5

4.9K 342 15
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit lalu, kini Zidan dan Naren sudah berada di kantin mengisi perutnya yang sudah meronta-ronta minta diisi.

"Zizi kemaren liat pembullyan" celetuk pemuda mungil itu.

"nolongin ga?" tanya Naren tanpa menoleh, baso pedas nya lebih menggoda dari Zidan.

"setengah nolongin, setengah Zizi ninggalin"

Tangan Naren berhenti menyodok baso besar yang terbelah itu, "gimana konsepnya?"

"dari jauh Zizi liat nya kasian muka nya udah pasrah gitu di grepe-grepe 4 tangan, terus pas Zizi deketin eh malah dia nya keenakan"

Mengingat itu Zidan kesal sendiri. Kemaren saat pulang kerja sebelum pindah rumah, dia menemukan orang yang disekap oleh dua orang yang berbadan berbulu. Tak tega melihat sang korban, dia insiatif menelpon polisi.

Yaps, polisi. Sampai dia kena omelan karna masalah yang tak ada sangkut pautnya sama orang itu. Emang Zidan salah? Bukannya polisi itu melindungi makhluk urip? Hewan juga termasuk makhluk kan?

Zidan tak akan memberi tahu tentang polisi, yang ada dia diketawain. Huh enak aja Nana ketawa gratisan!

"lagi dievve ya?" tanya Naren sambil memperagakan kejadian itu dengan jarinya👉🏻👌🏻.

"em-gatau, tapi kalo Zizi ga ninggalin mungkin iya"

"mau liat? kemaren Zizi sempet poto mereka" tanya Zidan merogoh ponselnya di dalam saku.

Mata Naren berbinar, "MAUU" serunya. Kapan lagi cuci mata dapet yang gratisan, dua lawan satu lagi.

Si mungil terkekeh, "nih" dan menyodorkan benda persegi panjang itu.

"SIALAN"

Saking terkejutnya Naren membanting hp Zidan. Tak kencang sih, tapi bagi Zidan itu kencang.

"Nanaaaa, hp Zizi kenapa di banting" Zidan membolak-balik kondisi ponsel pemberian ayahnya. Untung tak pecah, Kalo sampai pecah, dia akan menggeprek Nana!

Naren mengintip keadaan hp Zidan, melihat kondisi nya baik baik saja Naren mendelik sinis, "yaa Zizi ga ada kerjaan banget"

Dia kira bakal liat satu cowo yang dievve dua cowo gitu loh, maksudnya tuh kek anti-mainstream. Lah pas dia lihat malah ada dua monyet yang nahan satu kucing biar ga pergi. Aihh dasar temen nya ini, suka bikin jengkel!

"udah dibilangin Zizi tuh kasian liat nya" ujar Zidan sembari menekuk wajahnya, hampir nangis karna ponsel kesayangan nya dibanting.

"iya iya maaf, salahin mata Nana nih pengen nya liat yang bening-bening terus, ga di kasih tangan Nana reflek marah"

"Ziii senyum dong" ujar Naren maksa lalu kedua tangannya menangkup pipi itu. Bangsat Zizi kalo marah gemes begetee!!

Zidan tak berniat menjawab dan menatap pemuda lebih tinggi itu malas, "Zizi masih marah ya?" tanya Naren sedari tadi si mungil tak ngomong.

"Nana punya susu cokelat, banyak bangetttt, tapii ga ada yang minum. Apa Nana bagi ke orang-orang aja ya?"

Mendengar kata susu cokelat, "ihh jangan" cegat Zidan cepat membuat lelaki itu terkekeh.

"tapi Naaa-" Zidan memajukan kepalanya agar lebih dekat dengan Naren.

"leher Zizi merinding terus punggung Zizi kek ditusuk belati tajam gitu" bisik nya sangat pelan. Dia merasa diawasi dari belakang, tapi siapa? Sampai dia merinding gini.

Naren melirik belakang Zidan, tepat didepan pintu kantin ada dua orang menatap kearahnya. Dan satu orang yang menatap tajam seakan ingin membunuh nya. Dahinya mengernyit bingung, dia salah apa ya?

Posesif brother [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang