×××××××××××
Seulgi menendang benda apapun yang berada di depan kakinya. Entah kaleng bekas, botol minum dan segala benda yang ditemuinya diterotoar ia tendang untuk melampiaskan kekesalannya. Gadis itu sangat marah dan kalut.
"Bos kecil, yang sabar. Mungkin salah satu dokumennya ada yang salah makanya bisa ditolak." William mencoba menenangkan meski terdengar sia-sia.
"Gimana aku bisa sabar, Will. Jelas-jelas semua dokumennya lengkap. Pihak imigrasi nggak ngasih tahu alasannya kenapa bisa ditolak. Tanpa kejelasan."
William menggaruk tenggkuknya yang tidak gatal. Juga bingung harus menanggapinya seperti apa lagi. Dan pria itu tidak mungkin mengatakan kebenarannya kalau dibalik semua ini ada campur tangan nona irene, bos barunya itu. entah untuk alasan apa. Yang pasti perempuan itu menginginkan seulgi untuk menetap di Indonesia.
"Aku sudah jauh-jauh hari ngumpulin dokumennya. Lengkap sesuai persyaratan. Aku jjuga bilang kan sama kamu dan jisoo kalau aku cuma tinggal satu minggu disini nggak lebih. Kalian yang maksa, jadi aku nggak mungkin menenatap disini."
"Bos."
"Apa sih, Will?"
Mereka masuk dalam minimarket yang kebetulan tidak jauh dari kantor imigrasi. William dibelakang dengan seulgi di depannya melewati beberapa rak.
"Kenapa bos nggak menetap aja disini. Nggak rugi juga, toh ini kan rumah bos."
Seulgi menoleh marah dan mengepal dua roti yang baru diambilnya. Wajah William berubah was-was namun seulgi tidak mengatakan apapun selain berjalan ke lemari pendingin.
"Sorry bos, bukan maksud menyinggung. Tapi semua orang pasti menginginkan bos kecil menetap. Bos jangan selalu ngerasa nggak dihargai atau nggak diharapkan untuk pulang. Orang-orang disekitar bos pasti menginginkan yang terbaik buat bos kecil."
Yang terbaik? Seulgi pernah memikirkan hal itu tapi pada kenyataannya ia tidak pernah merasa baik-baik saja. Selain ia dibuang.
Diambilnya dua botol air dalam lemari pendingin itu dan saat melewati tiga rak, gadis itu juga mengambil satu kotak rokok. William mengikutinya dari belakang dengan perasaan khawatir.
"Kamu nggak akan ngerti, will." Sambil disodorkannya belanjaannya itu ke depan kasir dan menyerahkan kartu sekaligus untuk pembayaran. "Mungkin yang terbaik buat mereka. bukan aku."
Setelah menerima belanjaan dan mereka keluar minimarket, seulgi mengambil satu botol air dan rokok sisanya ia serahkan pada William.
"Dimakan, Will. Dari tadi ngikutin aku pasti cape." Dan tersenyum seperti biasa.
"Bos, juga belum makan dari pagi." William menyodorkan satu roti namun ditolaknya.
"Aku kenyang."
"Tapi, bos—"
"Makan, will."
Dengan sekali tarikan plastic roti itu langsung robek. Pria itu melahap roti itu dalam sekali makan. Seulgi geleng-geleng terkekeh. Mereka berdiri dibawah tiang lampu lalu lalintas menunggu penyebrangan. Sambil membuka tutup botol, dan William membuka roti terakhirnya lagi, mereka akhirnya menyebrang sama-sama.
"Kalau boleh saya tahu, kenapa non irene kemarin meminta saya buat bawakan baju ganti untuk bos. Memangnya bos kecil ngapain di kamar non irene?"
Seulgi tersedak minumannya sendiri. Gadis itu terbatuk dan mengelap sisa air dibibirnya menggunakan punggung tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED
FanficSeulrene! Dibaca baik-baik ya kawan-kawan. SEULRENE (SEULGI-IRENE) CUMAN CERITA FANFICTION JADI JANGAN BAPER MARI NIKMATI CERITA INI DENGAN TENANG DAN SENANG. OKE!!