48

1.5K 354 13
                                    

48.  Akhir Dari Kisahnya

"Tidakkah kau ingin mengatakan sesuatu, Ilyin?" Kallion berdiri di depan Ilyin. Saat ini mereka hanya berdua saja.

"Apa yang ingin kau dengar dariku?"

"Kenapa kau begitu kejam padaku?" tanya Kallion. "Bukankah kau pernah mengatakan padaku bahwa kau tidak akan pernah meninggalkanku."

"Kallion, kau terlalu naif percaya pada kata-kataku." Ilyin membalas Kallion dengan kejam. "Aku masih cukup baik padamu karena aku tidak meninggalkanmu dengan cara mengakhiri hidupku sendiri."

"Apakah hidup denganku benar-benar sangat menyiksamu, Ilyin? Apakah rasa cintamu terhadapku tidak tersisa sedikit pun?"

"Benar, hidup denganmu sangat menyiksaku," balas Ilyin. "Setiap kali aku melihatmu aku hanya memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupku sendiri. Kallion, pernah mencintaimu adalah penyesalan terbesar dalam hidupku."

Jawaban Ilyin membuat Kallion membeku di tempatnya, dia tidak menyangka bahwa kata-kata Ilyin akan menusuknya dengan begitu kejam. Rasa sakitnya lebih tak tertahankan daripada tusukan pisau.

Mencintainya adalah penyesalan terbesar dalam hidup Ilyin. Apakah kesalahan yang telah dia perbuat begitu besar sehingga Ilyin begitu membencinya?

"Jadi, apakah semua sikap manismu sebelum kau menghilang semuanya hanyalah sandiwara?" Kerongkongan Kallion sakit ketika dia mengucapkan kalimat itu.

"Ya, itu semua hanya sandiwara. Aku ingin menciptakan lebih banyak kenangan bagimu sehingga kau akan sulit melupakanku!"

"Apakah kau melakukan semua ini karena aku memisahkanmu dari Damian? Kau ingin balas dendam padaku."

"Aku sudah mengatakannya padamu, Kallion. Bahwa aku tidak memiliki perasaan apapun terhadap Damian. Satu-satunya alasan kenapa aku bersama Damian adalah karena aku berutang nyawa padanya."

Sulit bagi Kallion untuk mempercayai ucapan Ilyin, nyatanya setelah wanita itu menghilang darinya hari ini dia melihat tangan Ilyin digenggam oleh Damian.

"Namun, kau benar mengenai aku ingin membalas dendam padamu. Aku sangat membencimu karena kau adalah penyebab segala kehilangan yang terjadi dalam hidupku.

Aku tidak pernah menyebutkan hal ini padamu karena aku masih berbaik hati padamu, tapi tampaknya kau sangat keras kepala. Sekarang aku akan memberitahumu kenapa bersamamu sangat menyiksaku!" Ilyin meluapkan kemarahannya pada Kallion.

Dia hanya ingin pria ini menyerah terhadapnya, mereka bisa melanjutkan hidup mereka masing-masing tanpa harus saling bersinggungan.

Akan tetapi, Kallion terlalu keras kepala, apakah sangat sulit menyerah terhadapnya dan menganggap bahwa dia sudah mati saja?

"Kau adalah penyebab kematian orangtuaku, Kallion. Ayahku bunuh diri karena bisnisnya hancur dan memiliki utang di mana-mana. Dia ditekan dari segala arah. Ibuku juga tewas karenamu, andai kau melepaskanku maka saat ini ibuku pasti masih bersamaku.

Aku bukan hanya kehilangan orangtua karenamu, tapi seluruh hidupku hancur. Aku bahkan hampir diperkosa dan kehilangan nyawaku.

Semua itu dilakukan oleh Reene yang ingin memilikimu." Ilyin masih belum selesai dengan kata-katanya. "Awalnya aku tidak ingin menyalahkanmu karena kau tidak menyebabkan kematian ayahku secara langsung, tapi kematian ibuku berkaitan erat denganmu.

Reene mengirim orang untuk membunuh ibuku karena menurutnya aku telah merayumu kembali.

Dengarkan ini baik-baik, Kallion. Aku sangat membencimu karena kau adalah pembunuh kedua orangtuaku, karena kau telah menghancurkan hidupku! Sekarang apakah kau sudah puas? Apakah alasanku sudah cukup bagimu agar kau berhenti mengusikku?"

Beautiful PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang