BAB 4: Ini Bukan Cinta!

3 1 0
                                    

"Sialan! Menjauh!" pekik pemuda itu kala melihat Miranda yang datang menghampirinya dengan tubuh penuh bercak darah.

"Ah ... Maafkan aku, kau takut ya anak manis?" kekeh gadis itu seraya mengusap bercak darah yang ada di pipinya.

Tubuh kecil itu menggigil, kemungkinan-kemungkinan buruk terus terngiang di dalam kepalanya. Rasa frustasi, takut, dan perasaan negatif lainnya terus berputar bagai kaset rusak.

"Tenang saja, aku hanya minta mata kanan mereka aja kok .... " jelas gadis itu seraya melepaskan pakaian miliknya untuk menggantinya dengan pakaian yang bersih.

Mata pemuda itu terbelalak kaget, lalu dengan cepat ia membalik tubuh kecilnya itu agar tak melihat Miranda yang terlihat santai membuka pakaiannya.

"Kau gila ya?!" tanya Kenzie setelah gadis itu rapih dengan pakaian barunya.

"Yeah! Ini aku sayang!" ucap Miranda seraya tertawa terbahak-bahak. "Ah ... Manisnya ... " gumam Miranda seraya berjalan menghampiri pemuda itu.

"Manjauh! Menjauh sialan!" pekik Kenzie dengan tubuh menggigil, sungguh sial dirinya karena harus merasakan hal ini. Sepertinya ini akan menjadi hal yang paling ia sesali seumur hidupnya—ia datang ke sini karena ingin uji nyali, tapi bukannya bertemu setan, ia malah bertemu psikopat.

"Aku membencimu! Menjauh dari ku!" sentak pemuda itu dengan tatapan takut.

"Kamu berani melawan ku?" tanya gadis itu dengan tatapan tajam yang begitu menusuk.

Tubuh kenzie semakin mengigil kencang, saat ini rasa takut dan frustasi menyelimuti nya. Matanya terpendam erat, ia menggenggam tangannya erat.

"M-maaf .... "

"Maaf? Tcih!" dengan kesal ia meludahi wajah Kenzie, seringai sinis itu tampak begitu mengintimidasi Kenzie.

***

Para pemuda itu berjalan dengan tertatih-tatih. Salah satu dari mereka nampak tengah menangis tersedu-sedu.

Brak!

Karena sudah kelewat kesal, Keenan mendorong tubuh Iden ke arah tempat sampah dengan cukup kencang. "Berhentilah menangis sialan! Di sini yang menderita bukan hanya kau!"

Di tengah keributan itu, Keegan tengah terdiam—termenung dengan tatapan kosong. Wajahnya mengekspresikan kehilangan—kesedihan yang tak bisa terucap kata.

"Keegan? Lu masih mikirin Ken?" tanya Jupiter dengan tatapan kesedihan. "Bagaimana aku tak memikirkannya? Dia kekasih ku, dia adalah orang yang begitu ku cinta. Tetapi sekarang ia bersama gadis gila itu," ucap lirih milik Keegan itu sangat berbanding terbalik dengan kepribadian aslinya.

Sang kakak kembar terdiam, ia sangat mengerti lara yang datang di dalam hati adiknya itu.

"Keegan, kita usahakan nanti ya? Sekarang kita ke rumah sakit dulu untuk periksa jari lu yang diamputasi oleh gadis gila itu."

Keegan mengangguk patuh, mau bagaimanapun ucapan sang kakak kembar adalah mutlak.

Mereka berjalan ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan mereka, apalagi Keegan yang jari manis bagian kanannya diamputasi oleh Miranda.

TBC

Miranda itu tak kejam, hanya saja ia diajarkan untuk menjadi penjahat. Btw next chapter bakal ada flasback, di sana bakal gw kasih liat alasan Miranda jadi cem gini ya 😋

27/09/2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tak SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang