Chapter 5

5 2 0
                                    

Dari tiga orang yang mengalami kecelakaan malam itu, satu orang tewas, satu lagi luka parah, dan hanya satu yang selamat. Dengan beberapa luka ringan di tubuhnya, Qin Cheng tetap berada dalam kondisi koma selama beberapa hari. Ketika dia bangun, dia dipanggil untuk diinterogasi oleh polisi. Namun, semakin banyak pertanyaan yang dia jawab, masalah tersebut menjadi semakin misterius.

Jiang Ping adalah seorang veteran dalam menangani kejahatan besar dapat membedakan kebohongan dan kebenaran hanya dengan mengamati mata para tersangka.

Namun, pemuda berkacamata yang duduk di depannya ini berkata dengan penuh keyakinan bahwa dia diserang tanpa alasan, dan diseret oleh kekuatan yang tidak diketahui.

Kekuatan aneh semacam ini terdengar seperti kebohongan, namun Jiang Ping tidak dapat melihat sedikit pun kebohongan dalam kata-katanya.

Jiang Ping mengetukkan jarinya dengan ringan di mejanya sambil memicingkan mata ke arah Qin Cheng. Setelah jeda yang lama, dia bertanya lagi: "Kamu mengatakan bahwa Lin Hongxing mengetuk pintumu di tengah malam, karena dia ingin memintamu pergi mencari Jiang Bo bersamanya? "

Qin Cheng, yang duduk di hadapan Jiang Ping, menganggukkan kepalanya: "Itu benar."

"Pada jam berapa hal itu terjadi?"

"Malam itu, saat itu antara pukul tujuh atau delapan."

"Apa yang sedang kamu lakukan saat itu?"

"Saya sedang mandi."

"Dan apa yang dikatakan Lin Hongxing ketika dia datang mencarimu?"

Melihat polisi di depannya, yang usianya tidak boleh lebih dari tiga puluh tahun, Qin Cheng mengerutkan kening dan menjawab: "Dia datang mengetuk pintu saya dan memberitahu bahwa Jiang Bo belum kembali sejak malam sebelumnya. Dia takut sesuatu yang buruk akan terjadi, jadi dia meminta saya pergi bersamanya untuk mencari Jiang Bo."

"Dan kamu tahu di mana Jiang Bo berada?"

Qin Cheng baru saja keluar dari Rumah Sakit dan kelelahan tubuhnya belum hilang. Apalagi dia dipanggil untuk diinterogasi. Setelah ditanyai pertanyaan seperti ini, kepala Qin Cheng mulai sakit saat memikirkan tentang apa yang terjadi malam itu. Dia tidak bisa menyangkal rasa takutnya tetapi keadaannya saat ini yang bercampur dengan rasa lelah membuatnya kewalahan.

Qin Cheng menarik napas dalam-dalam dan berbicara dengan nada suara yang mengeras: "Pertanyaan-pertanyaan ini sudah ditanyakan beberapa kali, Petugas. Jika tidak ada pertanyaan lain, maka saya yakin saya bebas untuk pergi?"

Jiang Ping juga tahu bahwa pemuda di depannya sebenarnya sangat lelah dan tidak marah. Dia mengangguk ke Qin Cheng dan berkata: "Baiklah, satu pertanyaan terakhir."

Setelah dia memastikan Xiao-Lin, yang sedang mencatat dengan komputer di sampingnya, masih mengetik, Jiang Ping mengambil secangkir teh dan berkata: "Kamu bilang kamu juga terjebak oleh kekuatan yang tidak diketahui, lalu, bagaimana caranya kamu bisa lolos?"

Setelah mendengar pertanyaan ini, mata Qin Cheng berkedip tanpa sadar. Secara tidak sadar, dia tidak ingin polisi mengetahui keberadaan liontin giok tersebut, jadi pada akhirnya, Qin Cheng berkata: "Saya tidak tahu kenapa. Saat saya kehilangan kesadaran, makhluk itu berhenti menyerang."

Tanpa menghindari tatapan Jiang Ping, Qin Cheng bertanya: "Bolehkah saya pergi sekarang?"

Jiang Ping mengangguk: "Ya, terima kasih atas kerja samanya. Kamu dapat pergi sekarang, kami akan menghubungimu setiap kali ada kemajuan dalam kasus ini."

Ketika Qin Cheng pergi, Xiao-Lin, yang selama ini mencatat, berkata: "Catatan ini seperti novel horor! Kekuatan aneh ini, sungguh menggelikan, murni omong kosong pada pandangan pertama."

Saat dia berkemas dan bersiap untuk istirahat makan siang, Xiao-Lin bertanya kepada Detektif Jiang Ping, seperti biasa: "Ah! Ngomong-ngomong, menurutmu berapa banyak kebenaran yang dia katakan?"

Setelah selesai meminum tehnya, Jiang Ping berkata: "Semua jawabannya benar kecuali jawaban terakhir."

"Hanya tentang kekuatan aneh itu?!" Xiao-Lin menggelengkan kepalanya, tidak tahu harus tertawa atau menangis. "Jadi bagian cerita mana yang salah?"

"Jawaban terakhir" Jian Ping membenarkan.

------

Akhirnya, begitu Qin Cheng meninggalkan kantor polisi, sakit kepalanya mulai menghilang. Saat itu, Qin Cheng segera melihat orang tuanya, serta Profesor Li Guoxian, berdiri di depan kantor polisi. Tidak ingin membuat orang tuanya khawatir, Qin Cheng tersenyum dan berjalan ke depan: "Ayah, ibu, Profesor Li."

Sebelum orang tuanya sempat bertanya, Qin Cheng berbicara terlebih dahulu: "Semuanya baik-baik saja, dan aku sudah selesai menjawab semua pertanyaan. Ibu, Ayah, apakah kalian tidak berencana kembali bekerja di Fujian hari ini? Kenapa masih di sini?"

"A-Cheng, apa kamu benar-benar yakin tidak ingin pulang bersama kami selama beberapa hari? Beristirahatlah agar tubuhmu cepat pulih, kamu baru saja keluar dati rumah sakit"

Tang Lihua meraih tangan putranya, dengan penuh kesedihan: "Jika kamu tinggal di sini sendirian, itu akan membuat kami sangat khawatir."

"Apa yang perlu dikhawatirkan? Aku masih memiliki teman sekelas dan kolegaku di sini. Lagipula, aku masih punya pekerjaan yang harus diselesaikan, bu." Qin Cheng tidak memberi tahu orang tuanya apa yang sebenarnya terjadi malam itu, dia hanya menjelaskan secara singkat kepada mereka bahwa itu adalah kecelakaan. Bukannya dia tidak ingin pulang kerumah, sejujurnya dia sangat mendambakan hangat rumah dan keamananya disana.

Namun, dia merupakan salah satu pihak yang terlibat dalam kecelakaan tersebut. Dia takut jika dia pergi begitu saja, orang tuanya akan terseret dalam situasinya. Lebih baik membiarkan mereka meninggalkan tempat ini sesegera mungkin: "Bu, ibu harus pulang ke rumah, ketika nanti aku ada waktu luang, aku akan kembali dan berkumpul kembali dengan ibu."

Li Guoxian, yang berdiri di samping mereka, tersenyum dan berkata: "Ya, pekerjaan itu penting. Qin Cheng adalah murid favoritku, aku akan menjaganya dengan baik. Kalian berdua tidak perlu khawatir."

Qin Cheng tahu bahwa pasti ada sesuatu yang mendesak yang terjadi sehingga Li Guoxian datang mencarinya, itulah sebabnya dia menunggunya di luar kantor polisi: "Jika Profesor Li ada di sini untuk membantu saya, maka tidak ada hal buruk yang akan terjadi."

Melihat orang tuanya yang diliputi kesedihan di hadapannya, hati Qin Cheng terasa sangat masam hingga dia menghela nafas sedikit: "Ayah, ibu, batalkan tiket kereta api, aku akan membelikanmu tiket pesawat sebagai gantinya. Lagipula, sulit untuk duduk berjam-jam saat bepergian dengan kereta api."

"Tiket pesawat lebih mahal dibandingkan tiket kereta api. Lagipula, ayahmu dan aku bukannya berpergian sendirian, dua hari perjalanan akan berlalu dalam sekejap mata. Tidak apa-apa, jangan buang-buang uang. Selain itu, kamu bahkan tidak punya banyak uang untuk pengeluaran sehari-hari!"

"Beberapa waktu lalu, aku mendapat hadiah atas penelitianku, dan kurasa aku bisa membelikan tiket pesawat itu untuk kalian."

Qin Cheng berkata sambil tersenyum: "aku juga telah menabung banyak uang selama dua tahun terakhir sebagai mahasiswa pascasarjana. Bukankah kamu sudah mengetahuinya?"

"Biarkan putramu memenuhi kewajiban berbaktinya. Ini adalah sifat kebaikan." Setelah Li Guoxian, yang merupakan Profesor senior, berbicara mewakilinya, orang tua Qin Cheng hanya bisa menganggukkan kepala tanpa daya.

Melihat Qin Cheng ingin mengantar orang tuanya pergi, Li Guoxian membuat janji dengan Qin Cheng dan kembali ke Universitas X terlebih dahulu.

Setelah Qin Cheng membelikan orang tuanya tiket pesawat, dia juga membeli beberapa kantong makanan lezat daerah sebagai hadiah. Begitu orang tuanya sudah naik pesawat, dia pergi naik bus kembali ke Kampus.

Namun, ketika dia akhirnya sampai di laboratorium penelitian, sudah banyak orang yang menunggunya di sana.

Note:

Untuk memperjelasnya, nama belakang Jiang Ping dan Jiang Bo bukanlah karakter yang sama. 姜平 Jiāng Píng江波 Jiāng . Tapi suaranya memang sama.

Wkwkwk bukan satu marga ygy nama doang sama heheheh

i excavated an emperor to be wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang