Tiga (end)

431 21 3
                                    

Malam-malam aku sendiri
Tanpa cintamu lagi
Hanya satu keyakinanku
Bintang kan bersinar
Menerpa hidupku
Bahagia kan datang


***

'Nikah yuk!'

'Aku ingin menikahimu bukan karena terpaksa atau pelampiasan. Aku ingin menikahimu karena aku ingin selalu bisa membuatmu bahagia.'

Kata-kata Bintang malam itu terus saja terngiang di telinga Friska. Sampai detik ini Friska belum bisa menemukan jawaban yang tepat, karena Friska sadar cintanya masih tetap utuh untuk Reza begitu pula dengan Bintang, cinta pria itu terlalu besar untuk Bulan.

Lalu kenapa pria itu berani-beraninya mengajakku menikah? Batin Friska gusar.

Tanpa Friska sadari, sedari tadi Reza memperhatikan gerak-gerik gadis itu.

"Friska." Panggil Reza.

"Eh iya Pak." Jawab Friska cepat, malu karena kepergok tengah melamun.

"Siapa yang mengajakmu menikah?" Tanya Reza.

Friska terlonjak kaget. Dia baru sadar ternyata tadi dia mengucapkan apa yang dikatakan batinnya. Dan betapa malunya Friska jika Reza sampai mendengar semuanya.

"Friska, apa pria itu Bintang?"

"Tidak Pak. Itu hanya halusinasi Bapak saja, saya tidak mengucapkan apa-apa dari tadi."

Jawaban Friska justru semakin membuat Reza curiga. Ada yang aneh dengan asistennya ini. Apalagi sudah seminggu lebih dia tak pernah melihat Bintang menjemput Friska.

"Friska, saya tidak tahu apa masalahmu dengan Bintang. Tapi saya harap kamu bisa mempertimbangkan setiap keputusan yang akan kamu ambil jika menyangkut Bintang. Kamu tahu sendiri bagaimana Bintang menghancurkan rumah tangga saya......"

"Maksud Bapak apa?" Potong Friska.

"Tanpa saya jelaskan juga kamu tahu, bagaimana sepak terjang seorang Bintang dalam menghancurkan rumah tangga saya."

"Saya tahu Pak. Bagaimana seorang Bintang masuk dalam rumah tangga Bapak, mencoba merebut Mbak Bulan dari Bapak. Sampai akhirnya rumah tangga Bapak dan Mbak Bulan berakhir di persidangan. Tapi asal Bapak tahu, Bintang tidak akan bisa masuk dengan begitu mudahnya jika Mbak Bulan tidak memberi celah untuknya. Jadi saya rasa semua yang terjadi dalam rumah tangga Bapak bukan sepenuhnya kesalahan Bintang, Mbak Bulan juga memiliki andil besar dalam keretakan rumah tangga kalian." Ujar Friska kesal pada Reza yang sudah menyudutkan Bintang.

Reza cukup tercengang mendengar penuturan Friska. Gadis itu benar, Bulan memiliki andil besar dalam kehancuran rumah tangganya waktu itu. Reza harus jatuh bangun melupakan kesalahan terbesar Bulan sampai ia harus mengalahkan egonya sebagai laki-laki yang tersakiti supaya ia bisa memaafkan Bulan. Dan sekarang Reza sudah bisa memaafkan Bulan dan menerimanya kembali.

"Saya tahu itu kesalahan terbesar Bulan dan sekarang saya sudah memaafkannya."

"Hanya Mbak Bulan kan? Itu karena Bapak mencintai Mbak Bulan. Lalu bagaimana dengan Bintang? Saya tidak minta Bapak untuk memaafkan Bintang, tapi setidaknya Bapak jangan hanya menyudutkan Bintang dalam kesalahan yang juga istri Bapak perbuat."

"Apa kamu sedang memberi pembelaan untuk Bintang??

Deg.

Pertanyaan Reza seperti bumerang untuk Friska.

Tidak.
Dia tidak sedang membela Bintang, Friska hanya tak suka dengan cara Reza mengkambing hitamkan Bintang. Sebagai orang yang beberapa bulan terakhir ini dekat dengan Bintang, Friska tahu kalau sesungguhnya Bintang itu pria yang baik hanya saja saat itu dia telah dibutakan oleh cintanya pada Bulan. Seandainya Reza memberi celah untuknya, mungkin Friska juga akan bertindak sama dengan Bintang.

Bintang KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang