*****
Pada tahun 2017, aku akhirnya dapat menyelesaikan jenjang sekolah dasar. Meski termasuk waktu yang lama, aku tidak bisa melupakan bagaimana diriku terbentuk saat di sekolah ini. Yang awalnya selalu dibully menjadi dikenal akibat kemampuanku dalam bidang academy. Saat itu juga aku beranikan diri untuk melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Kayen sebagai pilihanku. Aku mendaftar lewat jalur Zonasi dan alhamdulillah aku dapat diterima serta dipermudah dalam melakukan segala proses pendaftaran.
Ketika masa MPLS, aku merasa sangat senang karena pada saat itu aku masih berada satu gugus dengan teman - temanku SD, bahkan duduk pun sebangku dengan sahabatku di SD. Awalnya aku tidak tahu bahwa waktu di gugus itu hanya untuk sementara saja, dan yang sebenarnya kita akan di acak kembali untuk mendapatkan kelas yang benar - benar akan kita tempati selama di SMP ini.
Setelah diacak aku mendapatkan kelas di kelas C, dan harus berpisah dengan teman - temanku SD. Saat itu aku merasa sedih dan takut, aku takut tidak bisa beradaptasi dengan teman baruku, takut dikucilkan kembali seperti pada waktu pertama kali aku SD dulu dan sedih harus berpisah dengan sahabatku.
Dan benar saja, waktu pertama kali kelas 7 aku sempat tidak mempunyai teman sama sekali, karena aku yang memang jarang ikut berkumpul diluar sekolahan dengan teman - teman baruku karena aku yang pada saat itu masih diantar jemput oleh bapak, dan ada salah satu teman kelasku yang tidak suka dengan aku dan dia mengajak teman teman yang lainnya untuk ikut tidak suka denganku juga.
Waktu itu aku merasakan hal yang sama seperti waktu kelas 1 SD dulu, aku sempat merasa malas berangkat sekolah dan setres. Karena selain masalah pertemanan aku juga sempat kaget dengan sistem pembelajaran yang benar - benar berbeda antara SD dan SMP. Dimulai dari jam pulangnya, guru - gurunya, peraturan - peraturannya yang hampir 80% beda dengan waktu SD. Namun meskipun demikian, waktu itu aku adalah termasuk siswi yang aktif dalam mengikuti organisasi dan ekstrakurikuler. Aku mengikuti organisasi PMR, dan ekstrakurikuler bulu tangkis, KIR, BTQ, dan pastinya Pramuka.Kemudian setelah semester 2 kelas 7 aku sudah bisa beradaptasi dan akrab dengan teman - teman kelasku.
Karena aku sudah perbolehkan oleh orang tua ku untuk berangkat sekolah naik motor sediri sehingga aku bisa ikut berkumpul dengan teman - temanku diluar jam sekolah.•••••
Waktu kelas 8 adalah kenangan paling menyenangkan saat aku bersekolah di SMP, karena waktu itu aku sudah benar - benar akrab dengan teman - teman kelasku, bahkan aku mempunyai 4 teman dekat yang sampai sekarang masih sering kumpul bersama dan saling suport satu sama lain. Nama teman dekatku yaitu Azkia, Jessica, Lely, dan Amel. Azkia, Lely, Jessica, Amel adalah 4 orang yang memiliki sifat hampir sama yaitu rendah hati, penyabar, disiplin, dan bertanggung jawab. Dari kita berlima hanya aku yang memiliki sifat keras kepala dan ceroboh.
Saat liburan semester 1 kelas 8, sekolahku mengadakan study tour ke Bali. Di sana aku menginap 5 hari dihotel dan mengunjungi beberapa tempat wisata terkenal yang ada di pulau Dewata tersebut dengan penuh kegembiraan. Dan hal itu adalah momen bersama dengan teman - teman untuk menciptakan sebuah kenangan indah yang tak akan terlupakan.
Namun, setelah study tour tersebut kita harus menerima kenyataan bahwa kita harus melaksanakan sekolah secara daring. Karena ada Pandemi Virus Corona yang benar - benar membuat semua orang ketakutan dan kegiatan - kegiatan diluar rumah harus dihentikan secara menyeluruh. Awalnya sekolah hanya meliburkan selama 2 minggu, lalu dilanjut sekolah daring yang awalnya di perkirakan 2 bulan malahan berlanjut sampai lulus SMP.
Saat sekolah daring tidak ada banyak kenangan dengan teman - teman SMP karena kita yang memang jarang bertemu dan berkumpul, hanya melakukan zoom meeting setiap ada kelas, dan hanya berkomunikasi lewat WhatsApp saja. Sebenarnya kita sempat beberapa kali bertemu tapi itu hanya sekedar untuk mengumpulkan tugas di sekolah dan waktunya pun tidak bersamaan karena dibuat sesi yaitu sesi pertama untuk absen awal dan sesi kedua untuk absen pertengah sampai akhir.
Dan aku masih ingat, waktu itu saat hari kelulusan yaitu setelah sidik tiga jari aku, Azkia, Jessica, Lely, dan Amel berkumpul dirumahnya Amel. Saat itu, kita mengobrol kan tentang mau lanjut kemana kita setelah ini.
"Kalian setelah ini mau lanjut kemana? " Tanya Amel pada saat itu saat kita sedang makan cemilan sambil nonton TV dikamarnya. Dan karena pertanyaan itu kami jadi mengalihkan fokus kita semua ke Amel.
"Aku masih bingung mau lanjut sekolah dimana" Jawabku saat itu yang memang benar - benar belum ada pemikiran sama sekali ingin melanjutkan sekolah kemana.
" Aku kayaknya di SMA Negeri 1 Kayen sih, yang dekat dari rumahku. " Kata Jessica menjawab pertanyaan Amel.
" Aku juga mau ke SMA Negeri 1 Kayen" Jawab Lely.
" Kalau kamu mau lanjut kemana ki?" Tanyaku pada Azkia yang masih diam dan belum menjawab.
" Bingung aku mau lanjut kemana, tapi kalau jurusannya aku sudah pasti di MIPA sih" Jawab Azkia pada pertanyaanku.
" Udahlah mending kita semua ke SMA Negeri 1 Kayen aja, nanti ngambil jurusan yang sama di MIPA" Jawab Amel memberikan sebuah usulan kepada kami.
Padahal pada saat itu sebenarnya aku tidak ada keinginan sama sekali untuk bersekolah di SMA Negeri 1 Kayen, karena aku pengen sekolah di SMK saja, dan pengennya di Pati. Namun aku juga yakin bahwa orangtuaku tidak akan memperbolehkan itu semua.
Dan akhirnya setelah hari itu, kita sepakat untuk bersama - sama sekolah di SMA Negeri 1 Kayen dengan jurusan yang sama juga yaitu MIPA.Namun rencana hanya akan menjadi sebuah rencana saja, karena pada kenyataannya Azkia lebih memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Kudus dan masuk ke Pesantren yang ada di Kudus. Dan aku dan ketiga temanku yang lain pada akhirnya memilih untuk melanjutkan ke SMA Negeri 1 Kayen dengan aku dan Amel yang mengambil jurusan IPS, Jessica dan Lely mengambil jurusan MIPA.
Meskipun semuanya terjadi tidak sesuai dengan rencana dan kesepakatan yang telah kita buat, namun diantara kita tidak ada yang kecewa atau membuat hal itu menjadi sebuah masalah, justru kita malahan bisa saling support satu sama lain, saling membantu dan pastinya tetap menjadi teman dekat. Karena sebagai teman kita harus bisa menerima dan menghargai pilihan yang telah diambil oleh teman kita, karena hanya diri kita sendirilah yang tahu mana yang baik dan mana yang buruk untuk diri kita.
<3 Mempunyai teman seperti mereka adalah salah satu kebahagiaan dalam hidupku, mungkin aku belum cukup baik untuk mereka tapi aku bener - bener merasa nyaman dan aman saat bersama mereka.
❤❤❤❤❤TBC
YOU ARE READING
Dandelions
Historical FictionIni adalah cerita sejarah singkat tentang perjalanan kehidupan ku yang penuh dengan rollercoaster. 🩷🩷HAPPY READING🩷🩷