5. BERTAHAN

4 1 0
                                    

Johannes gelisah dalam tidurnya, bermimpi sang istri mengkhianatinya dengan tega.

Ukuran ranjang yang luas dan jarak di antara Johannes dengan wanita itu membuat Angel tidak menyadari gelagat gelisah Johannes.

Angel terlelap dengan nyaman. Seharian ini Angel lelah dan kehabisan tenaga. Ini malam pertama ia berbagi ranjang dengan suami si empunya raga. Tidak ada cerita peluk-pelukan, karena mereka berdua butuh istirahat yang serius.

Di sisi kiri tempat tidur, Johannes terus menggeliat tak nyaman. Titik-titik keringat mulai keluar dari pori-porinya. "Tidak... Jangan... Kenapa kau lakukan itu..."

Angel melenguh karena indera pendengarannya mengirim sebuah sinyal ke otak. Tetapi karena otaknya terlalu lelah, jadi hanya respons singkat yang diberikan. Angel tetap tertidur pulas.

Akhirnya Johannes tersentak dan terjaga, refleks menatap sosok wanita yang telah membuatnya gila akhir-akhir ini. Ketakutan Johannes membesar.

Johannes tahu, kakeknya memiliki niat terselubung dengan menjodohkannya dengan Miracle. Dan Johannes kini merasa, suatu saat Miracle akan menghancurkan mentalnya habis-habisan. "Itu tidak boleh terjadi!" Bantahnya. Johannes beranjak dari ranjang dan melangkah keluar.

Sudah pukul 4 dini hari. Johannes pergi ke taman untuk mencari udara segar. Sekelebat bayangan melintas, membuat Johannes siaga dan menangkapnya.

"Akh!" Wanita itu memekik. Johannes membuka tudungnya kemudian mendesah lega.

"Raya, apa yang kau lakukan di sini?"

Wanita itu nyengir. "Aku ingin mengunjungimu."

"Sepagi ini?"

"Aku berangkat kemarin sore. Karena ada hambatan di tengah jalan makanya baru sampai sekarang." Jelas wanita cantik berwajah segar itu. Raya pun melepas jubah keagungan khas satanis miliknya.

Raya Miovave Pentagonix. Sepupu dekat Johannes dari pihak ibu. Raya adalah satu-satunya anggota keluarga yang memihak kepada Johannes dan ibunya. Johannes pikir itu ikatan hati persaudaraan. Padahal jauh di lubuk hati, Raya mencintainya. "Mana istrimu?"

Wajah Johannes berubah pias mendengar istrinya disinggung. "Dia...t-tidur..."

"Hei, kau kenapa?" Tanya Raya penuh perhatian. Dahinya berkerut melihat Johannes membuang muka dan tampak kalut.

"Aku tidak nyaman dengan wanita itu..."

"Lantas kenapa menikahinya?" Sosor Raya. Dia terkekeh karena Johannes menatapnya tajam.

"Jangan pura-pura tidak tahu!"

"Aku bercanda." Raya mengubah sikap, terlihat lebih serius. "Memangnya apa yang Miracle lakukan?"

"Aku mendapatkan mimpi bahwa kelak dia akan menyelingkuhiku." Ungkap Johannes jujur. Lelaki itu menghela nafas kecewa. "Padahal kini setiap hari dia selalu mencari cara untuk mendapatkan hatiku."

"Kau percaya mimpi?" Tanya Raya lagi. Sebenarnya sosok Miracle tidak terkesan picik dan jahat baginya.

"Entahlah. Tapi aku tidak percaya kakek."

"Kakek kenapa?"

Johannes berdehem singkat, kemudian bersidekap dada. "Aku...takut untuk mencintainya. Aku sering merasa was-was di dekatnya. Dia sungguh tidak bisa kutebak."

Raya menghela nafas jengah. "Yah, kalau begitu ikuti kata hatimu saja. Kalau kau nyaman, dekati dia. Kalau kau ragu, jauhi dia. Yang terpenting adalah kenyamananmu, Jo."

Johannes melirik Raya sejenak, mengangguk setuju. "Baiklah, aku akan mencoba menjaga jarak dari istrinya. Wanita itu licik, bisa jadi dia jelmaan iblis." Sejak awal pun Johannes sudah memiliki firasat buruk tentangnya. Dan Johannes hampir jatuh ke dalam cengkramannya.

[TRANSMIGRASI] ANGEL BUKAN MALAIKATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang