36. Maya dan ngidamnya

1.4K 61 20
                                    

Maya membuka kedua matanya ketika mendengar suara alarm yang terus saja berbunyi, hal yang pertama kali ia lihat saat membuka matanya adalah wajah Aby yang masih terlelap. Senyum perempuan itu mengembang, sudah menjadi kebiasaannya ketika bangun tidur adalah memandangi wajah suaminya itu.

Tangan Maya terulur mendekati wajah Aby. Hal yang menjadi kebiasaan Maya ketika bangun tidur, selain memandangi lelaki itu, ia juga sering memainkan alis tebal Aby dengan ibu jarinya. Hingga aksinya itu membuat Aby membuka kedua mata, dan menatapnya.

"Kebiasaan," ucap Aby dengan suara serak khas bangun tidurnya, ketika melihat Maya yang kini tersenyum padanya.

"Aku juga nggak tau kenapa, kepengen aja gitu ngelus alis kamu tiap bangun tidur. Kalau nggak dilakuin, kayak ada yang kurang," balas Maya, membuat senyuman Aby mengembang.

"Jam berapa sekarang, Yang?"

"Jam 4 pagi kayaknya, alarm di ponsel kamu bunyi terus soalnya." Alarm yang disetel Maya di ponsel Aby memang hanya untuk pukul 4, untuk itu ia menebak jika sekarang adalah pukul 4 pagi.

Aby mengubah posisi berbaringnya menjadi terlentang, mengambil ponselnya yang masih berbunyi di atas meja kecil yang ada di samping tempat tidurnya. Lalu, mematikan alarm-nya. Sekarang jam menunjukkan pukul 04.02 wib di ponselnya. Setelah itu, ia kembali mengubah posisi berbaringnya menjadi menyamping, saling berhadapan dengan Maya.

"Ayo, bangun. Mandi, terus ke masjid," kata Maya yang hendak bangun dari posisi tidurnya, tapi langsung ditahan oleh lelaki itu.

"Tunggu dulu," ujar Aby.

"Kenapa?"

"Tunggu sebentar lagi." Aby memindahkan kepala Maya yang berada di atas bantal, ke atas lengannya. Lalu, ia mendekap erat istrinya itu tanpa menghimpit perut besar Maya, dan mengecup keningnya berkali-kali.

"Jangan tidur lagi, Yang," kata Maya, ketika melihat lelaki itu memejamkan kedua matanya kembali.

"5 menit, setelah itu kamu bangunin lagi," ujar Aby, sebelum akhirnya kembali memejamkan matanya.

Maya menurut saja, membiarkan lelaki itu untuk tidur 5 menit lagi. Padahal, tidak akan terasa waktu 5 menit untuk tidur. Bahkan, di menit ketiga Aby sudah membuka matanya kembali.

"Belum 5 menit," ucap Maya.

"Sisa 2 menitnya aku ganti untuk tatap wajah kamu aja, lebih menarik soalnya daripada aku tidur lagi," balas Aby membuat Maya mendengus.

Tangan perempuan itu mencubit pipi Aby dengan gemas, anehnya lelaki itu tak menunjukkan ekspresi kesakitan, dan malah tetap fokus menatapnya.

"Udah, ah. Ayo bangun." Maya mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk, lalu mengikat rambutnya menjadi cepol sembarang. Ia memang suka memandangi wajah Aby, tapi ia tak bisa ditatap oleh lelaki itu terlalu lama. Bisa-bisa wajahnya memerah nanti.

"Belum 2 menit, Yang."

"Biarin, ayo bangun." Kedua tangan Maya menarik tangan Aby agar lelaki itu bangun dari posisi tidurnya.

Menghela napasnya, lelaki itu pun menurut untuk bangun dan duduk seperti Maya. Lalu, mengelus lembut perut perempuan itu.

"Selamat subuh anak-anak. Apa kalian udah bangun?" Setelah bertanya itu, tiba-tiba Aby dibuat terkejut ketika merasakan ada pergerakan saat mengusap perut Maya. Kedua matanya membulat, dan spontan menatap sang istri. "Yang."

Maya tersenyum melihat keterkejutan yang tercetak pada wajah suaminya, terlihat sangat gemas sekali.

"Kamu lapar?" tanya Aby tiba-tiba, membuat senyum Maya luntur seketika.

Rumah Sepasang Luka ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang