Hadirmu untukku seperti malam yang disinari remang remang bintang yang terang;
Senyummu selalu membawa lega setelah lama penantian dari kesepian;
Dari semua tulisan yang telah lantang berteriak sayang;
Rintik selalu berpesan, bahwa aku selalu menunggumu di balik hujan.(Teriakan Sayang)
Malam ini,Aku memutar lagi favoritmu,
Mengisi renung hatiku dengan mengingatmu,
"Ya Tuhan, untuknya yang selalu ada dalam hatiku, rinduku padanya telah berbayang-bayang. Jadikan ridho-Mu sebagai pelipur lamunanku"(Pelipur Lamunan)
Untukmu, Perempuan Pemilik Hati.
Dalam pahit yang kunikmati, sunyi yang bernyanyi, malam yang terang menghampiri.
Aku berjalan, berlari, terjatuh, bangkit, berlari lagi untuk selalu kembali.
Kisah ini selalu ingin kuakhiri, isak di hati sudah selalu terjadi.
,,,Tulisan ini terbentuk karena ia ingin berpesan padamu.
Kalimat yang harusnya sampai padamu, hai humairahku.
Di remang malam, dingin senantiasa menemani, namun kenapa dirimu menghampiri, memberi rasa hangat kepada diri ini, namun perlahan kamu pergi, mampirlah sekali lagi...
,,,Aku selalu bersahabat dengan malam;
Ia selalu paham akan lelahnya jiwa;
Aku ingin kita bersua lebih dari doa;
Namun hati ingat ucapan dari seorang hamba, "Aku adalah salah satunya, bukan satu satunya."
Sesak hati kembali menyapa;
Tak ada harapankah bagiku?
Aku akan menunggumu.𝒇𝒊𝒏
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kita, dan Waktu
PoetryAntologi Sastra Kumpulan tulisan sastra yang mengikat puisi, sajak, nan tak terbatas pada itu semua. Ditulis sebagai bentuk rasa yang akhirnya cuma jadi bacaan saja. Silakan menikmati, sastra yang kutulis 6 bulan lamanya untuk dia yang akhirnya hany...