BAB 1: Kastil tua

9 4 0
                                    

Gadis itu mendengus setelah memenggal kepala seorang pria paruh baya bertubuh gemuk. Dapat dilihat jika tubuh pria itu penuh dengan luka sayatan dan darah yang tak berhenti mengalir.

"Hah! Sialan! Sialan! Pria itu benar-benar berusaha untuk membuat ku terus kesal ya?!" Gadis itu mendengus dengan pandangan tajam ke arah pria tak bernyawa itu.

"Argh! Aku tak puas!" Dia berteriak seraya merusak barang disekitarnya untuk melampiaskan rasa kesalnya.

Gadis bernama Miranda itu terdiam saat indra pendengarannya menangkap suara langkah kaki dari kejauhan. "Sialan, siapa lagi badebah yang masuk ke teritori milikku?!"

Miranda menengadah dengan seringai senang di wajahnya, ia terkekeh-kekeh seraya berjalan keluar dari ruangan gelap itu. "Main ... Main ... Ayo kita main ... Eheheh .... "

Gadis itu berjalan terhuyung-huyung seraya terus tertawa dengan keras. Dari kejauhan dapat ia lihat sekelompok pemuda yang berjalan dengan senter di tangan mereka.

Mereka nampak waspada kala mendengar suara langkah kaki yang sangat nyaring dengan diiringi suara tawa perempuan.

"Ken, tetap berada disekitar ku!" titah seorang pemuda tinggi yang langsung dituruti pemuda yang lebih pendek darinya.

"Siapa di sana?" tanya Kenzie seraya berjalan menghampiri asal suara.

Melihat apa yang dilakukan Kenzie membuat pemuda tinggi itu kelimpungan. "Sayang jangan mendekat ke sana! Berbahaya!" ucapan dari pemuda tinggi itu tak digubris sama sekali oleh Kenzie. "Tak apa-apa, aku akan baik-baik saja, tidak perlu khawatir Keegan."

Keegan menghela napas berat dengan keras kepala kekasihnya itu, ia berjalan menhampiri kekasihnya diikuti dengan pemuda-pemuda lainnya.

"Kalian berani juga ya .... " ucap Miranda masih dengan berjalan terhuyung-huyung, bahkan gadis itu masih tertawa kecil.

"Kau?! Siapa kau?!" tanya Galaxy dengan tatapan penuh selidik.

"Aku?" Gadis itu tertawa terbahak-bahak kala mendengar pertanyaan tak masuk akal itu, "aku adalah pemilik dari tempat ini, dan kalian adalah anak nakal yang memasuki teritori milikku."

"Milikmu? Apa kau yakin?" tanya Kenzie seraya menyeringai sinis.

"Ya! Milikku!" tekannya.

Miranda menghampiri Kenzie, lalu ia mulai mengendus leher pemuda itu. Merasa aneh, Kenzie berusaha mendorong Miranda untuk menjauh, tetapi gadis itu tak berkutik sama sekali.

"Gadis gila! Menjauh dariku!"

Melihat kekasihnya dilecehkan seperti itu, Keegan merasa tak terima. Dengan cepat ia menghampiri gadis itu lalu menariknya dengan kasar, "Dasar gila! Gadis sialan! Jangan mendekati kekasihku!"

"Kekasihmu?" Miranda menyeringai dengan pandangan angkuh, "tapi aku ingin dia. Jadi, dia milikku!" Dia tertawa seraya mendorong Keegan hingga terjatuh, lalu melempar sesuatu ke bawah hingga memunculkan sebuah asap—sehingga membuat mereka pingsan, tak lupa ia menutup hidung miliknya.

Miranda tersenyum lebar dengan mata berbinar senang. "Hidup dan mati kalian ada di tanganku. Jika aku suka, maka ia hidup. Jika tidak, maka ia akan mati." dia terkekeh-kekeh seraya menyeret pemuda itu satu persatu ke sebuah ruangan.

Miranda mengikat mereka, lalu ia menghampiri Kenzie dengan senyum lebar yang tak lepas dari wajahnya. "Kamu milikku!" bisiknya seraya mengelus pipi pemuda itu.

TBC

03/09/2024

Tak SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang