4. AYO SALING MEMBENCI!

4 1 0
                                    

"Brengsek! Brengsek! Brengsek! Sialan!" Angel terus mengumpat kesal di dalam kamar.

Rupanya Johannes memang bukan lelaki baik. Tega sekali dia mengancam wanita yang notabene adalah istrinya.

Angel mendesah dan bersandar pada dinding. Memikirkan langkah selanjutnya. Apa yang salah?

Apa kecantikan paripurna milik Miracle masih kurang? Angel sendiri yakin jika ada wanita mirip Miracle di masa depan, pasti wanita itu sudah menjadi artis dan selebriti ternama. Minimal model lah.

Atau jangan-jangan Johannes adalah penyuka sesama jenis?

Lalu apa maksudnya dengan sejarah yang mengatakan bahwa Johannes dan Miracle memiliki anak? Bahkan pria itu dendam kesumat karena diselingkuhi.

"Sial... Bagaimana cara Miracle meluluhkan pria itu di awal sejarah..?" Angel berpikir sembari menggigiti kuku jarinya. "Sepertinya kami salah strategi. Seharusnya aku masuk saat mereka sudah lengket dan punya anak! Lalu aku mencari apa sumber masalahnya hingga jalang itu selingkuh!"

Angel memekik kesal dan mengacak-acak isi kamar. Mumpung ia hanya sendirian disini. Setelah agak puas dan tenang, Angel kembali berpikir serius.

Apakah Miracle selingkuh karena sikap Johannes selalu begini? "Sepertinya aku harus menaklukkan hati pria itu, karena sikap bodohnya bisa jadi kunci utama perselingkuhan Miracle."

Angel berjalan gontai keluar dari kamar. Ia perlu mandi spa untuk menghilangkan stres.

Bak mandi air panas bertabur bunga dan parfum selalu menjadi pelarian terbaik Angel disini. Soalnya di era ini tidak ada video game, internet maupun tempat nongkrong. Televisi yang dimiliki mereka pun hanya TV tabung hitam putih dengan alur cerita yang membosankan.

Kamar mandi sepi karena Angel menyuruh semua pelayan keluar. Fasilitas dimandikan atau disuapi makan tidak terasa cocok untuknya.

"Oh, Semesta... Tolong beri aku petunjuk..." Keluh Angel, merilekskan diri sampai tertidur di dalam bak.

Johannes kembali ke kastil dengan penuh percaya diri. Setelah mengancam dan menyudutkan istrinya kemarin, Johannes yakin tidak akan ada lagi gangguan konyol dari perempuan itu.

Johannes merasa menang. Apalagi jika mereka tak sengaja bersitatap, si wanita hanya tersenyum sekilas kepadanya lalu kembali sibuk dengan urusan masing-masing.

Hidup Johannes terasa damai. Dua kali dalam sepekan dia pergi mengunjungi sang ibu yang tinggal di kota sebelah, Kota Cahaya. Johannes pergi seorang diri tanpa mengajak istrinya. Selama ini Johannes bahkan melarang sang ibu untuk datang ke kediaman mereka karena Johannes tak sudi melihat Miracle menjilat-jilat kepada ibunya.

Seperti halnya sore ini. Johannes yang full senyum sepulang dari menjenguk ibunya harus terkejut begitu melihat halaman depan kastil di penuhi kelinci. Istrinya dan beberapa pelayan sedang asyik bermain dengan kelinci-kelinci gemuk tersebut.

Turun dari mobil, Johannes melangkah cepat dengan rahang menegas, menghampiri sesosok jelita yang tengah tertawa bahagia. "Hei! Ini semua ulahmu?!"

Tawa si wanita sirna, berganti dengan raut datar. "Iya. Mereka masih membuatkan kandang di halaman samping, jadi-"

"Enyahkan semua ini! Ini bukan Kebun Binatang! Kau menyakiti mataku!"

"Hei, tutup mulutmu yang bau itu! Aku belum selesai bicara!" Sentak Angel jengkel. Johannes sampai ternganga tak percaya dihina seperti itu. Jelas Angel hanya bohong. Johannes tidak bau mulut atau bau badan. "Setelah kandang selesai, mereka tidak akan dilepaskan disini. Dan halaman jelekmu ini akan dibersihkan!" Tukasnya sedikit mengejek.

[TRANSMIGRASI] ANGEL BUKAN MALAIKATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang