Bab 3

130K 286 10
                                    

Hari sudah menjelang sore tapi belum ada tanda-tanda vivi akan kembali, jadi roni memutuskan untuk menyusul vivi. Roni berjalan menyusuri pantai, memperhatikan setiap orang yang ada disana, tapi dia tidak melihat vivi. Karena tidak menemukan anaknya disana roni terus berjalan cukup jauh menjauhi keramaian hingga dia mendengar suara desahan, tapi suara si wanita terdengar tidak asing baginya.

Roni mengikuti suara itu hingga ke balik bebatuan yang cukup besar. Setelah sampai di tempat asal suara Roni sangat teekejut dengan apa yang dilihatnya. Dia dapat melihat dengan jelas putrinya sedang mendesah keenakan dibawah tindihan seorang pria asing, dengan kaki mengangkang lebar dan penis si pria yang terus menyodok kuat vagina putrinya.

Roni berjalan mendekati keduanya yang masih asik bercinta, hingga dia berdiri tepat di belakang si pria, mereka berdua masih belum menyadari keberadaan Roni.

Roni merasa sangat kesal sekali, bagaimana mungkin Vivi putri kesayangannya bisa bercinta dengan pria lain di tempat terbuka ini, sejak kapan Vivi berani bermain dengan pria selain dirinya dan sudah berapa banyak penis yang memasuki lubang vagina Vivi yang seharusnya hanya dirinya saja yang boleh memasukinya dan memenuhi lubang itu dengan spermanya. Pertanyaan- pertanyaan itu terus muncul di benaknya.

"Apa yang sedang kau lakukan VIVI" tanya roni dengan suara dingin menahan kemarahannya. Mendengar suara itu membuat Beny menghentikan kegiatannya sejenak, dia menoleh menatap orang yang ada di belakangnya setelah itu kembali beralih menatap Vivi.

"Siapa dia baby" tanya Beny pada Vivi. Vivi tentu saja mengenali suara siapa itu, siapa lagi kalau bukan daddynya, Vivi dapat melihat sang daddy menatapnya tajam, menandakan dia sangat marah saat ini.

"Dia haah... daddyku haahh..." jawab Vivi masih terengah. Vivi bukannya takut melihat tatapan tajam sang daddy padanya, dia malah kembali mendesah menggoyangkan pinggulnya "ahh... baby ayo lanjutkan ahh... puaskan aku dengan penismu ahh.. ahh.." pinta Vivi agar Beny kembali melanjutkan sodokannya yang terhenti, sedangkan tatapannya menggoda sang daddy sambil menjilati bibirnya sexy.

"Nghhh.... tentu baby apapun yang kau mau" sahut Beny dengan tersenyum, dia membalikkan tubuhnya hingga kini posisi Beny berada dibawah dan Vivi berada di pangkuannya, mereka kini sama- sama menghadap ke arah Roni.

"ahh.. ahh.. baby ini nikmat sekali, lubangmu bertambah sempit nghh.. ahh..  kau semakin menjepit penisku kuat ahh.. ahh apa kau terangsang dilihat oleh daddymu padahal penisku yang sedang monyodokmu lubangmu baby" Beny sudah tidak peduli lagi apakah daddy Vivi akan marah padanya ataupun menghajarnya setelah ini. Dia hanya ingin menikmati remasan kuat lubang Vivi pada penisnya dan menyemburkan spermanya untuk kesekian kalinya di rahim Vivi.

"Yahhh... kau benar ahh.. ahh.. vaginaku semakin terangsang nghh... saat daddyku melihat lubangku sedang disodok penismu" jawab Vivi.

Kemudian dia meraih tangan Beny mengarahkannya pada payudaranya dan meremas- remas payudaranya menggunakan tangan Beny dan juga tangan Beny satu lagi dia gunakan untuk bermain di klitorisnya " ahh... enak... mhh... ahh... ahhh... lagiih vaginaku semakin basah dan becek ahh... aku suka sex aku suka penis besar"

Sementara itu Roni masih terdiam menatap bagaimana binalnya putrinya yang terangsang saat dilihat olehnya.

"Ahh daddy lihat lubangku yang selalu kau hantam dengan penismu sekarang dimasuki oleh penis lain, vaginaku sangat menikmati sodokan penis besar ini dad". Desah nikmat Vivi, dia semakin mengangkang lebar agar daddynya dapat melihat dengan jelas vaginanya yang sedang disodok itu terus mengeluarkan cairan putih lengketnya karena banyaknya muncratan sperma Beny.

Roni bukannya marah dia malah ikut terangsang akan kelakuan binal anaknya  terlihat dari celananya yang sudah  menggembung besar.

Tidak tahan melihat pemandangan di depannya Roni mulai berga
bung dengan pergulatan panas Vivi

"Mhh... sayang kenapa kau cup... chup.. membiarkan penis lain mhh... mhh.. memasuki lubang kesukaan daddy" Roni menindih tubuh Vivi dan mulai melumat bibir anaknya dengan rakus dan menghisapnya kuat

"Daddyhh... mhh.. mhh... itu salah daddyh mhh.. ahh.. karena tidak mau memuaskan Vivi tadi ahh.. ahh..  mhh.. padahal lubang mhh.. Vivi sudah gatal pengen disodok penis daddyhh.. ahh beny lebih dalam lagihh.. ahh.. ahh.. "

Mendapatkan kenikmatan dari daddynya dan Beny sekaligus membuat lubang Vivi tambah berkedut, dia menginginkan hal yang lebih dari ini, dia ingin seluruh tubuhnya disentuh, dimainkan oleh tangan kasar mereka.

Sementara itu Beny yang melihat Daddy Vivi sudah bergabung dengan mereka tidak merasa keberatan sama sekali, apakah mereka akan bermain threesome selanjutnya, selama dia tetap bisa menyodok vagina dan memuaskan nafsu laparnya.

Beny terus menghentakan pinggulnya menusuk lubang kenikmatan Vivi.
"Ahh... yeahh... lagi.. lagi.. ahh.. enaakk" teriak Vivi

Roni puas bermain dengan mulut Vivi jilatannya turun ke leher putih anaknya yang sudah dipenuhi oleh cupang, Roni juga ikut menambahkan cupangnya disana.

Kini bibirnya sudah sampai di payudara anaknya, payudara Vivi yang besar sudah sangat tegang hingga putingnya mencuat ke atas "sayang lihatlah payudaramu ini" tampar Roni pelan di payudara Vivi hingga payudaranya bergoyang "dia sudah tidak tahan ingin dihisap mulut daddy" Roni menoel putingnya, membuat Vivi tidak sabaran

"Ahh.. daddyh jangan dimainkan saja payudara Vivi ayo masukan ke mulut daddy menyusulah daddy, Vivi pengen daddy jadi bayi besar Vivi" sodor Vivi mengarahkan payudara besarnya ke mulut sang daddy

"Benarkah sayang" kecup Roni pada putingnya "Iya baby.. jadi cepatlah menyusu pada mommy hisap kuat puting mommy payudara mommy rasanya sudah sesak ingin merasakan mulut basahmy baby" ucap Vivi sambil menggoyangkan payudaranya di depan sang daddy

Beny yang juga mendengar permintaan  Vivi yang sedikit aneh itu tidak terlalu ambil pusing, dia lebih memilih menikmati sensasi sodokan saat penisnya keluar masuk dengan pelan di lubang Vivi dan juga tangannya yang masih setia bermain dengan vagina becek Vivi.

"Baiklah mommy, baby juga sudah sangat haus, tapi setelah ini baby mau hadiah karena sudah menuruti permintaan mommy, bolehkah" ucap Roni menyedot puting Vivi, dia benar- benar bertingkah seperti bayi, sementara itu tangannya satu lagi dia gunakan untuk meremas payudara Vivi

"Tentu sayang apapun yang kau inginkan ahh.. enaak baby kau sangat pintar menyedot puting mommy ahh... ahh..."

"Mhh... mhh... mommy mana susunya slurp sluurp kenapa masih belum keluar" goda Roni

"Ahh enaak... baby kau hisap saja terus puting mommy nanti dia akan mengeluarkan susunya sayang" padahal Vivi tau tentu saja dia tidak akan bisa mengeluarkan susu, tapi dia ingin daddynya tetap menyedot putingnya.
Vivi menekan kepala daddynya agar menelan lebih banyak payudaranya.

Roni tidak menolak sama sekali perlakuan anaknya dan memilih menikmatinya, dia terus menyedot payudara Vivi bergantian

"Ahh... ahh... baby susunya mau keluar terus hisap lebih kuat, Beny aku mau keluar sodok lebih cepat lagihh"
Beny yang juga sudah mau muncrat mempercepat gerakannya
"Ahh.. ahh.. aku juga ahh.. lubangmu nikmat Vivi"

"Aahhh... keluaar... susunya sudah keluar" crot... croot...  croot...

"Ahh aku juga.. croot.. croot" muncrat Beny di vagina Vivi, spermanya kembali memenuhi lubang yang sudah penuh itu. Setelah itu dia menarik penisnya keluar membiarkan lubang vivi terbuka lebar mengalirkan cairan lengketnya.

"Padahal daddy sudah menghisap payudaramu kuat, tapi susunya malah keluar dari bawah" ucap Roni sambil memukul vagina Vivi yang sudah sangat becek

"Mommy susunya sudah keluar baby sudah jadi anak yang baik, sekarang baby mau hadiah baby" Roni masih melanjutkan perannya sebagai bayi besar Vivi

"Tentu sayang haah.. haah.. hadiah apa yang kau mau dari mommy" tanya Vivi masih dengan nafas terengah, mendengar jawaban Vivi membuat Roni senang hingga dia menampilkan smirk tipisnya

"Sayang sebagai hadiahnya daddy mau........"

TBC








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bercinta di PantaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang