001. Cincin

174 15 5
                                    

Isagi memandangi cincin perak yang terpasang di jari manisnya. Pikirannya meracau ke mana-mana.

"Chi, gimana kabar? Sehat?" Sebuah suara memanggil. Isagi sontak menoleh, ditemukannya sosok bibi tercinta dari ibunya.

Isagi menarik sudut bibirnya. "Sehat, Bi," jawabnya, "Bibi kapan dateng?" Jelas sekali suaranya yang bergetar menandakan bahwa Isagi baru saja menangis.

"Belum lama." Tanpa permisi, sang bibi memposisikan dirinya untuk duduk di sebelah Isagi. Tangannya yang lembut diangkat untuk mengusap surai biru keponakan favoritnya itu.

"Bibi ngerti rasanya jadi kamu," ucapnya tiba-tiba, "soalnya, Bibi dulu juga menikah karena perjodohan sama pamanmu." Isagi tak lagi terkejut dengan pernyataan itu. Sudah menjadi rahasia keluarga bahwa bibinya yang satu ini menikah karena perjodohan. Namun, di sisi lain, keluarga bibinya juga yang paling bahagia dari seluruh keluarga besar.

Isagi mengusap pipinya yang mulai lengket karena air mata yang mengering. "Bi, Ichi takut kalau perjodohannya Ichi nggak seberhasil kayak punya Bibi nantinya," sambatnya. Kekhawatiran dari setiap kata-katanya dapat ditangkap jelas oleh sang bibi.

Didekapnya sang keponakan ke dalam sebuah pelukan hangat. "Maaf, ya, Chi. Bibi nggak bisa bantu lebih banyak. Tapi, Bibi bakal berdoa setiap hari biar rumah tangga Ichi berjalan dengan lancar setiap harinya."

Sebelum bibinya beranjak pergi, dia berpesan, "kalau ada apa-apa, kamu bisa cerita ke Bibi. Bibi setia jadi pendengar keluh kesahmu."

Ucapan manisnya tentu menggerakkan hati Isagi. Yang lebih muda mengangguk, kemudian melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan dengan sang bibi.

Isagi kemudian melanjutkan kegiatannya mengemas barang untuk kembali pulang ke Jakarta.

====

Perjodohan antar keluarga konglomerat sudah menjadi hal yang tidak asing. Namun, Isagi Yoichi tak pernah menyangka kalau dirinya lah yang akan dipilih untuk dijodohkan.

Terlebih, dengan keluarga Kaiser.

Pewaris utama mereka rupanya baru saja menginjak usia 21 tahun, itu satu tahun lebih tua daripada Isagi. Dan, alasan itulah yang membuat tetua dari kedua pihak sepakat untuk menjodohkan mereka.

Michael Kaiser. Ini bukan pertama kalinya Isagi melihat sosoknya. Faktanya, mereka berdua berada di kampus yang sama. Blue Lock University.

Dunia memang sempit, rutuk Isagi dalam hatinya.

Isagi dan Kaiser sudah mengenal satu sama lain sebelumnya, dan bagi Isagi, tak akan pernah ia menyangka kakak tingkat tengil di kampusnya itu suatu saat akan menjadi calonnya.

Sulit untuk menerima kenyataan bahwa ia akan segera menikah. Isagi masih ingin tinggal bersama ayah dan ibunya; dia masih ingin menikmati waktu bersama orang tercinta. Bukan dengan seseorang yang ia bahkan tak begitu mengerti.

Iya, dia tak mengerti tentang Michael Kaiser. Dia sama sekali tak mengerti mengapa pria berkebangsaan Jerman itu menerima perjodohan mereka dengan lapang dada. Tanpa penolakan, tanpa pertanyaan lebih lanjut, ia langsung menerima tanpa babibu kala melihat nama Isagi Yoichi tercantum dalam kontrak.

Saat ini Isagi tengah berada di dalam kamarnya-melepas cincin pertunangan yang melilit jari manisnya.

Guna menenangkan hati gusarnya, Isagi berniat untuk berendam di air hangat. Hanya dengan membayangkannya saja, Isagi dapat merasakan tubuhnya mulai rileks.

Melepas pakaian yang membalut tubuhnya, Isagi beranjak ke kamar mandi dan mencelupkan dirinya ke dalam bak air. Otot-otot tubuhnya yang kaku perlahan melemas. Tanpa sadar, Isagi tertidur di dalam bak air hangat itu.

(BL) Rahasia di Antara Kita || KaiSagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang