****
Ashel tidak menduga bahwa Aldo yang akan membuka pintu, orang yang paling ingin dia hindari justru berada tepat di depan nya ."Maaf kayaknya aku salah rumah, aku pergi dulu " Ashel segera membalikan badannya,tak memberikan kesempatan untuk Aldo berbicara padanya.
Aldo dengan sigap menarik tangan Ashel sebelum Ashel hilang dari pandangan matanya nya, keduanya tampak terdiam terjebak dalam keadaan yang sangat canggung ,beberapa kata terucap dari mulut Aldo memecah keheningan tersebut
"Shel aku minta maaf, tadi pagi aku gak bermaksud bentak kamu " ucap Aldo yang tampaknya tidak digubris oleh Ashel
"Aku tau aku agak kelewatan tapi pliss maafin aku kali ini " Terlihat Ashel mulai memandangi wajah Adlo yang tulus meminta maaf padanya, tapi justru Ashel terfokus ke hal lain yang tampak di wajah Adel
"Wajah kamu kenapa ? " Tanya Ashel sambil meraba pelan wajah Aldo , di tepis nya tangan Ashel yang mecoba menyentuh wajah Aldo yang terlihat lebam
"Bentar dulu , sini ikut aku " Ashel menarik Aldo memasuki rumah, Aldo tampak bingung dengan apa yang ingin Ashel lakukan.
"Punya handuk sama es batu nggak di rumah ? " Tanya Ashel melihat Aldo yang tampak masih kebingungan, Aldo bergegas mencari handuk serta es batu dari dalam rumah nya dan menyerahkan nya ke Ashel.
Ashel meraih es batu dan handuk lalu dengan perlahan menempelkan nya pada luka lebam di wajah Aldo, tampak saat ini kedua mata mereka saling bertautan . Tanpa merasakan apapun Ashel dengan sabar mengobati luka Aldo, tapi lain hal dengan apa yang dirasakan Aldo ,jantung nya berdetak kencang tak karuan tak jarang dia mencuri pandang ke bibir Ashel yang tampak merah merona. Tanpa Aldo sadari dirinya pelan pelan mulai jatuh ke kedalaman mata coklat milik Ashel terbius dan terlena sampai akhirnya dia tidak kuat lagi sehingga memalingkan wajahnya dari depan wajah Ashel."Kenapa ? Sakit ya ? sorry ya ,kali ini ku coba lebih pelan lagi" ucap Ashel yang terlihat bersalah
"Nggak kok, udahlah nggak usah di obati lagi, nanti juga sembuh sendiri lukanya" Aldo bersiap untuk beranjak dari sofa ,tapi sebelum itu Ashel lebih dahulu menghentikan Aldo dengan kata katanya.
"Aku nggak tau kamu kenapa ,but if you need someone tu listen on your problem, i always here for you "
"Dari pada kamu Pendam, lama lama kamu gak ada bedanya sama bom waktu yang bisa kapan aja meledak"
Aldo berbalik badan menghampiri Ashel lalu menarik kencang kerah Ashel
" kalau nggak tau urusan nya mending gak usah bacot seakan kamu tahu segalanya, kamu belum tau apa yang kurasain, semua orang cuma pinter ngomong mereka cuma pura pura peduli nggak ada yang pernah bener bener peduli sama aku, bahkan ibukku sendiri gak peduli sama keadaan ku" Teriak Aldo tepat di muka Ashel
" Kalau kamu membatasi semua orang yang mau masuk ke kehidupan mu ,gimana orang bisa peduli sama kamu, aku tau ada beberapa orang yang pernah bikin kamu kecewa ,tapi nggak semua orang kayak gitu"
Pecah sudah suasana di sore hari itu, entah bagaimana tiba tiba saja mereka terjebak pada situasi yang memanas, padahal saat ini merupakan kesempatan terakhir Aldo untuk memperbaiki hubungannya dengan Ashel tapi emosi Aldo berkata lain, dia sangat marah jika ada orang yang menyentuh kehidupan personalnya.
Suara ketukan dari luar rumah membuyarkan atensi mereka berdua,Aldo reflek melepaskan cengkraman nya dari Ashel dan perlahan lahan mundur beberapa langkah,tidak lama terlihat seorang gadis memasuki rumah dengan membawa tas berisi makan. Dia memandang kedua orang didepan nya dengan bingung ,apa yang sedang terjadi diantara mereka pikir nya di dalam hati.
Zee yang melihat Ashel langsung memperkenalkan dirinya sebagai kakak dari Aldo.
"Ohh halo ,temen nya Aldo ya ? Saya kakaknya Aldo, belum mau pulang kan? Kita makan bareng dulu ya ?"
![](https://img.wattpad.com/cover/357392470-288-k567753.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSHINE
FanfictionAshel tidak pernah terbayang bahwa kisah cinta bangku SMA nya akan serumit sekarang. Mendebarkan, memilukan,bimbang,salah tingkah, Menyenangkan sepertinya masih belum bisa mendeskripsikan pandangannya mengenai apa itu cinta.