Satu

616 29 3
                                    

Challenge mbak asharliz Over The Rain cerbung Friska-Bintang.

=========================

Jenuh aku mendengar
Manisnya kata cinta
Lebih baik sendiri

Bukannya sekali
Seringku mencoba
Namun kugagal lagi

Mungkin nasib ini
Suratan tanganku
Harus tabah menjalani



***




Bukan hal mudah bagi seseorang yang patah hati untuk melanjutkan hidup. Harus pandai menata perasaan saat hati mulai terasa sakit.

Apalagi untuk seseorang seperti Friska yang masih tergolong labil. Salah langkah sedikit saja mungkin nyawa sudah melayang.

Tapi beruntung dia masih memiliki alasan untuk tetap mengikuti sisi rasionalnya dan mengesampingkan perasaannya.

Dan sepertinya usaha Friska berhasil. Dia tetap bekerja sebagai asisten Reza, meski ia harus melalui setiap harinya dengan menekan perasaannya yang anehnya justru semakin kuat.

Fahreza Ibrahim. Nama itu telah terpahat rapih di hatinya.

Andai saja ada nama lain yang bisa menghapus nama itu.

Bukan tak ada pria yang ingin mendekatinya. Banyak pria yang berusaha menarik hatinya, namun dia terus menghidar.

Friska lelah dengan hal bernama cinta. Dia lebih memilih sendiri menjalani garis nasib yang sudah Tuhan tentukan untuknya.

Tapi sekarang, dia tak tahu harus berbuat apa. Setelah mamanya dengan penuh permohonan menyuruhnya memilih. Ikut bersama papanya atau tetap bersama sang mama dengan syarat ia harus segera menikah.

Dulu mungkin Friska akan berteriak pada sang mama, mempertanyakan alasan apa yang membuat sang mama memikirkan hal konyol tersebut. Karena dengan alasan apapun ia akan tetap memilih bersama mamanya.

Tapi sekarang dia hanya bisa mendengar alasan mamanya tanpa berniat membantah, namun tak langsung mengamini.

"Mama hanya ingin ada yang melindungi kamu saat mama sudah tak ada nanti. Jika kamu tidak ingin kembali pada papamu, carilah imam yang bisa menjagamu." Ucap mamanya entah untuk yang ke berapa kalinya.

"Ma, meskipun mama harus pergi Friska bisa kok hidup sendiri tanpa papa atau pria manapun. Friska akan mencari imam Friska, jika memang sudah siap nanti." Balas Friska.

"Mama tahu, tapi mama hanya akan pergi dengan tenang jika sudah memastikan kamu memiliki pelindung." Dibelainya rambut sang putri.

"Mama akan selalu jadi pelindung aku."

"Dan mama harap kamu akan segera mendapatkan pengganti mama untuk melindungi kamu."

***

Friska menatap mamanya yang terbaring tak berdaya. Kondisi mamanya tiba-tiba drop dan sampai sekarang belum sadar.

Friska membelai lembut wajah wanita yang telah melahirkannya itu. Keriput di wajahnya menandakan dia sudah tidak muda lagi.

Dulu, di wajah ini Friska bisa melihat senyuman terindah yang pernah dilihatnya. Wajah yang selalu ceria tanpa mengenal kata lelah.

Tapi itu dulu . . .
Sebelum petaka itu datang menghancurkan kebahagiaanya. Pengkhianatan papanya membuat hidup mamanya jungkir balik.

Sejak saat itu senyum yang biasa menghiasi wajah sang mama perlahan memudar. Tak hanya itu, kejadian itu juga membuat kesehatan mamanya semakin hari semakin memburuk dan mungkin inilah yang terburuk sampai membuatnya terbaring tak berdaya di rumah sakit selama berhari-hari.

Bintang KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang