1

9.9K 527 34
                                    

Seseorang pria yang berumur 38 tahun itu berjalan ke arah kamar sang anak. Telinga bersih nya menjadi kotor saat mendengar suara sang anak yang sedang membuang calon cebol.

Tangannya membuka pintu dengan pelan, melangkahkan kakinya memasuki kamar. "SIALAN BUANG-BUANG CALON CUCU GUA" teriak orang itu sambil melemparkan bantal.

Lelaki yang menjadi korban pelemparan bantal tak menggubris teriakan sang daddy dan memakai celana dengan santai seolah-olah tak ada orang didalam kamar.

"ngapain?" tanya lelaki itu sambil membersihkan tempat yang kotor ulahnya.

Pria itu mendengus dengan sifat anaknya yang entah turun dari mana, "ck, gua ngadopsi anak " ucapnya membuat lelaki itu berhenti dengan kegiatannya.

"kenapa ga bikin sendiri?"

"lo lupa? Istri tercinta gua udah tidur dengan tenang " ucap pria itu dengan tersenyum membayangkan wajah cantik istrinya yang tak bisa terkalahkan oleh bidadari jatuh dari genteng.

Pemuda tampan itu lebih memilih diam dan menatap tak minat melihat tingkah laku daddy nya yang sudah gila.

Sebut saja Dirga, Dirgantara. Pria yang yang paling tertampan setelah fotocopy nya. Pemilik perusahaan yang terkenal di Indonesia. Perusahaan yang dibangun dari nol dengan istrinya. Harapan ingin hidup semati dengan istrinya tapi ditengah jalan, istrinya tertidur selamanya meninggalkan dirinya seorang diri.

Meskipun begitu cinta nya tak akan pernah luntur, dan kian setiap hari cinta itu semakin bertambah besar.

"gua mau ke australia buat ngurusin kerjaan, dan lo-"

"lo harus jaga anak gua, jangan ajarin dia dengan kelakuan lo yang ga patut dicontoh itu" lanjut Dirga menatap tajam anaknya dan dengan sopan lelaki yang di hadapan Dirga menatap balik yang tak kalah tajam seperti omongan tetangga. Niat ingin menakuti anaknya, malah dirinya yang terkena mental.

"cieee dapet temen baru" goda pria itu mencairkan suasana yang sempat mencengkam.

"ngomong dong" kesal Dirga saat candaan nya tak digubris.

Dirga memasang wajah sedihnya dan melihat lelaki itu yang hanya diam bak patung, "sialan, punya anak mulut nya ga guna banget" berjalan menuju pintu kamar sesekali menghentakkan kaki mengutarakan kekesalannya.

Pemuda itu menggeleng melihat kelakuan sang daddy yang seperti bocah.

Pintu kamar terbuka kembali, "ah gua hampir lupa, sore ini dia bakal dateng dan bilangin kalo kamar nya disamping gua" ucap Dirga yang hanya menyembulkan kepalanya hampir membuat jantung lelaki itu keluar dari tempat. Ga lucu kan kalo hidup tanpa jantung? kalo tanpa dia baru lucu.

//

Jam menunjukkan pukul lima sore hari dan lelaki itu masih berada di dalam kamar dari siang. Matanya ia pejamkan saat merasa penat seharian menatap buku, melepaskan kacamata yang terpasang apik di pangkal hidung.

Punggungnya ia sandarkan, memikirkan lagi ucapan daddy nya yang akan mengadopsi anak. Kesal dengan sifat daddy nya yang tak meminta persetujuan dia. Percuma sih kalo ia mengajukan pendapat, ujung-ujungnya ga dipake.

Hatinya ingin menolak keras tapi mulutnya tak bisa berbicara dengan lantang. (kek suara hati seorang istri wkwk)

"yuhuuu, paket berisi adek baru datanggg" teriakan seseorang dari bawah menyadarkan pemuda itu dari lamunan singkatnya. Ah pasti orang itu yang dimaksud daddy nya. Sebelas duabelas dengan sifat daddy-pikirnya.

"permisi penghuni makhluk hidup"

"yang ga hidup Zidan hidupin nih biar ada yang nyaut" lanjut Zidan seraya berjalan ke ruang tamu.

Posesif brother [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang