II

1.2K 155 13
                                    

Masih teringat jelas di kepala, bagaimana waktu itu Junghwan menyatakan cinta. Keduanya saling mengenal sebab kebetulan berada dalam kelompok yang sama di salah satu mata kuliah, Doyoung bukan tipe orang yang mudah bergaul, begitu pula dengan Junghwan.

Awal perkenalan mereka berjalan biasa saja, tidak meninggalkan kesan apa-apa, hingga suatu hari, Doyoung ingat betul kala itu hujan turun di tengah bulan Juni, ketika panas matahari tidak berhenti menyelimuti bumi.

Siapa yang membawa payung ketika suhu hampir mencapai empat puluh derajat? Namun hujan yang mendadak datang mengejutkan mereka semua, sebagian ada yang terheran, merasa kesal, dan ada juga yang bahagia.

Doyoung salah satunya. Ia selalu menyukai hujan, meski tidak membawa payung sebagai tempat berlindung, dirinya lebih memilih diam dibanding mencari area berteduh, membiarkan tetes demi tetes rintik hujan membasahi tubuh, menikmati bau aneh dari aspal panas yang mulai lembab.

Ia hampir basah kuyup, sampai tiba-tiba Junghwan berlari ke arahnya, lengkap dengan kemeja yang ia bentangkan di atas kepala.

"Ayo." Ucap yang lebih tinggi sembari menuntunnya untuk berjalan ke depan ruko kosong yang jaraknya tidak terlalu jauh dari mereka.

Doyoung bahkan hampir terjatuh ketika kakinya tidak sengaja terantuk batu sebab terlalu fokus memandang wajah Junghwan yang cukup dekat di sampingnya.

"Hati-hati." Ucap Junghwan sembari menahan lengan Doyoung dengan sebelah tangan

Tubuh mereka hampir basah sepenuhnya, Junghwan bahkan tertawa ketika ia memeras kemeja dan melihat air yang keluar dari fabriknya. Sedangkan Doyoung masih diam, entah memikirkan apa.

"Kenapa?" Tanya Junghwan.

"Kenapa apanya?"

"Kenapa lo diem aja pas keujanan tadi?"

"Oh. Gue..." Ucapan Doyoung tergantung, ia memikirkan kalimat yang lebih tepat ketimbang sengaja membiarkan air hujan membasahi tubuh karena ia menyukainya, bisa-bisa Junghwan menjauh karena menganggap aneh sikapnya.

"Gue bingung mau neduh di mana." Lanjut Doyoung ketika netranya menangkap salah satu halte yang penuh dengan mahasiswa.

Untungnya Junghwan langsung mengangguk setuju, setelah membentangkan kemeja basahnya di atas kursi tidak terpakai, ia berjalan mendekat ke tempat Doyoung berdiri.

"Ada kuliah abis ini?" Tanya Junghwan, dan Doyoung jawab dengan gelengan pelan.

"Tapi gue harus kerja jam enam nanti."

"Kerja?"

"Paruh waktu, lumayan buat tambahan uang jajan."

"Gue boleh ke sana nanti?"

"Ke mana?"

"Tempat lo kerja."

"Ngapain?" Tanya Doyoung heran.

"Nemenin lo."

Tidak ada alasan bagi Doyoung untuk menolak tawaran Junghwan, dan akhirnya ia mengangguk setuju, membiarkan laki-laki itu datang dan menemani bahkan hingga shiftnya selesai.

Dan kejadian itu berlanjut bahkan hingga hari-hari berikutnya, kunjungan Junghwan ke minimarket tempat Doyoung bekerja justru berubah menjadi rutinitas, tapi tidak ada satupun dari mereka yang protes dengan itu semua.

"Shift malem lagi?" Tanya Junghwan dengan tas milik Doyoung yang entah sejak kapan sudah berada di bahunya.

Doyoung mengangguk, mereka berjalan beriringan menuju minimarket yang ada di ujung jalan besar.

Final Chapter [Hwanbby]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang