part 19 (disalahin ✿)

0 0 0
                                    

___DEO

**Gambar hanya pemanis yang tidak berkaitan dengan jalan cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**Gambar hanya pemanis yang tidak berkaitan dengan jalan cerita

•••

Deo mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Bu Fatma. Melihat Bu Fatma yang sudah keluar dan menutup pintu Deo langsung melempar kertas yang dia pegang.

Deo tahu apa yang akan di bicarakan Bu Fatma dengan Geya dan Cakra. "Pasti masalah suporter lagi."

Deo mengusap kepalanya kasar. Dia kembali mengingat lombanya yang beberapa bulan lalu gagal karena masalah suporter. Setelah itu pihak sekolah menyudutkan dirinya dan Bu Fatma.

Geya dan Cakra melihat Bu Fatma yang keluar dari ruang musik kemudian berjalan agak jauh dari pintu itu.

Geya dan Cakra mengikuti Bu Fatma yang menjauh sedikit dari ruang musik yang dibuat latihan Deo. Bu Fatma langsung memulai percakapan itu lagi. "Bu Fatma mohon, cariin ya? Soalnya kalau sekolah kita gak hadir lagi karena masalah suporter bisa-bisa sekolah kita mendapat skandal adanya pembullyan yang melibatkan Deo."

"Toh emang bener," celetuk Cakra dengan tangan yang bersedekap di depan dada.

"Bu Fatma tahu tapi kalau ini gagal lagi, Deo bakal di salahin." Bu Fatma masih mencoba merayu 2 muridnya itu.

"Karena tidak mencoba berinteraksi dengan para siswa-siswi? Aishh." Geya memutar bola matanya malas. Sudut bibir kanannya terangkat meremehkan sekolahnya sendiri.

Sebenarnya saat di panggil Bu Fatma, Geya sudah punya firasat bakal disuruh mencari suporter dan ternyata benar.

"Kalian mau kan?"

Geya menatap Bu Fatma kesal. "Iya kami usahakan, tapi jangan salahkan kami jika gak ada yang berminat." Walaupun dengan berat hati Geya menyetujui permintaan Bu Fatma.

Bu Fatma mengangguk dia juga merasa lega. "Iya, makasih ya? Bu Fatma masuk dulu," pamit Bu Fatma

Geya dan Cakra mengangguk bersamaan, mereka mengikuti Bu Fatma yang masuk ke dalam ruang musik.

Huftt

Mereka mengeluarkan nafas secara bersamaan, mendengar kesamaan itu membuat mereka membeku di tempat. Kemudian mereka berdua saling menatap satu sama lain. Cakra dan Geya saling mengamati mata indah diantara mereka. Jantung mereka juga tiba-tiba berdebar.

Karena rasa yang aneh itu, Geya langsung memutus contact matanya dia memalingkan ke sembarang arah yang malah menunjukkan gelagat aneh darinya. Cakra sendiri langsung berjalan terlebih dahulu. Senyum kecil terbit di bibir Geya saat melihat punggung Cakra dari belakang.

Jam istirahat kedua sekolah akhirnya telah berbunyi. Semua siswa-siswi sebelas IPA 3 membereskan peralatan tulisnya sebelum di tinggal Istirahat. Geya memasukkan bukunya sambil melihat Deo yang berjalan untuk latihannya.

"Ayo Gey!" Tasya mencondongkan wajahnya di dekat punggung belakang Geya. Geya membalikkan badannya melihat Tasya sebentar kemudian Geya berdiri, dan Tasya juga berdiri.

Year Ago Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang