Bab 2

234 20 1
                                    

Absen dulu, oke?
Votmen nya mana..
Tanda in kalau typo.

•••

Di sebuah kota yang jauh dari kota b,
Seorang pria yang berpakaian rapi dengan setelan jas merah tak lupa dasi hitam nya,pria itu tengah duduk mengahadap jendela bergaya prancis di sebuah ruangan kerja

Melihat pemandangan di depannya yang menampilkan gedung gedung besar dan tinggi di sebrang gedung nya. Pria itu meletakan cangkir berisi kopi di meja setelahnya menyesap nya beberapa kali

"Bagaimana kabar nya?" tanya pria itu kepada asistennya yang berdiri tidak jauh dari nya

Asisten itu segera membuka suara "Menurut paman Zen, nyonya sedikit lebih tegas kepada kedua tuan muda"

Gino. sang asisten, sebenernya tau apa yang terjadi di rumah tapi.. Tidak mungkin dia menceritakan bahwa nyonya berniat tidak memperbolehkan makan untuk hukuman kedua tuan muda.

Jelas gino sengaja mengatakan 'sedikit tegas' untuk meringkas situasi di mansion

Pria itu terlihat tenang namun ia sedikit menyeringit mendengar apa yang sang asisten katakan.

"Saya tidak bertanya.. Saya hanya ingin tau apa yang kedua anak itu lakukan lagi"

Gino langsung mengangguk mengerti dan segera menjawab "kedua tuan muda beberapa kali membuat masalah dengan nyonya, yang terakhir memecahkan bedak milik nyonya"

Suasana ruangan itu tiba tiba saja menjadi sunyi, pria itu menunduk menatap kopi yang masih mengeluarkan asap

"Jika kedua anak itu membuat masalah lagi.. Kirim ke rumah kelahiran ibu nya" ucap nya dengan nada ringan tanpa jejak emosi apapun yang terlihat

Sang asisten tersentak mendengar sang bos. tapi, setelah itu hanya bisa mematuhi perintah sang bos.
Menghela nafas pasrah, gino sedikit ragu karena kedua.. Yang satu adalah istri baru sang bos dan yang satu lagi adalah anak sang bos

Sang asisten merenung, apa benar jika ada ibu tiri maka akan ada ayah tiri? Sepertinya itu sedikit benar

•••

Bibi lan selaku pengasuh kedua nya hanya bisa menghela nafas memikirkan apa yang baru saja dikatan paman Zen kepadanya,

apalagi setelah melihat tuan mudah yang tengah bermain dan melupakan ucapan sang nyonya

"Tuan muda"

Dua anak yang tengah bermain dengan mobil dan robot itu segera berhenti, menatap polos bibi lan

"Ada apa bibi? " tanya penasaran mahen sang putra bungsu

Bibi lan mendekati keduanya nya dengan ragu ragu, mengusap kedua kepala tuan muda nya dan berkata

"Paman Zen tadi memberitahu bibi bahwa asisten gino menelpon dan mengatakan jika, kedua tuan muda terus terusan membuat masalah maka-

maka tuan muda akan menetap dirumah leluhur ibu tuan muda"

Mahen menatap linglung bibi lan, pria kecil itu sedikit bingung dengannya apa yang dibicarakan bibi lan.

Namun, berbeda dengan Zean yangg menatap kosong pada mainan yang ia pegang. Pria kecil itu tahu apa artinya tapi, Zean sedikit tidak percaya apa yang dia dengar

Dengan ragu Zean bertanya "bibi lan.. Apa itu artinya ayah tidak lagi menginginkan aku dan adikku? "

Bibi lan menggeleng pelan mencoba mematahkan pemikiran pria kecil itu
"Tidak, tuan hanya ingin kedua tuan muda bisa akur dengan nyonya. Bagaimanapun, nyonya sekarang ibu kedua tuan muda"

"Tapi dia bukan ibu kami" jawaban polos mahen membuat bibi lan sedikit gelisah takut jika ia salah bicara

"Tid-"

"Itu memang benar" sahut calis

Ketiga nya langsung menoleh ke asal suara., melihat ibu tiri/nyonya yang tengah bersandar di pintu dengan tangan terlipat di dada menatap kedua tuan muda

Calis membuang nafas lelah, berjalan mendekati setelahnya berdiri di depan anak tirinya

"Memang benar aku bukan ibu kandung kalian. Tapi aku menikah dengan ayah kalian dan tanpa sengaja menjadi ibu tiri" ucap calis

Awalnya calis penasaran dan ingin melihat kedua anak tirinya itu tapi, tanpa sengaja mendengar percakapan mereka

Siapa yang menjadikannya sebagai seorang ibu tiri? Tentu saja itu pemilik aslinya, jika saja dia datang lebihh awal mungkin calis tidak akan berurusan dengan kedua anak nakal ini

Lagi pula, pemilik aslinya masih muda dan cantik siapa yang tidak menginginkan nya? Hanya saja nasib nya benar benar tidak beruntung

Melihat bahwa kedua anak tirinya terdiam tidak tau akan menjawab apa

"Tidak masalah jika kalian tidak menganggap aku, jadi mulai sekarang panggil aku bibi dan perlakukan kita sebagai orang asing yang tinggal satu atap" sambung calis dengan alis sedikit mengencang menatap seriuss kedua anak tirinya yang sedikit linglung

Setelah mengatakan itu, calis melangkah menuruni tangga tanpa melihat kebelakang. Namun bebarengan dengan tangga terakhir

Ponsel yang calis pegang tiba-tiba saja bergetar dan mau tak mau ia melihat layar ponsel yang berdering itu menampilkan sebuah nama yang tertera

'Suami'

Mata calis membelak tidak percaya apa yang sekarang ia lihat. Pikirannya tiba-tiba saja kosong

Setelah hampir setengah bulan disini! Ia bahkan tidak repot repot menerima atau mengirimkan pesan kepadamu suami yang entah dimana itu

Tapi sekarang, suami pemilik aslinya benar-benar menelpon? Harusnya kah ia mengangkat? Atau membiarkan saja?

Dengan perasaan yang campur aduk dan dengan tangan yang sedikit bergetar ia mencoba untuk menjawab telepon tersebut

"H-halo! Suami? "

TBC.

•••

Tinggalkan jejak nya bestie
GA VOTE GA UP.
ayo vote biar cepet up

Untuk selanjutnya ga baka up sebelum memenuhi target

( DITUNGGU NOTIFIKASINYA. )

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRANSMIGRATION BECAME THE STEPMOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang