinik. Makanya hari itu perut gue mules banget, barengan sama haid hari kedua, dan akhirnya dianterin pulang sama Luki. Dia juga ngebeliin gue obat anti nyeri."

"Wait—It's been THAT long!?"

Sambil menyengir canggung, Vic mengangguk.

"Why? I mean ... kenapa tiba-tiba lo mau lepas?"

"Karena gue udah nggak doing sex with anyone BUT you?" Vic menarik napasnya. "Kalo cuma sama lo, gue nggak perlu takut untuk seks beresiko, 'kan? Setidaknya gue tau lo nggak punya penyakit kelamin dan lo nggak pernah ngeluh disuruh pake kondom. Bener, 'kan?"

Robyn menggeleng.

Respon itu terlalu cepat dari yang seharusnya. Hampir seperti tidak perlu waktu untuk pria itu mengolah informasi dari kalimat Vic. Pria itu mengerutkan keningnya, memijatnya dengan dua jari, lalu kembali menggeleng.

"We're in a big trouble," gumam Robyn. "We did it once, Vic. Kalo lo hamil gimana?"

"Nggak mungkin hamil, Byn. You pulled out, I swallowed everything. Remember?"

"Bulan ini udah haid?"

"Harusnya dua hari lalu, tapi—"

"My God!" cetus Robyn sambil menganga. "Are you being serious?" Suara Robyn melengking heboh. Pria itu melotot penuh ancaman lalu merogoh saku celananya. "Bulan kemarin mulai haid tanggal berapa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Catatan Bahagia 2 [Male Edition]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang