Setelah urusan dengan Ayahnya selesai, Angelin berjalan menuju kafetaria yang terdapat di gedung ini. Ia berniat untuk memesan kopi hangat sembari bersantai di pagi hari.
Di tengah perjalanan, ia mendengarkan seseorang meneriakinya dari kejauhan. Secara otomatis, ia pun memutar tubuhnya untuk melihat siapa orang tersebut.
"Jordan!" ternyata Louis.
Angelin tersenyum simpul begitu mengetahui jika itu Louis. Ia pun menghentikan langkahnya dan menunggu Louis yang berlari-lari kecil ke arahnya.
"Oh.. Hai, Tomlinson!" sapanya balik yang dihiasi senyum simpul wajah cantik nan mengerikan miliknya.
"Kau baru saja menyelesaikan tugas?" tanya Louis, begitu ia sudah dekat dengan Angelin.
Melipat kedua tangan di dada, Angelin pun menjawabnya dengan singkat. "Ya, seperti biasa."
"Itu bagus.- kau ingin kemana?" melihat Angelin yang terlihat ingin ke suatu tempat, membuat Louis bertanya.
"Aku ingin ke kafetaria, kau mau ikut?" tawar Angelin.
"Kebetulan."
Dengan sebuah anggukkan dari Angelin, mereka pun melangkah bersama menuju kafetaria. Sembari melangkah, mereka tiada hentinya berbincang-bincang. Terlihat suasana hangat yang mereka perlihatkan. Louis tak hentinya bertanya tentang target, terget, dan target. Terkadang, ia juga membicarakan tentang senjata baru yang berniat untuk dibelinya.
Sedangkan Angelin, ia hanya mendengarkannya sambil sesekali menyeringai kecil. Tak jarang juga ia terkekeh dikala Louis sedang mengejek atau bahkan melontarkan lelucon yang ia buat.
Berbicara tentang hubungan Louis dan Angelin,--Well, mereka berdua adalah partner kerja. Baik Angelin maupun Louis, mereka saling membantu satu sama lain. Tak peduli itu tugas Louis, atau bahkan tugas Angelin sekalipun. Karena mereka berdua sudah merasa seperti saudara, jadi tidak heran jika mereka berdua terlihat akrab-sangat akrab.
Tak terasa, akhirnya mereka pun sampai di tempat yang dituju. Louis mengedarkan pandangannya, mencari tempat kosong yang akan ia tempati. Setelah menemukannya, ia menunjuk tempat tersebut lalu mengajak Angelin untuk duduk di sana.
"Apakah Dad mu itu memberikan tugas lagi?" tanya Louis pada Angelin, seraya menempati bokongnya di bangku kafetaria.
"Tentu, dan pastinya." jawab Angelin, setelah ia duduk.
Melihat map yang di letakkan oleh Angelin, membuat Louis berinisiatif untuk melihatnya. Siapa tahu dengan ia melihat data tersebut, ia dapat membantu Angelin dan membuat tugasnya menjadi lebih ringan.
Membuka map tersebut, Louis pun mulai membaca serta memahami isi data tersebut.--maksudnya, menganalisa seperti; apa dan bagaimana kehidupan seorang target.
Sedangkan Louis membaca data target Angelin selanjutnya, Angelin pun menepukkan kedua tangannya di udara. Ia memanggil seorang pelayan, lalu memesan apa yang di kehendakinya.
"Well, Harry Styles. Semoga berhasil, Jordan." Louis menutup map tersebut, setelah ia tahu bahwa Harry Styles-lah yang menjadi target Angelin sekarang.
Memberikannya pada Angelin, Angelinpun dengan tangan terbuka menerima map tersebut.
Tak lama setelahnya, pelayan tadi pun datang. Ia menaruh pesanan Angelin dan Louis di atas meja sebelum pergi kembali bekerja.
"Ya, semoga berhasil." balas Angelin, menyesap kopi hangat yang telah dipesannya.
"By the way, Apa yang dijanjikan Dad-mu itu untuk misimu kali ini?" Louis kembali angkat bicara.
"Tua bangka itu menjanjikanku, akan memberikan imbalan yang lebih besar dari yang biasa ku dapat. Bukankah itu menarik?"
" Itu-sangatlah-menarik." sambung Louis.
"Baiklah. Jika aku mengalami kendala, mau kah kau membantuku?"
"Tentu."
"Baiklah, itu bagus." Angelin menyeringai sebentar, sebelum ia kembali menyesap kopinya tersebut.
Suasana di kafetaria saat itu, semakin lama semakin ramai. Banyak karyawan yang berdatangan hanya untuk memesan segelas kopi atau bahkan memakan sarapannya karena tidak sempat sarapan di rumah.
Mengingat Angelin adalah orang yang cenderung senang dengan kesunyian, ia pun segera mengakhiri minunya dan beranjak meninggalkan tempat tersebut.
"Well, Tomlinson. Aku harus pergi karena memiliki beberapa jam pelajaran di kampus, sampai jumpa."
"Sampai jumpa, nona Jordan."
Angelin pun melangkahkan kakinya meninggalkan Louis seorang diri di kafetaria. Seperti yang ia katakan, Angelin memiliki jam pelajaran di kampusnya. Selain profesinya sebagai pembunuh bayaran, ia juga adalah seorang mahasiswi di salah satu universitas ternama. Namun tentunya, identitas ia sebagai pembunuh bayaran tidak diketahui oleh teman-temannya di kampus. Ia menyamarkan identitas aslinya.
Setelah ia sampai di parkiran tempat mobilnya terparkir, Angelin langsung masuk dan membawanya menuju kampusnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deathly Angel ft. Styles [Discontinue]
Fanfiction"Love is war, War is love.. We can never be love cause we live in the dark." Story about Assasin named Angelina Jordan who love her enemy, Harry Styles. In another side, there's a guy who love her named Niall Horan. But Niall doesn't know who Angeli...