Membina mereka yang hendak menuju kejayaan. Mencurahkan hati kepada tanah air. Memberi kesan terhadap makhluk yang berpapasan setiap langkahmu.
Jalanku denganmu telah selesai jauh di waktu lalu. Hanya menyisakan memori yang pahit dikenang.
Aku mencintaimu, kataku.(Yang Kedua)
Ialah sang wanita, pengumpul ilmu dalam kepala, mengamalkan dengan tangan tubuhnya, menginspirasi setiap insan. Bagaikan taman bunga yang indah hingga memikat siapapun yang bersua dengannya.
Engkau memberi inspirasi orang untuk menjadi benar, semoga Tuhan memberkatinya.(Yang Pertama)
Berapa kali aku berjalan di antara terik nan semilir angin;
Aku mengenal apa yang kupandang, kudengar, kurasa, hingga indah betul jika kutulis dengan tinta;
Adakah beda diantara mereka? Tanyaku.
Yang telah mendobrak masuk hatiku tanpa memberi tahu.(Pendobrak Hati)
Keindahanmu tiada duanya;
Insan sepertimu tidak pernah terpandang mata
Kau telah menawan hatiku;
Menambah kebahagiaanku;
duhai insan terbaik, rembulan segala gulita
Sayang jika nyatanya rembulanku ternyata dipunya banyak bintang;
Duh tak sampai hatiku.(Sayang Dipunya)
Kubuka lembaran baru, entah itu akan bersamamu atau dengan diriku.
Yang kubawa sebagai keputusan baru, ingar bingar kehidupan akan jadi penentu.
Aku tak akan jadi daun yang diterpa angin, hanya mengalir di dingin yang pilu.
Aku akan jadi sang daun, yang tak membenci hujan.(Lembaran baru)
𝒇𝒊𝒏
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kita, dan Waktu
PoesiaAntologi Sastra Kumpulan tulisan sastra yang mengikat puisi, sajak, nan tak terbatas pada itu semua. Ditulis sebagai bentuk rasa yang akhirnya cuma jadi bacaan saja. Silakan menikmati, sastra yang kutulis 6 bulan lamanya untuk dia yang akhirnya hany...