4

634 49 4
                                    

⚠️ CRINGE ALLERT ⚠️
(dikit)

































Zafran masuk ke kamarnya setelah lelah 2 jam membantu Yusuf mengerjakan pekerjaan rumah nya.

Saat pintu dibuka..

Terlihat seorang laki-laki bertubuh kekar dengan 3 tatto bergambar bintang di bagian dada nya. Laki-laki itu topless sehingga otot bisepnya yang besar serta perut berbentuk kotak-kotaknya terlihat jelas. Sudah pasti dia adalah Hanif, roommate nya.

"Ahh, liat apa gue barusan?" Zafran reflek menutup kedua matanya dengan kedua telapak tangannya.

"Zaf, kita sama-sama cowo"

"Ga peduli gue, cepet pake baju lo!"

"Iya iya, ini dipake" Hanif segera mengambil bajunya yang tergeletak di kasur, lalu memakaikannya di tubuhnya.

"Lagian ngapain sih bugil setengah begitu?"

"Panas gua, Zaf. Habis beresin kasur, jadi sumuk"

"Ya ini ac nya dinyalain dong" Zafran mengambil remot AC di sebelahnya lalu menyalakan AC dengan remot tersebut.

"Gitu aja ga tau. Udah tau panas, bukannya nyalain ac, malah bugil setengah" Lanjutnya

"Daripada gua bugil satu badan? Ntar teriak lo"

"Langsung gue pangku sih" Nada bicara Zafran mendadak jadi lirih.

"Apa?"

"Engga"

"Oh"

Tiba-tiba di pikiran Zafran muncul gambaran-gambaran dirinya dan Hanif yang sedang melakukan 'anu'.

"Ini gue ngapain sih bego" Zafran mencoba menyingkirkan pikiran kotornya itu.

"Kenapa dah?"

"Kaga, ngantuk gue, mau bobo dulu" Zafran membanting dirinya ke kasur, rasanya dia tidak mau beranjak dari tempatnya untuk beberapa saat.

"Perlu gua kelonin?"

"Kaga anjing! Sana jauh-jauh lu kimak!"

"Dih galak, rabies lu?"

"Iye! Rabies gue! Puas lo?"

"Iya sayangku, aku puas, kamulah rabies kesayanganku"

"BAJING"

"Galang itu idiot ya?"

"HAHAHHAHHAHAHAHA"

Malam ini jadwalnya Renza berkunjung ke kost.

Seperti biasa, Renza dan Zafran berkumpul di kamar Zafran dan membicarakan hal-hal random yang sulit dimengerti.

Apa lagi kali ini ada Hanif yang menyimak. Sumpah, Hanif ga tau sama sekali apa yang sedang mereka bicarakan.

"Tapi emang njir, Galang itu suka aneh-aneh. Apa lagi kalo udah masuk tengah malem. Beuh, makin ga jelas. Kemaren aja tuh dia tiba-tiba ngetok kamarnya Ricko, terus ngomong 'mau kah kamu menjadi babu ku?' gitu cok"

Zafran bercerita panjang lebar dengan exited. Sementara reaksi Renza hanya tertawa terbahak-bahak.

Hanif hanya bisa diam, tidak tau apa yang harus ditertawakan. Ia sesekali melirik Zafran saat tertawa.

"Ini mereka heboh begini apa ga ngeganggu orang lain ya? Eh, tapi kan kamarnya paling pojok. Eh, tapi tetangga sebelah kost gimana ya?" Monolog Hanif.

Setelah beberapa menit berlalu, obrolan mereka berubah seketika.

Kali ini Renza bercerita tentang kejadian-kejadian aneh yang ia alami di rumah barunya. Ah, kebetulan Renza itu indigo.

Sebenarnya Zafran tidak suka apapun yang berbau mistis, dirinya mudah sekali parno.

Semakin lama cerita Renza semakin seram, membuat Zafran memeluk erat tubuh Hanif yang berada tepat di sebelahnya.

"Curiga gue ntar malem ga bisa tidur"

Omongannya menjadi kenyataan.

Setelah Renza pamit pulang, Zafran dan Hanif bersiap untuk tidur. Namun Zafran masih belum bisa tidur, teringat cerita seram yang diceritakan Renza tadi.

Zafran melirik ke ranjang Hanif. "Han, udah tidur?"

"Belum" Sahut Hanif.

Zafran menatap langit-langit kamarnya. Sesekali ia mencoba memejamkan matanya agar bisa tidur. Namun sayang hal itu tidak berhasil. Zafran masih tidak mengantuk.

"Han... Hanif..." Zafran memanggil Hanif berkali-kali, tapi tidak ada balasan dari Hanif.

Zafran merasakan ada yang berdiri di sebelah kirinya.

Zafran tidur menghadap Hanif, jadi dia tidak mau menengok ke belakang. Entah karena dia tersugesti atau memang ada seseorang selain Hanif dan dirinya.

"Tok... tok.. tok.." Itu suara dari dalam lemari yang ada di belakang Zafran.

Zafran berlari yang berpindah tidur di ranjang Hanif. Karena itu Hanif terbangun dari tidurnya.

"Kenapa, Zaf?"

"Han, please, ini terakhir kalinya gue tidur di kasur lu, tapi gue beneran takut banget" Ucap Zafran suara yang bergetar.

"Hah? Lu kenapa dah?" Tanya Hanif sambil memakaikan selimut di tubuh Zafran.

"Dibilangin gue lagi takut juga, bolot banget kuping lu"

"Iye dah, galak bener lu"

Tak butuh waktu lama bagi Zafran untuk terlelap, kini Hanif bisa melihat sendiri seseorang di sebelahnya telah tertidur lelap. Mungkin Zafran kecapean, pikirnya.

Karena iseng, Hanif dengan sengaja menekan pipi bulat milik Zafran yang Hanif perhatikan sepertinya kenyal, mirip mochi.

"Ngapain?"

Zafran yang tiba-tiba membuka matanya membuat Hanif terkejut. Dia pikir Zafran udah bobo nyenyak.

"JANC-"

Berterimakasihlah kepada Zafran yang telah menutup mulut Hanif dengan tangannya, sehingga Hanif tidak jadi berteriak kala itu.

"Udah malem, ga boleh berisik, nanti ganggu yang lain"

"Cemet! Ternyata belom tidur orangnya" Hanif menyipitkan matanya ketika melirik Zafran.

"Hooo mesum! Pegang-pegang pipi orang"

"Uwes toh, ayo ndang turu, wes bengi" Hanif dengan sengaja menutup kedua mata Zafran dengan kedua tangannya. Biar Zafran cepet tidur ceunah.

"LEPASIN, BABI!"

Tanpa butuh waktu lama, kini keduanya sudah terlelap dan sibuk dengan alam mimpinya masing-masing.







New Character Unlocked 🔓:

New Character Unlocked 🔓:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Roomate | Binhao (Revisi, kayaknya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang