⁴ rinai yang membawa pergi

139 12 0
                                    

Oh iya sebelum next aku mau nyampein kalau latar tempat ini semua murni khayalanku aja yaa.. Jadi ya memang engga ada tempat yang real di sini. Semua murni khayalanku. Okey nexxttt.

Ramaikan dengan komentar ygy... And jangan lupa votee

°°°°

*Asmara

Pagi-pagi sekali aku membuka mata saat ada suara keributan didalam kamar yang kini kutempati bersama Nimas.

Mataku menangkap Nimas yang tengah memakai jilbab berwarna cokelat. Aku lantas mendudukan tubuhku dan mereggangkan badan badanku yang terasa pegal.

Kasur milik Nimas yang kami gunakan hanya bisa digunakan untuk 2 orang itu saja saling berdempetan lalu belum lagi busa kasur yang sudah menipis dan membuat rasa kasur sedikit keras.

"Aku pergi dulu mba" Nimas berlalu begitu saja, yahh sifat anak itu memang masih labil. Aku pun tidak tau apa alasannya.

Aku memutuskan untuk mengambil satu set baju terusan sebetis lantas pergi kebelakang untuk mandi karena disini hanya ada satu bilik kamar mandi dan toilet.

Selesai dengan urusan mandiku aku beralih untuk membuat sarapan untukku, aku berniat akan mengunjungi ibuku nanti agak siang sekitar jam 10-an. Karena tadi malam Mama Kinan mengabarkan akan sampe di rumah sekitar jam 8 lebih. Tentunya mereka tidak mau aku jemput, katanya sih takut membuatku kecapean padahal mah aku hapal watak Papa Bagas yang memang ingin berduaan di mobil.

Aku hanya mengolah beras dan sayur serta ayam yang kujadikan ayam kecap manis pedas. Acara memasakku sudha selesai aku kini kembali membuka laptopku untuk mengecek pekerjaanku.

Aku bekerja sebagai Fashion Designer disebuah butik yang dimiliki oleh Mama Kinan, kami memiliki hobi yang sama yaitu merancang busana. Bila Mama kirana lebih kearah gaun pernikahan maka aku lebih kearah baju baju yang moderen.

Dan syukurlah butik yang didirikan oleh Mama Kinan kini sudah menyebar luas. Ada sekitar 30 anak cabang dari butik utama yang menyebar luas di indonesia bahkan ada beberapa yang berada diluar negeri.

Sibuk dengan pekerjaanku yang tengah menyiapkan desain baru untuk sebuah baju yang baru baru ini aku mandapatkan inspirasi membuatku tak sadar kalau ada dua orang yang kini sudah memasuki rumah.

"Anak mu itu Ma, kesini ya seharusnya liburan malah kerja teruus. Engga kamu kasih cuti Ma?" Aku mendongkakkan kepalaku saat mendengar suara Papa Bagas yang begitu khas.

"Papa... Aaa, Asmara rindu Papa" Ujarku setelah bangkit dan menghambur memeluk tubuh Papa Bagas. Hambir2 minggu kami tidak bertemu karena beliau yang ada pekerjaan diluar kota.

"Papa juga rindu putri kecil Papa ini" Kami bahkan sampai mengayuh ke kanan ke kiri secara beratuhan tubuh kami menandakan kami begitu saling merindukan dan sangat bahagia.

"Kalau ada Papa kau melupakan keberadaan Mama, nak" Aku menoleh namun pelukan aku dengan Papa tak terlepas latas membuka sedikit ruang dan menarik tangan Mama kinan untuk ikut bergabung.

Kami saling memeluk dan merasakan kehangatan yang begitu hangat tengah kami rasakan saat ini. Ada sekitar 5 menit kami saling berpelukan lalu setelah itu kami memishkan diri dengan tentunya aku mengajak mereka keruang makan.

"Kayanya Papa sama Mama harus cari penginapan deh, atau kamu mau ikut ke penginapan juga?" Ujar Papaku setelah kami selesai dengan acara makan kami.

"Engga Pa, Mara tetep disini jaga Ibu. Oh iya cari penginapannya jangan jauh jauh yaa"

Mas? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang