Kucing hitam

100 15 1
                                    

FLASHBACK

POV Aldo

Pagi ini aku terbangun dengan keadaan tubuh yang memar, rasanya sangat sulit bagiku bahkan hanya untuk sekedar duduk, kamar ku masih terlihat berantakan sejak kejadian semalam, pikiran ku kacau ketika tau apa yang ayahku katakan tentang ku semalam.

Suara ketukan keras terdengar dari luar kamar ku , tanpa melihat pun aku sudah bisa menebak dengan pasti siapa orang yang mengetuk pintu ku

"Aldo keluar kamu, gimana mau kayak kakakmu kalau kamu kerjanya tidur terus "

Kakak ,kakak lagi semuanya tentang kakak, seharus itu kah aku jadi seperti kakak, berkali kali aku coba pun aku tetap tidak bisa.

"Bentar pah , aku keluar "

"Awas aja kalau 30 menit lagi belum siap"

****

"Akhirnya turun juga kamu, cepet
makan, hari ini kamu di antar pak Arif "Kesal lelaki tua di depan ku

" Yah ini masih pagi jangan bentak Adel " ucap seseorang gadis dengan rambut hitam pekat

Dia adalah kakakku , mungkin bisa di bilang dia alasan satu satunya aku masih bertahan di rumah ini

Walaupun dia salah satu dari sekian alasan mengapa ayahku menyiksaku tapi dia merupakan orang yang sangat penting bagiku

"Kak Zee aku ijin berangkat dulu ya "

"Ya ,hati hati di jalan bilang pak Arif jangan ngebut ngebut" ucap lembut kak Zee

"Heh mau kemana kamu ,ayah belum selesai sama kamu "

Tanpa menghiraukan ucapannya aku langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata, mungkin aku terdengar durhaka tapi percayalah bahwa lebih baik pergi daripada menyakiti diri sendiri.

****
Sesampainya di kelas seperti biasa aku langsung duduk di tempat ternyaman di kelas, pojok belakang kelas dekat jendela, memasang headset dan menaruh tas diatas meja sebagai tumpuan kepala. Sangat nyaman rasanya bahkan lebih nyaman daripada di rumah.

Tampak nya suasana kelas pagi ini sedikit berbeda dengan biasanya, terlihat seorang siswi baru memasuki kelas , siswi dengan rambut panjang tergerai, hidung mancung , dan kulit putih , aku terpesona melihatnya ? tentu tidak, buat apa aku mengurusi cinta di kala keadaan ku saja berantakan. Lebih baik aku lanjut tidur saja pikirku, sampai tiba tiba dia duduk menghapiriku dan memperkenalkan dirinya sebagai teman sebangku ku.

"Merepotkan sekali, aku tidak ingin mulutnya yang cerewet merusak ketenangan ku "batin ku di dalam hati.

Beberapa kali dia mencoba bersikap hangat padaku, maaf saja tapi aku tidak ingin memiliki hubungan baik dengan mu ,jika kamu ingin marah salah kan saja takdir mengapa menaruh ku pada kehidupan macam ini.

Tak perlu waktu lama untuk dia kembali cerewet setelah sebelum nya aku membuatnya kesal, rusak sudah waktu waktu tenang ku.

Ini apalagi dia bergabung dengan group paling chaos di kelas ini membuat ke brisikan nya bertambah berkali kali lipat dari sebelumnya.

****

Aku bernafas di ruang yang menyesakan ini, lagi lagi aku di panggil ke ruang guru, nilai aka demik ku menurun lah, aku terlihat tidak bersemangat lah, banyak sekali yang mereka protes kan kepada ku, apa bedanya mereka dengan ayah selalu menuntut ku menjadi sesuatu yang bukan aku.

Sudah berlalu 1 sampai 2 jam waktu ku mendapat mata pelajaran tambahan ,mata pelajaran mengomel

Sialnya hari ku ditambah lagi dengan cuaca yang seolah olah menertawakan ku. Tak perlu payung aku langsung menerobos hujan untuk sampai di halte depan sekolah, sampai.. langkah ku berhenti melihat dia lagi.

SUNSHINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang