2 pelajaran berlalu, kini waktunya istirahat. Rata-rata semua ke kantin.
"Azuri, ayo ke sana sekarang. Eh, dimana Miki?"
"Dia mau ke toilet, nanti Dia menyusul." Ucapku.
Aku menatap kelas, yang ada disini hanya ada Anzu, Rie, Nara dan Kanzuo. Nara sibuk memainkan ponselnya. Kanzuo dan Rie tengah berdiskusi sesuatu. Sedangkan Anzu, tidur di mejanya.
"Ayo, Kau lihat apa, Azuri?"
"Eh, tidak. Yuk." Aku menarik Chinami.
Tidak perlu waktu yang lama untuk sampai di perpustakaan. Saat masuk, tidak ada yang petugas yang menjaga dan semua meja kosong, hanya ada Kami berdua disini. Aku dan Chinami menyebar ke berbagai sisi perpustakaan
"Sastra keempat, sastra keempat," Chinami sibuk mencari buku yang Ia ingin baca.
Aku hanya menunjukkan lemari buku yang harus Ia cari. Sedangkan Aku, akan mencari dari sisi lain. Sudah berapa rak kuperiksa, tapi tidak ada buku yang Chinami cari. Aku melihat meja registrasi, penjaga perpustakaan sedang duduk santai tanpa menyadari keberadaan Kami, Aku mendekatinya.
"Permisi,"
"Heh? Nyari apaan dek?" Rambut pirang dengan ujungnya warna pink sekilas, terlihat norak. Nampak tak asing, tapi Aku harus fokus pada tujuanku dulu.
"Maaf, buku sastra seri keempat dengan penulis Minato Kazuki dimana ya?"
"Wah, Kamu salah orang. Gue bukan penjaga perpus."
Aku menaikkan sebelah alis. Jelas-jelas, Ia memakai seragam penjaga perpus dan duduk di meja registrasi.
"Maaf kak, Saya serius.""Hahaha!" Ia tertawa kencang.
Untungnya perpustakaan tidak ada siapa siapa kecuali kami bertiga, Aku bisa memastikan Chinami terkejut mendengar suara keras ini.
"Sebentar, Kamu anak kelas X-A kan? Kok ga ke kantin sama yang lain."
"Malas, banyak orang," Tahu dari mana Aku kelas X-A?
"Untuk ukuran anak kelas X, kamu songong juga ya ternyata, mana cewek lagi."
Ini maunya apa sih? Karena terus berputar tanpa mendapat jawaban, Aku berbalik.
"Woi, enggak jadi nanya dimana bukunya. Gua tahu loh."
"Aku berbalik, Ia menyeringai kecil.
"Tapi boong!"
Ia menyeringai, disusul dengan tawanya yang mengelegar. Tanganku mengepal, ingin rasanya ku hantam pukulanku ke wajahnya."Kenapa? Marah? Ayo nangis! Nangis, nangis, nangis..."
Astaga, Ia tidak waras.
"Brak!" Sebuah kepalan tangan nyaris mengenai kepalanya. Dengan gesit, Ia menghindar. Aku cukup terkejut, karena gerakannya sangat cepat.
"Ngapain Lo disini, kecoak?" Yang hendak memukulnya menatap tajam.
"Wah, belajar dari mana bahasa kecoak? Si cireng pasti yang ngajarin." Ia membalas.
Ckck, ini sedikit rumit, ada kak Rin datang dengan Kak Isagi.
"Zuri, Kamu diapain sama dia?"
"Adek sayangmu itu mau nyari buku," Ia menjawab.
"Diem Lo, kecoak." Kak Rin melotot.
"Udahlah kak, lagian kakak ngapain sih mau mukul? Aku juga ga diapa-apain." Aku menjawab enteng. Malas kalau menceritakan yang sebenarnya, hanya akan menimbulkan masalah baru.
"Azuri, Aku sudah dapat bukunya! Ayo pulang," seruan Chinami berhenti saat melihatku dengan ketiga orang ini.
"Eh, Aku ketinggalan sesuatu?" Chinami berbisik.
"Ga penting juga, yuk pergi."
"Bentar, Kita harus laporan bukunya dulu." Chinami sedikit kaget dengan penjaga perpus yang Ia lihat.
"Azuri, itu beneran kak Shidou?" Ia sedikit gemetar.
Aah, namanya Shidou, pantas Aku merasa tak asing. Julukannya 'antena berambut nyentrik'.
"Kak Shidou, minta tolong ditulis di buku daftar peminjam. Ini yang minjam Chinami, sekelas sama Aku juga." Aku mengambil alih.
"Weh, kan udah dibilang, Gua bukan penjaga perpus."
"Hem? Kakak kan dapat hukuman jadi penjaga perpus kan? Itu ada name tag nya di atas meja."
Kak Shidou menyeringai kecil.
"Pinter ya, didikan Rin memang warbyasah."
"Banyak omong, cepetan ditulis!" Kak Rin sudah tidak sabaran.
"Dah, nih. Selamat membaca, habis dibaca gak papa kalau mau dibuang. Biar kayak Gua."
"Oke, makasih." Aku menarik Chinami.
"Ma, makasih kak!" Seru Chinami. Ia terbirit-birit saat menatap kak Shidou.
Perpustakaan lenggang sejenak.
"Btw, ngapain Lo pada disini?" Shidou melirik ke arah Rin dan Isagi.
"Oh, lagi berburu kecoa. Kebetulan, dateng di waktu yang tepat."
"Miki ga kesini ya?" Isagi celingukan mencari Miki.
"Gua ga tau adek Lo pada."
"He? Terus, adeknya Rin tadi?"
"Pake ikatan batin itu." Shidou menjawab santai.
"Lo ngomong lagi, Gua pites." Rin menatap tajam.
"Woww, santai-santai, lagian punya adek cantik ga dijaga."
"Asem!" Rin menimpuki Shidou dengan buku. Pertengkaran berlanjut lagi.
"Aduh, emang salah kalau mereka ketemuan," Isagi menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Lock [School Edition]
FanfictionNamaku Azuri, adik bungsu dari Itoshi Sae dan Itoshi Rin. Kehidupanku biasa saja dikelilingi teman-teman yang beragam sifat, walau dipandang spesial karena punya saudara yang famous di sekolah. The story is begining... Just fanfic, jangan dianggap s...