Tidak, dari awal sudah benar.
Semua orang tahu kalau setiap ada kamu maka ada aku, dan setiap ada aku maka dirimu hadir disitu juga.
Semua juga tahu kalau begitulah adanya, bukan setiap ada kamu maka ada dirinya.
Dirinya yang hadir bersemayam di tempatku dengan alasan hanya ingin menemanimu karena jarak kita. Sungguh, jarak kita bukan seberapa, dia hanya beralasan saja. Dan setiap dirinya yang mengambil sempurna posisiku- tidak, tidak mungkin sesempurna itu.
Dia, orang yang tak aku kenal dan enggan kukenali.
Dia yang seolah telah mengenalmu sedalam itu, katakanlah, posisiku tak akan pernah terambil sesempurna itu oleh nya. Tak akan kubiarkan.
Persahabatan ini masih bisa bertahan, sari nya masih terasa manis, aku tak segan untuk memerasnya sampai waktu memakan utuh buahnya.
Aku nyaman disini, sudah setahun bersemayam di hati yang sama, menghiasi kenangan gelap dengan serangkaian bintang kecil yang sama sama kita buat.
Kau dan aku saja.
Hanya kau dan aku.
Diriku dan dirimu seorang.
Kumohon, jangan biarkan orang lain merasakan rasa nyaman ini, mereka tidak pantas, tidak pantas. Berilah batasan antara posisiku dengan posisi nya.
Biarlah sunyi senyap hidup diantara kalian, dibekali awan dingin yang membuat hubungan kalian ruai.
Biarlah waktu yang memutuskan hubungan kita, cukup waktu yang mengikisnya perlahan- mengakhiri ini dengan kata " selamat tinggal " yang damai, senyuman manis, dan gemerlap mata berbinar.
Dan setiap kau yang membuatku nyaman, mencabut trauma yang menghantuiku, memperkenalkan arti ' sahabat ' yang baru. Karenamu lah aku bergantung pada obrolan menyenangkan, karenamu lah aku bergantung pada perhatian mendalam. Jika kau tak hadir dari awal, maka aku bisa menjalankan ini tanpa perlu mengkhawatirkan hilangnya pembicaraan dengan seseorang, tanpa perlu mengkhawatirkan hilangnya perhatian dari seseorang.
Namun, karenamu hidupku lebih berarti, rasa sakitnya dua kali lipat, namun rasa senangnya tiga kali lebih membekas. Kau membantu membersihkan luka ku dimasa lalu dan membuat luka yang baru. Aku tak ingin menganggap dia ada.
Aku buta, memilih untuk buta. Memilih untuk dibutakan oleh manisnya pertemanan.
Biarlah dikata ini hanya sementara, namun setidaknya pernah ada.
Aku cemburu, memang cemburu. Aku kesal, memang kesal. Aku ingin menjauh, membuang semua, namun kau terus memberiku cahaya. Menarikku kepada dirimu lagi.
Maka, tinggalkanlah dirinya. Dia tak pantas mendapatkanmu, sifat nya yang palsu, semua tak pantas mendapatkanmu-
-selain aku.
Hanya akulah yang mengerti.
Hanya diriku yang paham dan mau memahami.
Setahun ku tak sebanding dengan lima bulan miliknya.
Terima kasih dan maaf.
- Sahabatmu yang naif.