"MAHADEV BANGUN! Anterin adeknya ke sekolah!!" Suara pekikan itu menyadarkan Hadev, pria itu segera tersadarkan dari mimpinya saat suara toa serta kasur yang diguncang hebat oleh siapa lagi kalau bukan bunda nya.
"Ayo bang, bangun. Anterin Adikmu ke sekolah. Dia kan hari ini masuk SMA," Ujar Nahzea.
Hadev menggeram kesal. Padahal ia kelas siang, tapi mau tak mau ia harus mengantarkan adiknya yang pada hari ini tepat hari pertama mereka masuk sekolah menengah atas.
"Cepet Hadev! Ale sama Javas udah nunggu di bawah tuh, mereka udah siap bawa name tag dan alat-alat ospek lainnya!"
"Iya." Jawab Hadev. Ia segera beranjak dari ranjangnya kemudian berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, Hadev ke luar dari kamar mandi, ia sudah siap dengan pakaian nya yang cukup rapi. Ia memang tidak mandi, mengingat ia masuk kelas siang. Ia hanya menggosok gigi, cuci muka dan mengganti pakaiannya.
Pria berusia dua puluh tahun itu melangkahkan kakinya menuruni anak tangga, menuju ruang keluarga dimana adiknya berada. Saat menginjak tangga terakhir, ia dapat menemukan Javas dan Ale yang tengah duduk di atas sofa ruang tamu sambil memakan sarapan mereka, pandangan mereka terlihat sangat fokus pada televisi yang menayangkan cartoon Spongebob.
"Kaya jaman sekarang, ya, pacaran sama alat elektronik." Celetuk Ale saat melihat karakter dalam cartoon itu menikah dengan televisi yang dapat berbicara. "Eh bang Hadev," Ujar Ale menyadari kehadiran Hadev diantara mereka.
"Hm." Jawab Hadev berdehem. Ia duduk di sofa, sedangkan Javas dan Ale duduk di karpet yang digelar. "Cepet makan nya, udah mau jam tujuh." Ujar Hadev mengingatkan.
"Ale udah beres makan nya," Ujar Ale menunjukan piring yang sudah habis.
"Pinter." Ujar Hadev menunjukan senyum tipisnya. "Persiapan ospek udah lengkap semua?" Tanya Hadev pada Ale.
Ale mengangguk, persiapannya menyambut masa SMA sudah siap. Mengingat, ia menyiapkannya satu minggu sebelum ospek.
"Lo, Jav? Udah siap semua?" Tanya Hadev pada adik kandungnya yang bernama Javas Abrisam.
"Udah, bang." Jawab Javas. Matanya masih fokus pada televisi, spongebob adalah cartoon favoritenya, maka Javas pastikan ia tidak akan ketinggalan satu episode sedikitpun.
"Cepet makan nya, udah mau jam tujuh, bego!" Ujar Hadev pada Javas, adiknya itu sangat lama menyuapkan makanannya ke dalam mulut. Matanya terlalu fokus pada televisi. "Ale kalau udah beres makan nya, simpen. Habis itu kita berangkat." Lanjut Hadev yang langsung mendapat anggukan Ale.
"Siap!" Jawab Ale penuh semangat.
***
"Haduh, kok Ale deg degan, ya? Gimana kalau kakak kakak OSIS nya pada galak? Gimana kalau temennya gak ser—"
"Lo ngomong itu mulu daritadi, gue capek dengernya." Komentar Javas kesal. Ale itu ceriwis, kalau baterai energinya masih 100%, maka dapat dipastikan gadis itu tidak akan berhenti berbicara. "Dijalanin aja belum udah banyak omong lu ompong!" Ujarnya lagi.
"Ih apaan, sih, Javas! Ngomongnya gitu mulu, Ale gak suka dikatain ompong!" Ujarnya kesal.
"Lo kan emang ompo—"
"IYA TAPI KAN ITU DULU!!" Bentak Ale meninggikan nada suara.
"Lo berdua mau turun sekarang apa gua yang turun?" Ujar Hadev habis kesabaran. Ia jengah mendengar perdebatan Javas dan Ale. Selalu saja membuat kepalanya pening, padahal ini masih pagi, hari pertama sekolah pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahasiswa vs Anak SMA
Teen Fiction"Abang, Cium Ale dong!" "Enak aja cium-cium! Lo masih kecil, gede dulu sana!" Mahadev Abrisam dan Jala Aleinora. Mereka adalah tetangga dekat sedari kecil. Hadev merupakan seorang mahasiswa semester 4 di salah Universitas terkemuka di Indonesia...