GC Bab 02: Bertemu

168 21 0
                                    


Bianca tersentak bangun dari tidur nya saat merasakan goncangan, ternyata mama nya yang menjadi dalang goncangan itu. Dia melenguh, tak lama menatap keluar dengan pandangan berbinar. Akh! orang tua baru nya ini benar-benar tidak salah pilih tempat. Bianca sangat menyukai keasrian ini!

“Wah~ indah banget!” Serunya dengan mata penuh bintang. Mama dan papanya hanya tersenyum hangat menatap sang putri mengeluarkan kembali keceriaannya. Semenjak bangun dari koma nya, Bianca tampak murung dan sering melamun, saat melihat anaknya kembali ceria kedua orang tua itu pun merasa senang.

“Ayo masuk dulu ke rumah, nanti malam kita harus lapor ke RT.” Ujar sang ayah. Mereka masuk dan mulai membereskan barang-barang. Rumah ini sudah bersih sebelumnya, bahkan perabotan rumah sudah di tata rapih hanya tinggal mengurus barang bawaan saja. Sebelumnya mereka telah menyewa orang untuk mempersiapkan rumah ini.

*****

Kembali lagi pada Kalana yang sedang serius menatap kertas-kertas di atas meja. Entah lah, lagi-lagi di kehidupan ini pun dia harus berurusan dengan kertas. Sial! Tapi jika tak bekerja dia akan mati!

“Pak, laporan keuangan yang ini kok terasa janggal ya?” Kalana tak seorang diri di sana, ada bapak nya yang juga mengurusi kertas-kertas itu. Mereka sedang mengecek laporan bulanan milik bapak dan ibu Kalana.

Kalana tidak menyangka bapaknya ini memiliki bisnis mebel yang lumayan besar, selain mebel ada bengkel motor yang juga sudah mengalami kemajuan secara pesat. Nah yang bermasalah adalah laporan keuangan milik bisnis ibunya, ibunya memiliki bisnis sepatu, di sini seperti ada kekurangan menurut Kalana.

“Sebenarnya ada orang yang menggelapkan dana, tapi bapak sudah bergerak kok untuk menyelesaikannya.” Ucap sang ayah dengan tenang.

“Lalu untuk menutupi kerugian ini bagaimana pak?” Kalana sengaja bertanya demikian, ingin tahu saja apa yang di rencanakan oleh pria tua itu.

Tiba-tiba saja bapaknya yang berkharisma ini tertawa sembari menepuk-nepuk pundak Kalana. “Kamu tenang saja nak, kita itu sebenarnya orang kaya yang memilih tinggal di desa demi kenyamanan hidup. Bapak banyak uang, kamu tenang saja ya?” Kalana memandang bapaknya dengan pandangan malas, sial sekali dia belum bisa bergerak cepat membalikkan nama Haru menjadi Kalana di beberapa bisnis nya, lihat saja bapak tua, akan Kalana perlihatkan betapa kaya dirinya ini.

“Wow~ Jangan menatap bapak dengan pandangan licik itu Kalana, kamu cukup bekerja seperti ini saja ya, tidak usah memikirkan hal lain.” Bapaknya ini benar-benar menyebalkan.

Kalana tersenyum sombong, “Jika bapak tau Kalana memiliki banyak uang pasti bapak akan tercengang.” Ujarnya bangga, sang ayah kembali tertawa terbahak-bahak membuat sang ibu yang sibuk merajut pun bergumam kesal pada pria tua itu. Dia jadi tidak fokus tau!

“Buktikan Kalana, kamu merantau lama di kota pulang-pulang karena habis koma, bapak ingin tau usaha apa yang kamu rintis di sana.” Kali ini pembahasan agak berat, sebenarnya Kalana sewaktu di kota hanya menjadi pekerja bank biasa, saat akan naik jabatan malah terkena sial harus di tabrak oleh orang yang iri padanya.

Kalana yakin bapaknya sudah tau itu, tapi beliau memilih pura-pura tak tau.

Kalana tersenyum tipis, “Nanti bapak tau, tenang saja akan Kalana perlihatkan seberapa kaya seorang Kalana Devanka ini ha-ha-ha-ha”

“Ck! Bapak dan anak sama saja!” Buk Sinta membanting peralatan rajutnya, melangkah lebar menuju kedua pria yang berhasil menyulut kekesalannya. Tak lama terdengar teriakan minta ampun dari kedua pria itu.

Ganti CangkangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang