8. IBU

3 1 0
                                    

Bahkan setelah mengikat janji sehidup semati dengan ritual darah, Flixer yang dingin seperti balok es berjalan terlihat enggan mencium pengantinnya. Membuat Raya yang sudah terlanjur memonyongkan bibir menjadi malu bukan kepalang.

Johannes berdecak miris, dulu dirinya tidak setega Flixer. Sementara Angel mati-matian menahan tawa. Tuan Lexus sendiri tidak mempermasalahkan hal tersebut dan mewajarinya. Ini kan perjodohan.

Para tamu undangan mengulum senyum. Mayoritas orang-orang disini cukup mengenal sang mempelai pria. Kalau bukan karena wasiat dari mendiang orangtuanya, Flixer juga tidak akan sudi menikahi Raya. Dan Tuan Lexus selaku orang yang memiliki kuasa penuh untuk memilih siapa keturunannya yang harus dijodohkan dengan Flixer Armageddon pun menjatuhkan pilihan kepada Raya. Sekaligus beliau ingin menolong Miracle yang sudah datang dan menangis kepadanya tempo hari. Tuan Lexus tentu malu mengetahui Raya begitu percaya diri mengganggu rumah tangga Johannes, makanya beliau tak segan-segan menjatuhkan keputusan ini.

Angel mulai sibuk mencicipi hidangan yang ada. Hampir semua jenis olahan daging ada disini. Namun Angel menghindari makan daging manusia. Jijik.

Siapa sangka, Johannes terus menempeli Angel meski tidak disuruh. Berdua, mereka pun makan sambil sesekali bertukar pendapat tentang hidangan-hidangan yang ada.

Tuan Lexus berjalan kharismatik mendatangi sepasang suami-istri tersebut. Saat keduanya menoleh dengan pipi sama-sama gembung, Tuan Lexus tersenyum kepada Miracle, "Apa kabar, Miracle? Bagaimana harimu?"

Angel terpaksa menelan makanan di mulutnya, kemudian tersenyum sambil membungkuk anggun ala bangsawan. "Sangat baik, kakek. Terimakasih."

Tuan Lexus masih tersenyum ketika beralih ke Johannes. Pria muda itu menekuk wajah dan tampak suram mendapati keakraban sang kakek dengan istrinya. "Jo? Masih hidup kau rupanya. Mengesankan. Banyak orang tidak bisa bertahan di luar sana setelah keluar dari klan Pentagonix."

Atmosfer berubah dingin dan kelam. Suara riuh perbincangan para tamu seakan senyap dalam hitungan detik. Angel merinding, melirik waswas ke arah Johannes yang tampak berusaha menahan emosi.

"A-apa maksudnya, kek? Jangan seperti itu." Sergah Angel sedikit panik.

Tanpa bicara, Johannes segera pergi dari aula.

Angel menarik nafas. Kenapa juga pria tua ini mesti mengatakan hal yang bodoh? Bukankah urusan Pentagonix dengan Johannes sudah selesai setelah Johannes setuju menikahi Miracle Golden Gate?

"Ini tidak baik untuk dibahas." Angel berusaha tetap tenang, menatap datar pria tua yang barusan dipanggilnya kakek. Tuan Lexus tak bergeming dan hanya tersenyum manis untuknya. Membuat Angel dongkol dan mengepalkan tinju, menahan hasrat ingin menghajar si kakek sampai giginya rontok semua. Angel melengos, mencari keberadaan pria besar yang melarikan diri barusan.

Begitu keluar dari pintu samping, Angel merapatkan punggung ke tembok. Sejak tadi ia merasa diikuti seseorang jadi ia sengaja menunggu.

Sesosok wanita paruh baya dengan kecantikan paripurna tak lama muncul. Wanita itu mengenakan gaun klasik kuno berwarna hitam dengan motif ukiran kuning keemasan di ujung lengan dan pertengahan tubuh. Pinggangnya begitu ramping. Di kepalanya bertengger sebuah mahkota perak yang usang. Wanita itu celingukan dan tak lama melihat keberadaan raga Miracle.

Angel terpaku melihat guratan wajah itu. Tiada kesan sangar maupun tegas sama sekali. Wajah wanita itu cantik, lembut, anggun dan memancarkan kasih. Membuat Angel teringat seseorang yang amat berharga baginya.

"Nak.., apa yang kau lakukan disini?"

"A-aku...sedang cari angin." Angel menundukkan pandangan sebentar. Sekujur tubuhnya merinding.

[TRANSMIGRASI] ANGEL BUKAN MALAIKATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang