I

2K 218 78
                                    

Day 1.

"For God's sake, Kim Doyoung, I was drunk."

"Itu mabuk pertama kamu dan kamu udah tidur sama stranger? Gimana kalau kamu mabuk lagi nanti? Kamu bakal hamilin anak orang?"

"Bukan stranger, dia temen kantorku yang anter aku pulang."

"And you did it at our house, Junghwan. Di sini kamu sadar gak sih kesalahanmu ada berapa banyak?"

Doyoung bahkan sudah tidak sanggup untuk sekadar menangis, emosi yang meluap membuat air matanya menguap entah kemana, digantikan oleh amarah yang siap meledak kapan saja.

Ditambah dengan raut Junghwan yang sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah, walau kemarin ia baru saja membawa perempuan ke apartemen milik mereka.

Iya. Mereka. Apartemen yang sudah hampir lunas itu memang milik bersama, keduanya sengaja membeli unit dengan uang hasil jerih payah sendiri agar dapat ditempati hingga menikah nanti.

Tapi sepertinya pernikahan itu tidak akan pernah terjadi.

Dan bisa kalian bayangkan betapa terkejutnya Doyoung ketika ia pulang setelah dua puluh dua jam berada di luar, menerima fakta buruk yang siap mengubah hidupnya, dan begitu sampai di rumah, ia malah disambut dengan pemandangan paling memuakkan yang pernah ia lihat seumur hidupnya.

Kekasihnya berbaring tanpa busana, dan tepat di sampingnya ada perempuan yang tidak memakai apapun juga, tubuh yang diselimuti bercak keunguan itu bahkan masih teringat jelas di kepala.

"Aku gak tau, Doyoung. I thought it was you." Jelas Junghwan, sedikit memohon pada kekasihnya yang berdiri di hadapan dengan tubuh bergetar menahan tangisan.

"Bullshit. Gak ada satupun kemiripan antara aku sama perempuan itu." Doyoung berteriak sembari menangkis tangan Junghwan yang hendak menyentuhnya, ia merasa jijik melihat bagaimana sikap Junghwan yang tidak menunjukkan penyesalan atas kesalahan fatal yang ia lakukan.

"Terus kamu mau apa? Mau aku berlutut di depan kamu supaya kamu tau seberapa besar rasa bersalahku? Kamu mau aku mati di depan kamu? Supaya kamu puas dan ngerasa impas?" Ucap Junghwan dengan suara yang tidak kalah keras, semua kalimatnya bagai pisau yang menancap di hati Doyoung yang bahkan sudah dipenuhi luka.

Kemana perginya Junghwan yang selama ini selalu berbicara lembut padanya? Kemana perginya Junghwan yang selalu menjelaskan tanpa perlu Doyoung menuntut jawaban? Kemana perginya Junghwan yang selama ini menjadi orang yang sikapnya selalu Doyoung bangga-banggakan?

Junghwan di mata semua kolega Doyoung adalah pribadi yang baik, yang mampu menjaga Doyoung hingga saat ini, yang berhasil membuat Doyoung bangkit dari segala keterpurukan yang dulu sempat hinggap.

Doyoung tidak mengenal sosok di depannya sama sekali, bahkan hingga Junghwan hendak kembali bicara, ia memilih untuk pergi dan masuk ke kamar yang sudah bertahun-tahun tidak ia tempati. Enggan mendengar semua ocehan tidak masuk akal yang keluar dari mulut orang yang sebelumnya terus menemani.


Day 2.

"Makan, aku masak nasi goreng." Ucap Junghwan setelah mengetuk pintu kamar kedua, dan lagi-lagi ia tidak mendapat jawaban.

Ini akhir pekan, keduanya sedang berada di rumah namun tidak saling menyapa karena kejadian tempo hari. Junghwan yang masih merasa bersalah pun memutuskan untuk membuat makanan karena seingatnya, Doyoung belum keluar kamar sejak pertemuan mereka kemarin pagi.

Final Chapter [Hwanbby]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang