4. Rumah Sakit Hewan

23 14 7
                                    

Bumi sedang di guyur hujan siang menjelang sore ini namun Nalendra malah menerobos nya karena ia mengkhawatirkan adiknya yang berada di rumah sakit seorang diri. Tidak perduli dengan diri sendiri yang akan sakit setelah terkena hujan, yang lebih penting sekarang adalah Bunga.

Setiba nya di rumah sakit, Nalendra berjalan keruangan Bunga dengan sedikit tergesa-gesa.

"Bunga," panggil Nalendra setelah tiba di ruangan. Terlihat Bunga sedang santai memainkan ponselnya.

Bunga pun menoleh saat seseorang memanggilnya. "Abang? Abang kenapa hujan-hujan gini ke sini? Bukan nya nanti sore ya abang baru kesini?"

Tanpa menjawab pertanyaan Bunga, Nalendra spontan mendekati gadis itu lalu memeluknya.

"Kenapa sih bang? Basah tau ih."

"Abang kepikiran karena kamu 'kan takut petir."

"Bang," Bunga melepaskan pelukan Nalendra. "Gak ada petir loh, cuma hujan biasa."

"Lagian bang, bukan aku yang takut petir, tapi abang."

Deg.

Saking khawatir dengan Bunga, hingga ketakutan terhadap sesuatu pun membuat Nalendra lupa. Petir adalah salah satu trauma yang membuat Nalendra tidak bisa lepas dari itu, dan ia akan mengalami kepanikan yang membuatnya tidak sadar. Hanya satu yang bisa meredakan kepanikan Nalendra yaitu dengan mendapatkan pelukan dari seseorang. Namun hanya Bunga dan ayahnya yang selalu mengerti dan akan langsung memeluk Nalendra begitu kepanikan itu datang.

"Maaf, abang terlalu khawatir sama kamu." Nalendra terduduk di kursi samping brankar. Saat ini ia sedang berusaha meredakan tatapan nya yang kosong.

"Abang tenang ya, di sini 'kan ada Bunga, abang pasti baik-baik aja kok."

"Iya." Mata Nalendra tiba-tiba terhenti saat melihat gelang di pergelangan tangan kiri Bunga. "Sejak kapan kamu pake gelang? Perasaan kemarin gak pake deh."

"Oh ini? Dapet dari kakak yang selalu ngasih nasi box kesini. Hari ini juga kakak itu kasih bunga loh, tuh." Bunga menunjuk vas bunga yang ada di meja.

"Sebenernya kakak itu siapa sih? Kok kamu keliatan akrab banget sama dia. Sampe sekarang kamu gak pernah ngasih tau nama sama ciri-ciri orang itu, kenapa sih?"

"Rahasia. Biar nanti aku sendiri yang kenalin kalian berdua di waktu yang pas. Itu pun kalau aku menyaksikan kalian yang ketemu di sini,"

"Ah apa deh, gak seru main nya rahasia-an."

"Biarin, wle." Bunga menjulurkan lidahnya untuk menggoda Nalendra.

Laki-laki itu berpura-pura kesal, dan dengan jahilnya menggelitik perut Bunga membuat gadis itu meronta-ronta karena geli hingga menciptakan tawa di sana.

Sementara itu, Andrea sedang di perjalanan menuju rumahnya dengan jalanan yang masih diguyur hujan besar.

Tinnn...

Sebuah pengendara motor menyalipnya dengan cepat. Namun tiba-tiba seekor anjing berukuran besar berlari melintasi jalanan itu.

Bruk!

Guk! Guk!

Andrea spontan menghentikan mobilnya saat pengendara motor tadi menabrak anjing itu dan kabur begitu saja dan meninggalkan hewan tersebut yang tergeletak penuh darah. Ia pun segera keluar dari mobil dengan payung lalu menghampiri anjing itu.

Namun saat keluar dari mobil, Andrea sempat melihat seseorang yang asing memakai topi dari seberang jalan yang mungkin pemilik anjing itu. Dari yang terlihat oleh Andrea, sepertinya anjing tersebut dipaksa untuk mencuri makanan dari sebuah restoran, dan karena tidak mau melakukan nya makanya anjing itu kabur dengan cara berlari dari pemiliknya tersebut.

Synesthesia's [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang