Hilal benar benar menepati janjinya. Dia membawa aku dan Gita ke kedai mie ayam di depan sekolah setelah bel pulang berbunyi. Dia memesan tiga mangkuk mie ayam, juga memesan tiga jeruk hangat.
"Makasih Hilal." Gita menyambut uluran mie ayam ke tangannya. Senyumnya mengembang lebar.
Hilal membalasnya dengan senyum, lantas dia mengulurkan satu mangkuk mie ayam padaku.
"Selamat makan, Rin." Hilal tersenyum padaku, tatapan matanya seperti mengisyaratkan sesuatu.
Aku terdiam, hanya mengangguk lalu mengucapkan terimakasih menyambut uluran mangkuk mie ayam. Agak sedikit aneh dipanggil berbeda oleh Hilal walaupun dia juga tetap memanggil ku dengan nama ku sendiri. Panggilan 'Rin' panggilan ku dirumah. Selain itu orang orang mengenalku dengan nama Salwa.
Hilal duduk di depanku dan Gita. Mulai menyendok mie ayam miliknya. Aku menyendok mie ayam milik ku pelan.
"Nggak pake sambel, Sal ?"
Aku menoleh memperhatikan mangkuk mie ayam milik Gita yang warna nya sudah memerah. Lalu menggeleng
"Punya asam lambung."
Gita melongo, Hilal yang tadi nya tengah menyendok mie ayam miliknya terhenti. Menatap minuman jeruk hangat miliku.
"Aku pesenin air putih anget aja ya, Rin." Hilal mendorong kursi yang didudukinya lalu berdiri.
Aku menggeleng keras "nggak usah."
"Daripada kamu minum itu, Asam lambung kan nggk boleh makan jeruk. Tunggu bentar."
Hilal berlalu, meninggalkan aku dan Gita. Aku memandang punggungnya yang mulai menjauh. Gita melongo bahkan sendok miliknya jatuh ke atas mangkok.
"Keajaiban, seorang Hilal perhatian. Woww." Gita berseru dengan nada heran.
"Apa itu tidak mencurigakan ?" Lanjutnya
Aku yang ingin menguyah mie ayam, terhenti.
"Maksud mu?" Mengerutkan dahi.
"Yaa, apa tidak aneh saja. Orang yang cuek, tiba tiba perhatian pada satu orang." Gita menyuap satu sendok penuh mie ayam ke dalam mulutnya.
"Mungkin perasaan mu saja, dia teman kelas kita jadi wajarlah." Aku berkata pelan tak ambil pusing dengan ucapan Gita, ataupun perubahan sikap Hilal.
Hilal kembali dengan membawa nampan berisi air putih hangat meletakkannya di depan ku.
"Makasih."
Dia mengangguk dan tersenyum.
Kami sibuk dengan makanan kami masing masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
El Erin
Novela Juvenil"Emang nggak ada waktu atau kamu yang sebenarnya tidak mau bertemu denganku ?" -Salwa El Erina