Menyesal

660 21 0
                                    

     Gus Azzar langsung membawa sang istri masuk kedalam mobilnya, ia tidak mungkin membiarkan sang istri untuk pulang sendirian.  Ia selalu sabar menghadapi sikap polos istrinya yang saat ini moodnya berubah-ubah.

           Sedangkan Azalea menyembunyikan wajah cantik di balik cadarnya di dada bidang suaminya. 

        "Gus, Lea mau itu" ucap Azalea menatap suaminya.

          "Kamu mau sayang? Kita beli bagaimana sebelum pulang" jawab Gus Azzar tersenyum hangat.

          Azalea senang mendengar jawaban suaminya, ia selalu bersyukur mendapatkan suami sebaik dan setampan seperti Gus Azzar begitu perhatian sekali kepadanya. Rasa takut mulai menghilamg seiringnya waktu.

      "Apa boleh, Gus Lea makan itu?" Tanya polos Azalea membuat Gus Azzar gemes mendengarnya.

      "Boleh, tapi jangan setiap hari itu gak sehat. Kita beli ya sayang sebelum kita melanjutkan pulang" jawab Gus Azzar menarik lembut jemari sang istri menuju penjual itu.

      Setelah sampai Gus Azzar langsung memesan makanan yang sang istri inginkan karena bawaan sang bayi.

     Sedangkan Azalea duduk sambil menunggu sang suami datang membawa pesenan miliknya dan milik suaminya.  Tapi hal yang tidak di inginkan terjadi ada seorang wanita yang mengganggu Azalea sedamg duduk sendirian di meja kosong.

      Wanita itu mendorong tubuh mungil Azalea yang sedang duduk di bangku pelastik terjatuh, wanita itu tertawa terbahak-bahak karena melihat Azalea mengiris ke sakitan di perutnya.

      "Astaghfirullah, sakit..sekali" ucap Azalea terdengar lirih memegang perutnya.

       "Haha...rasai tuh.... Jangan sok suci deh Lo...pura-pura sakit. Itu tidak seimbang dengan rasa sakit sahabat Lo ketika calon suaminya memilih menikah dengan wanita sialan seperti Lo" kata pedas di lontarkan oleh wanita itu.

     "Aaa...aaawww...sakit.." teriak Azalea menjerik kesakitan ketika tangannya di injak di bawah pecah gelas tadi yang sempat ada di meja tempat duduknya.

      "Rasakan itu, wanita sialan" umpan wanita itu yang datang tidak jelas membuat rusuh cafe itu.

     "Aaahhhh,,,,,awww,,,sakit jangan lakukan ini sama saya!!! Apa salah saya pada kalian semua" ucap Azalea menangis menahan sakit luar biasa antara perut dan tangannya itu.

     "Lo,masih nanya salah apa? Kesalahan Lo udah merebut kebahagian keponakan gue, karena ulah Lo. Keponakan gue harus nikah dengan kakak suami Lo." Jawab wanita itu jongkok menampar pipi Azalea sambil mendorongnya.

   Plakkkk.....

    Tamparan keras terdengar seisi ruangan membuat para pengunjung memperhatikan mereka yang dilakukan kepada wanita bercadar itu.

      Seorang pelayan wanita yang melihat dan videoin kejadian itu langsung tertuju ke pria yang bediri menunggu pesanan yang sebentar lagi siap.

     Pelayan wanita itu buru-buru menghampiri pria tersebut. " Assalamualaikum, mas pasti suami dari wanita yang menggunakan cadar yang ada di dalam sana?"

      "Walaikumsallam, mbak iya benar saya suami dari wanita yang mbak jelaskan!! Ada apa yah mbak? Apa ada terjadi sesuatu kepada istri saya dan anak saya" ucap Gus Azzar khawatir perasaannya dari tadi tak tenang.

    "Mending, mas lihat video ini dan segera masuk selamatkan istri mas sekarang juga" jawab pelayan wanita itu.

       "Baik, terimakasih mbak " ucap Gus Azzar melihat isi video langsung berlari ke dalam setelah melihat ya ia sangat marah melihat istrinya di permalukan dan menyiksanya.

      Setelah sampai dalam cafe Gus Azzar sangat murka melihat istrinya yang sudah tak berdaya terkapar lemas di lantai dengan penuh darah di sekujur tubuhnya termasuk di selangkangannya wanita itu menendang perut Azalea membuat menjerit kesakitan.

    Gus Azzar berlari ke arah istrinya yang sudah tidak berdaya itu. Ia sangat marah kepada wanita itu.

     "APA YANG KALIAN LAKUKAN KEPADA ISTRIKU DAN ANAK AKU YANG ADA DALAM KANDUNGANYA, APA KALIAN TIDAK MANUSIAWI HAH. MENYIKSA ISTRI SAYA SEPERTI MENYIKSA BINATANG HAH. SAYA AKAN TUNTUT INI KE KANTOR POLIS INGAT KALIAN KALAU ADA APA-APA SAMA MEREKA YANG AKU SAYANGI KALIAN SIAP-SIAP MASUK KE PENJARA."  Bentak Gus Azzar dikuasai amarah.

       "Sayang kamu bertahan yah, demi anak kita" sambung Gus Azzar menggendong tubuh sang istri.

      Azalea menganggukan kepalanya" Gus jangan marah Lea takut "

      "Ya Allah sayang ada sempatnya bilang seperti itu" ucap Gus Azzar gemes dan rasa bersalahnya muncul.

    "Pak, boleh saya yang nyetir gak mungkin pak Azzar menyetir dengan keadaan marah" jawab asisten pribadi Gus Azzar yang sempat tadi ngajak ketemuan di cafe ini sebelum pertengkaran dengan Azalea tadi.

    "Iya, cepat Irfan ini. Istri saya harus segera di larikan ke RS sekarang juga" ucap Gus Azzar berjakan ke arah parkir mobil.

     Irfan, membuka pintu belakang agar Gus Azzar membaringkan istrinya di pangkuannya. Mereka berangkat langsung ke rumah sakit dengan ke adaan lancar di jalan tidak ada kendala di perjalanan.

     Setelah sampai di rumah sakit, Gus Azzar menggendong sang istri hingga ke ruangan UGD.

        Gus Azzar menunggu di luar, ia duduk, berdiri lagi terus seperti itu menunggu sang istri di periksa oleh dokter.

      Ponsel Gus Azzar berdering tapi ia mengabaikannya. Lalu ponsel Irfan berdering, ia langsung mengangkat panggilan sang ummi Sarah.

     "Assalamualaikum, fan kamu bersama Azzar kan?" Salam ummi Sarah.

     "Walaikumsallam iya ummi" jawab Irfan memandang Gus Azzar yang terus menundukan kepalanya.

       "Dimana kalian sekarang kenapa belum pulang apa ada terjadi sesuatu?" Tanya ummi Sarah.

     "Maaf, ummi sebelumnya. Ning azalea masuk rumah sakit ummi" ucap Irfan menatap bosnya.

     "Maksud, kamu apa? Ning azalea masuk ruma sakit kenapa?" Tanya ummi Sarah.

     "Ada, Tantenya calon istri Gus Azmi yang melakukan ini" ucap Irfan jujur,

    "Saya akan kirim videonya" sambung Irfan.

      Semua orang kaget, apa yang di lakukan oleh Tante adik dari teman ummi Sarah.

     "Fan, dimana Azzar" ucap Gus Azmi.

    " Gus Azzar ada dia sangat menyesal tidak bisa menjaga Ning azalea"

   

Anak twins Gus tampan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang