"Kamu takut sama Kak Shidou?" Tanyaku. Kini, Kami tengah kembali ke kelas.
"Dia nyeremin tahu. Masa' Kamu ga takut?" Balas Chinami. Ia terlihat tidak nyaman.
"Biasa aja sih."
"Eh, tadi Miki ga nyusul Kita ya?" Chinami teringat sesuatu.
Iya juga, tadinya dia Janji akan pergi setelah dari toilet.
Saat tiba di kelas, kelas sedikit tegang. Ada Miki, Haya, Rie, Anzu, Kanzuo, Nara dan Arata.
"Kamu beneran ambil?" Miki terlihat sembab, Ia disamping Anzu.
"Aku baru masuk kelas tadi sama Benjiro. Tanya sama yang lain."
"Dari tadi justru Kamu nempel nempel ke meja Miki, Arata!" Anzu terlihat marah.
"Cih, kalau ga percaya yawdah si, tanya sama Kanzuo coba. Oi Kanzuo, tadi Aku ke kantin sama Benjiro kan? Terus baru masuk sekarang."
"Iya, Aku sama Rie lihat kok."
"Tapi, tadi mirip banget sama Arata." Rie sedikit bingung.
"Ini kenapa?" Aku dan Chinami mendekat.
"Uang Miki hilang. Tadi Ia taruh di laci. Sebelumnya, Ia ke toilet setelah itu ke kelas. Uangnya hilang." Anzu memberikan penjelasan.
"Terakhir di kelas siapa? Selihatku, tadi ada Rie, Anzu, Kanzuo dan Nara." Tanyaku.
"Nara tadi keluar duluan, diajak sama Okiharu mabar." Nara menjawab.
"Terus, Aku sama Rie dipanggil Kak Kenyu." Kanzuo ikut menjawab, Rie mengangguk.
"Sisa Anzu."
"Aku tadi tidur," Anzu menjawab tidak peduli.
"Kok Kamu bilang, Arata nempel-nempel ke meja Miki? Katanya tidur?" Tanya Chinami.
"Iya, terus Gue bangun. Gue liat Arata ke meje Miki."
"Itu Gue taro snack di laci. Gue sama Miki kan semeja," bantah Arata.
"Ish, terus tuh ya, Lo balik lagi ke kelas kan? Gua denger suaranya." Seru Anzu.
"Oh, ternyata masih bangun pas itu." Arata menyeringai.
"Lo balik 2 kali kan? Mastiin ga ada orang di kelas sama Gua masih tidur."
"Nah, itu Gua cuma balik sekali" Arata menggeleng.
"2 kali, Gua liat elo itu."
Arata dan Anzu masih berdebat, Rie tiba -tiba mendekatiku.
"Azuri," Ia berbisik ke telingaku.
Chinami memperhatikan, Ia berusaha menguping, tapi tidak bisa. Aku mengangguk, Aku mendekati mereka berdua.
"Sebentar," Aku menengahi Anzu dan Arata yang memanas.
"Arata, Kamu beneran balik lagi ke kelas habis taro snack itu?"
"Iya."
"Trus balik lagi ngapain?"
"Ambil titipan Sei, katanya disimpen di kolong meja Miki.
"Udah? Ga balik lagi?"
"Iya, Lo ga percaya?" Arata menatap sinis.
"Bukan," Aku menggeleng, "berarti perkiraanku benar."
"Eh?" Sekelas menatapku bingung.
"Anzu, Kamu yakin tadi itu Arata balik lagi habis ambil titipan Sei?" Aku menatap Anzu.
"Mirip sama Arata, cuman, ada yang aneh deh. Keliatan agak jangkung ketimbang Arata." Anzu berpikir sejenak.
"Nah, Haya, Kanzuo, tolong panggilin Kai kelas sebelah." Pintaku.
"Buat apa, Azuri?" Tanya Haya.
"Sebentar saja, cepatlah. Keburu bel masuk nanti."
Haya dan Kanzuo pun pergi, Aku melihat wajah kebingungan teman-temanku.
"Yo," mereka sudah kembali dengan orang yang kuminta.
Wajah Kai kebingungan, saat melihat Miki, wajah Kai sedikit terkejut.
"Kanzuo, pegangin Kai, biar Dia ga kabur." Perintahku.
"Bentar, bentar!" Kai berseru, "ini pasti ada yang salah?" Kai menepis tangan Kanzuo.
"Salah? Iya, salah karena lo nyuri uang temen gue!" Aku sedikit emosi.
"Apa?! Kai yang nyuri?!" Anzu sudah berseru kencang.
"Mana dulu buktinya! Lo ga bisa asal nuduh! Gua kesini cuma gegara Haya mau nunjukin sesuatu." Kai terlihat marah.
"Lo sebenernya udah mejeng di deket kelas. Lo juga nunggu aba-aba dari anak kelas ini kan?"
Muka Kai terlihat kesal, Ia tidak bisa membantah.
"Hah, berarti ada komplotannya?!" Haya berseru kaget.
"Iya, tapi ini yang bingungin. Diantara Kalian, ada yang sebelumnya ngobrol sama Kai?"
"Gue," Anzu angkat tangan.
"Kamu dibilang apa sama Kai?"
"Pastiin kelas sepi, Gua mau nitip sesuatu di meja Miki." Anzu terdiam sejenak. Anzu mendesis kecil, Ia mendekati Kai.
"Lo Boongin Gue?!" Anzu mencengkram kerah Kai.
"Gimana-gimana?" Chinami, Rie dan Miki bingung.
"Arata, Aku minta tolong bawain tas Kai."
"Oke, ntar sambungin ceritanya ya!" Seru Arata.
"Anzu ditipu Kai. Katanya mau ngasih titipan, Anzu yang tahu santai. Toh, Ia juga ketiduran. Tapi, Kai datang dengan perawakan Arata. Membuat Anzu tidak sadar." Jelasku.
"Tapi Azuri, rambut Arata putih, sedangkan Kai coklat." Sergah Rie.
"Nah, Arata yang akan mengungkapkannya."
"Azuri! Ini tas Arata. Lihat, Gue nemuin sesuatu." Arata mengangkat tinggi-tinggi sebuah rambut palsu.
"Hah?!" Sekelas tercengang.
"Apa gue masih salah, Kai?"
Kai terlihat marah, Miki mendekatinya.
"Plak!" Tanpa diduga, Miki menampar Kai.
"Hei, Azuri. Kenapa Kau yang menyuruh memanggil Kai dua orang?" Bisik Chinami.
"Sederhana, kalau hanya Kanzuo, Kai tidak akan ikut. Sedangkan Haya, Kai menyukainya. Dia pasti nurut pada siapapun asalkan ada Haya."
Chinami terhenyak mendengar penjelasanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Lock [School Edition]
FanfictionNamaku Azuri, adik bungsu dari Itoshi Sae dan Itoshi Rin. Kehidupanku biasa saja dikelilingi teman-teman yang beragam sifat, walau dipandang spesial karena punya saudara yang famous di sekolah. The story is begining... Just fanfic, jangan dianggap s...